Perbatasan Rafah Jadi Titik Serangan Israel

Dompet Dhuafa salurkan ribuan paket kemanusiaan untuk warga Palestina.

Sorai politik Indonesia hingga pasca Pemilu 2024 yang dilaksanakan pada 14 Februari 2024 kemarin, kian ramai. Perhatian masyarakat terhadap situasi di Palestina pun mulai surut. Melansir laman Al-Jazeera, lebih dari 17 ribu anak di Jalur Gaza terpisah dari keluarga dekat mereka, sejak penjajahan Israel di tanah suci Palestina dimulai pada 7 Oktober 2023.

Lebih dari 28 ribu orang telah terbunuh, termasuk 12 ribu anak-anak. Hingga kini, genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina telah berjalan selama empat bulan. Para orang tua di Gaza pun terpaksa membubuhi nama anak-anak mereka di tubuh anak mereka masing-masing. Tujuannya, agar saat anak-anak mereka terluka atau bahkan terbunuh oleh tentara Zionis, mereka dapat diidentifikasi dengan mudah.

bantuan pangan untuk Palestina

Kini Israel makin menunjukkan kebrutalan dan kekejamannya. Perbatasan Rafah–sebagai pintu masuknya bantuan internasional dan titik perlindungan terakhir warga Gaza, pun menjadi target serangan Israel. Pada Senin (12/2/2024), Israel menyerang titik tersebut dan menewaskan sekitar 100 orang. Padahal, terdapat satu juta lebih warga Palestina yang masih terjebak di perbatasan tersebut.

Baca juga: Palestina Merdeka, Benarkah Pertanda Kiamat?

Tak sedikit lembaga kemanusiaan yang terus menyerukan penghentian genosida Israel. Selain diplomasi oleh lembaga internasional atau pemerintah, dukungan serta solidaritas harus terus digaungkan.

Sahabat, Palestina masih menjadi tanggung jawab kemanusiaan kita, umat manusia di seluruh dunia. Pemberangusan hak hidup merupakan kejahatan terbesar dan penindasan terhadap peradaban manusia. Kita tak boleh dan tak bisa tinggal diam.

Perjalanan panjang bantuan kemanusiaan untuk Palestina di Gerbang Rafah
Bantuan kemanusiaan untuk Palestina yang menumpuk di Perbatasan Rafah.

Kontribusi untuk membantu warga Palestina dapat dilakukan mulai dari cara yang paling mudah, yakni memboikot produk asing yang terafiliasi dengan Israel. Menurut Kepala Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, Arif R. Haryono, boikot merupakan aksi efektif yang dapat menurunkan omset waralaba asing dan mengganggu perekonomian mereka. Bahkan, bukannya merugi hal ini malah membawa keuntungan bagi dalam negeri. Sebab, terjadi kenaikan omset UMKM di Indonesia.

Tak hanya seruan aksi boikot, Dompet Dhuafa bersama Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) juga telah memberangkatkan bantuan kemanusiaan untuk Palestina pada November-Desember 2023 lalu. Tim Dompet Dhuafa dan IHA berangkat ke Mesir untuk melakukan berbagai upaya untuk mempermudah akses masuk bantuan bagi warga Gaza. Salah satunya audiensi dengan Kedutaan Besar RI di Mesir.

Baca juga: Baitul Maqdis, Tanah Suci dan Kiblat Ketiga dalam Islam

Hingga saat ini, Dompet Dhuafa pun masih terus menggaungkan kepedulian melalui berbagai program bantuan untuk mewadahi bentuk solidaritas warga Indonesia dalam bentuk apa pun. Rangkaian aksi kemanusiaan, menyerukan kepedulian via forum publik bersama relawan Palestina dan aktivis kemanusiaan, menggulirkan bantuan kesehatan, hingga tabligh akbar.

Tim kemanusiaan dompet dhuafa di karoseri ambulans mesir
Tim Kemanusiaan Dompet Dhuafa melihat pengerjaan ambulans di pabrik Karoseri Ambulans, Mesir.

Sahabat Baik, warga Palestina masih membutuhkan bantuan dari masyarakat internasional, tak terkecuali dari masyarakat Indonesia. Sampai kini, Dompet Dhuafa masih membuka donasi bagi siapa pun yang ingin membantu keberlangsungan hidup warga Palestina di Jalur Gaza. Donasi lebih mudah dengan cara menginstal Aplikasi Dompet Dhuafa (DD Apps) atau bisa juga mengunjungi link berikut, untuk berdonasi secara langsung.

JAGA PALESTINA, SALURKAN BANTUAN