TTU, NUSA TENGGARA TIMUR — “Beta (saya) mualaf tahun 60-an. Lalu tahun 1984, lahan ini kita wakafkan untuk dibangun Masjid Nurul Mubin Wini,” aku Usman (71), salah satu Penerima Manfaat Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa di Desa Wini, Insana Utara, Timor Tengah Utara (TTU).
Masjid Nurul Mubin adalah satu-satunya Masjid di Wini. Warga yang jauh, tamu yang melintas (antarnegara), maupun tamu dari luar kota, bahkan Jakarta, singgah dan salat di sini, masjid lahan wakaf dari keluarga Usman. Seperti makna pada namanya, Masjid Nurul Mubin menjadi hikmah benderang yang nyata di Wini.
Baca juga: Meski Kesulitan Mengunyah, Mariyem Bersukacita dan Ingin Rasakan Daging Kurban Dompet Dhuafa
Usman pun mengaku bahagia dan bersyukur dengan perkembangan kegiatan masjid, pun jumlah hewan kurban jadi lebih banyak dengan adanya bantuan dari THK Dompet Dhuafa. Ia juga tidak menyangka bahwa Masjid Nurul Mubin yang berdiri di atas lahan wakaf keluarganya, bertumbuh.
“Saya cuma satu pesan, tolong jaga dan rawat ‘pohon’ ini tetap tumbuh sebagai pelindung dan membuahkan. Semoga umat muslim di mana pun mau ikut memakmurkan masjid,” ucap Usman.
Baca juga: Sambut Baik Program THK Dompet Dhuafa, Masyarakat Tulung Agung Senang Bisa Rasakan Daging Kurban
Gaung #SatuKurbanBanyakKebaikan menjadi tepat kala momen penyembelihan hewan kurban yang terpusat di Masjid Nurul Mubin Wini. Ustaz Abidin Rahmat Umar selaku salah satu Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) di Wini asal Kefa, adalah sang jagal penyembelihan kurban hari itu.
“Umumnya, warga Wini itu Nelayan, pendatang dari Bugis (Suku Wajo) yang merantau ke wilayah pesisir Pulau Timor sejak dahulu. Alhamdulillah, ada THK jadi kurban lebih banyak kali ini dari tahun-tahun sebelumnya,” ungkapnya. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)