Peran Penting Masjid dalam Perjalanan Spiritual Para Mualaf

Ilustrasi masjid untuk mualaf sebagai pusat dakwah dan pengajaran ilmu agama Islam

Sejarah wakaf dalam Islam dimulai pada masa Rasulullah Saw, yakni pembangunan Masjid Nabawi di Madinah. Masjid ini dibangun setelah Nabi Muhammad Saw hijrah dari Makkah. Beliau membangun Masjid Nabawi di atas tanah yang dibelinya dari dua orang anak yatim. Tanah itu kemudian diwakafkan untuk kepentingan umat Islam.

Masjid Nabawi bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan sosial, politik, dan pendidikan bagi umat Islam. Ini menunjukkan bahwa sejak awal, masjid memiliki peran multifungsi bagi masyarakat Muslim. Tak heran jika masjid berperan sangat penting dalam memperkuat akidah, juga sebagai pusat dakwah bagi para mualaf atau seseorang yang baru mengenal agama Islam.

Peran Masjid untuk Mualaf

Beberapa aspek penting kehadiran masjid untuk mualaf antara lain:

  • Tempat binaan mualaf

Masjid menjadi tempat berkumpulnya para mualaf untuk saling menguatkan dan berbagi pengalaman. Di sini, mereka dapat menemukan dukungan emosional dan spiritual yang sangat dibutuhkan dalam perjalanan iman mereka yang baru.

  • Pusat dakwah

Masjid berfungsi sebagai pusat penyebaran ilmu Islam. Para mualaf dapat belajar tentang ajaran Islam secara lebih mendalam melalui kajian-kajian yang diadakan di masjid.

  • Keterlibatan aktif para mualaf

Masjid memberi kesempatan bagi para mualaf untuk terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan dan sosial. Hal ini membantu mereka merasa menjadi bagian integral dari komunitas muslim.

Baca juga: Bolehkah Menggunakan Dana Zakat untuk Membangun Masjid?

Kisah Mualaf di Kampung Wabloi, Pulau Buru

Kampung Mualaf Wabloi adalah contoh nyata betapa pentingnya kehadiran masjid bagi komunitas mualaf. Terletak di kepulauan Maluku, kampung ini dihuni oleh suku asli yang masih kental dengan kepercayaan animisme.

Namun sejak tahun 2012, kampung ini perlahan tapi pasti bertransformasi menjadi kampung mualaf. Cahaya Islam kini menyinari kehidupan di Kampung Wabloi Adat. Namun, masih ada yang dirasa kurang, yaitu sebuah masjid sebagai tempat beribadah dan berkegiatan syiar Islam.

Masjid yang menjadi tempat ibadah salat berjemaah, pusat pendidikan agama, begitu dirindukan oleh masyarakat Kampung Wabloi Adat. Setiap hari Jumat, mereka harus berjalan tiga kilometer ke kampung sebelah untuk dapat melaksanakan salat Jumat. Karena keterbatasan fasilitas dan pengajar, pendidikan agama anak-anak juga hanya didapat dari sekolah formal saja, belum ada sekolah diniyah atau pusat belajar Al-Qur’an di sana.

Ini adalah gambar pelataran masjid nabawi yang dipakai sebagai ilustrasi masjid untuk mualaf
Masjid Nabawi di Madinah.

“Kampung ini tak pernah terdengar suara azan, tak ada tempat ibadah. Minimnya ilmu kami, anak-anak kami hanya mendapatkan ilmu agama dari sekolah,” ucap Ibrahim, Tokoh Adat Kampung Wabloi Adat.

Betapa keberadaan masjid sangat diharapkan oleh masyarakat Kampung Wabloi Adat. Namun, hingga kini impian mereka itu masih belum bisa terwujud. 

Penduduk Kampung Wabloi Ada t mayoritas bermata pencaharian sebagai petani sagu dan berladang singkong. Dengan mata pencaharian tersebut, pendapatan warga terhitung menengah ke bawah. Hal ini menjadi salah satu alasan pembangunan masjid di Kampung Wabloi Adat masih belum bisa terealisasi hingga sekarang.

Baca juga: Wakaf Cianjur Bangkit: Masjid Al-Barokah yang Hancur Akibat Gempa Kini Berdiri Kembali

Menyadari betapa pentingnya masjid untuk mualaf, seperti pada kisah mualaf di Kampung Wabloi Adat, Dompet Dhuafa sebagai lembaga filantropi Islam ikut tergerak untuk mewujudkannya. Dompet Dhuafa sendiri telah meluncurkan program wakaf masjid yang bermanfaat bagi dakwah dan syiar Islam. Wakaf masjid yang sudah berdiri kukuh antara lain Masjid Al Madinah di Parung, Masjid Al Majid di Lampung, Masjid Az Zahra di Lampung, dan Masjid Azzuiva Attaiqi di Purwokerto.

Dalam upaya meluaskan syiar agama Islam, khususnya bagi para mualaf, Dompet Dhuafa mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung pembangunan masjid untuk mualaf di berbagai daerah, terutama di wilayah Indonesia Timur. Program wakaf masjid mualaf bertujuan untuk:

  1. Membangun masjid di daerah-daerah dengan populasi mualaf yang signifikan.
  2. Menyediakan fasilitas pendidikan Islam yang terintegrasi dengan masjid.
  3. Memberdayakan komunitas mualaf melalui program-program sosial dan ekonomi berbasis masjid.

Program ini tidak hanya fokus pada pembangunan fisik masjid, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat sekitar. Dengan demikian, masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pembangunan komunitas yang komprehensif.

Dompet Dhuafa mengajak berbagai pihak untuk berkontribusi menghadirkan masjid pertama bagi para mualaf di Kampung Wabloi Adat, sebagai bagian dari penerapan teladan Rasulullah Saw yang membangun masjid sebagai pusat ibadah, pembinaan iman, dan pemberdayaan masyarakat. Program wakaf masjid untuk mualaf, seperti yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa, merupakan langkah penting dalam mendukung perkembangan spiritual dan sosial komunitas mualaf di Indonesia. 

Yuk kunjungi digital.dompetdhuafa.org/wakaf/masjidmualaf untuk dukung hijrah Kampung Mualaf Wabloi Adat. (Dompet Dhuafa/Wakaf)