Perbedaan Zakat, Infak, dan Sedekah

sedekah beras, sedekah uang,

Pernahkah sahabat bertanya tentang apa perbedaan zakat, infak, dan sedekah? Mengapa ditulisnya berbeda-beda? Padahal secara umum sama-sama aktivitas mengeluarkan sejumlah dana. Lantas apa yang membedakan ketiga istilah tersebut? Simak ulasan berikut tentang perbedaan zakat, infak, dan sedekah.

Pengertian Zakat, Infak, dan Sedekah Secara Bahasa dan Istilah

Zakat, infak, dan sedekah memiliki pengertian yang berbeda secara bahasa dan istilah. Zakat berasal dari kata zakah, yang memiliki arti bersih, suci, subur, dan berkembang. Secara istilah, zakat adalah sebagian harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim, untuk diberikan kepada mustahiq atau golongan yang berhak menerima zakat. Zakat merupakan kewajiban yang masuk ke dalam rukun keempat dari rukun Islam. Seseorang yang memiliki harta, dan hitungan hartanya telah mencapai nisab serta haul, maka hukumnya wajib membayar zakat.

Secara bahasa, Infak berasal dari kata anfaqa-yunfuqu yang memiliki arti membelanjakan atau membiayai hal-hal yang berkaitan dengan usaha mewujudkan perintah-perintah Allah. Dalam bahasa Indonesia juga mendefinisikan infak sebagai pemberian atau sumbangan harta yang digunakan untuk kebaikan. Secara istilah, infak memiliki arti yakni mengeluarkan sebagian harta atau penghasilan yang kita miliki untuk menjalankan kepentingan yang diperintahkan dalam ajaran Islam. Posisi infak berbeda dengan zakat wajib. Infak tidak mengenal nisab atau jumlah harta yang dimiliki oleh seorang muslim. Tidak ada kewajiban dalam infak untuk disalurkan kepada mustahiq, infak dapat diberikan kepada anak, keluarga, sanak saudara, tetangga, dan lain sebagainya. Karena tidak memiliki hukum wajib mencapai nisab, maka infak dapat dilakukan oleh siapapun dan bagaimanapun kondisinya. Infak merupakan materi yang dikeluarkan dengan tujuan untuk menjalankan ajaran agama Islam.

Baca Juga: 5 Manfaat Berbagi Pada Kaum Dhuafa

Asal mula kata sedekah berasal dari shadaqa, yang artinya ‘benar’. Secara istilah, sedekah adalah pemberian yang dilakukan seorang muslim kepada seorang muslim secara ikhlas dan sukarela, tak terbatas waktu dan jumlah tertentu. Sedekah memiliki semesta yang lebih luas daripada zakat dan infak. Sedekah dapat berupa bentuk materi dan juga non materi. Seperti senyum adalah sedekah, merupakan sedekah non materi. Sehingga siapapun bisa melaksanakan ibadah sedekah, walaupun tidak memiliki materi sepeser pun.

Baca Juga: Inilah Penyebab Kita Sulit Bersyukur

Secara pendekatan bahasa dan istilah, zakat, infak, dan sedekah memiliki perbedaan yag sangat jelas. Zakat merupakan harta yang wajib dikeluarkan dengan syarat tertentu. Infak adalah harta yang dikeluarkan tanpa ada syarat tertentu dengan tujuan untuk menjalankan agama Islam. Sedangkan sedekah adalah pemberian yang dilakukan oleh seorang muslim yang semestanya lebih luas, bentuknya bisa berupa materi ataupun non materi.

Perintah Zakat, Infak, dan Sedekah Dalam Al-Qur’an

Ibadah zakat, infak dan sedekah ada di beberapa ayat Al-Qur’an. Sebagai berikut:

Perintah Wajib Berzakat Zakat

Perintah zakat di Al-Quran ada cukup banyak. Pembahasannya disebutkan sebanyak 44 kali oleh Allah. Berikut ini beberapa perintah zakat, merupakan ibadah wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang telah memenuhi syarat.

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah [9] ayat 103).

“Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah memberi taubat kepadamu maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mujaadilah [58] ayat 13).

“Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Quran), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.” (QS. An-Nisaa’ [4] ayat 162).

Anjuran Allah untuk Berinfak

Dalam Al-Quran, infak bersifat perintah yang sangat dianjurkan. Tidak memiliki syarat wajib seperti zakat, namun apabila melaksanakannya, Allah memberikan balasan surga dan pahalanya tidak terputus. Ada 54 ayat yang membahas tentang infak, beberapa di antaranya sebagai berikut:

“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa’at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah [2] ayat 254).

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Qs. Ali ‘Imran [3] ayat 133-134).

“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan. Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.” (QS. An-Nisaa’ [4] ayat 7-8).

Berlomba-lomba Dalam Sedekah

Sedekah menjadi amalan yang sangat dianjurkan Allah. Apabila kita melaksanakannya, menjadi pahala yang besar diberikan oleh Allah SWT. Di dalam Al-Quran, terdapat 13 ayat yang membahas tentang sedekah, berikut ini beberapa di antaranya:

“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah [2] ayat  271).

“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (QS. Al-Baqarah [2] ayat 263).

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS.  An-Nisaa’ ayat 114).

Hadits Zakat, Infak, dan Sedekah

Sebelumnya, kita telah melihat dalil-dalil Al-Quran yang berbeda ayat tentang zakat, infak, dan sedekah. Berikut ini adalah dalil-dalil hadits zakat, infak, dan sedekah.

Hadits Perintah Wajib Menunaikan Zakat

Dalam beberapa hadits, Rasulullah menyebut kewajiban membayar zakat bersamaan dengan 4 kewajiban lain. Salah satu di antaranya telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

“Dari Abi Abdurrahman, Abdullah ibn Umar ibn Khattab ra, ia berkata, ‘Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Islam didirikan dengan lima perkara, kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, haji ke Baitullah, dan berpuasa di Bulan Ramadan,” (HR Bukhari).

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jagalah harta-harta kalian dengan zakat, obatilah orang-orang sakit di antara kalian dengan shadaqah, dan bersiap-siaplah terhadap musibah dengan doa.” (HR Imam Ath-Thabarani).

Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata, Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan orang yang berpuasa dari perkataan sia-sia dan perkataan kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barang siapa yang menunaikannya sebelum shalat (Idul Fitri), berarti ini merupakan zakat yang diterima, dan barang siapa yang menunaikannya setelah shalat (idul fitri) berati hal itu merupakan sedekah biasa. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan Daru Quthni)

Hadits yang tertulis di atas, merupakan penegasan bahwa mengamalkan zakat fitrah dan zakat maal merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap muslim. Perintah zakat berdiri bersamaan dengan perintah wajib lainnya seperti shalat dan puasa.

Hadits Infak Sebagai Kunci Rezeki

Infak merupakan aktivitas mengeluarkan harta untuk dibelanjakan menjalani ajaran agama Islam. Dalam hadits-hadits berikut, dijelaskan bahwa harta tidak akan berkurang apabila seorang muslim berinfak di jalan Allah. Selain itu, infak juga sebagai kunci rezeki. Allah akan mengganti infak yang kita tunaikan dalam bentuk berbagai rezeki lain yang tidak pernah kita duga arah datangnya.

Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Tidaklah para hamba berada di pagi hari kecuali di dalamnya terdapat dua malaikat yang turun. Salah satunya berdo’a, ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang berinfak ganti (dari apa yang ia infakkan)’. Sedang yang lain berkata, ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang menahan (hartanya) kebinasaan (hartanya).”

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.  “Berinfaklah wahai Bilal ! Jangan takut dipersedikit (hartamu) oleh Dzat Yang memiliki Arsy.” (HR. Oleh Imam Al-Baihaqi).

Hadits Sedekah Sebagai Penghapus Dosa, Penyelamat dari Api Neraka

Sedekah memiliki semesta yang lebih luas daripada zakat dan infak. Sedekah yang dikeluarkan seorang muslim bukan hanya berbentuk harta, namun juga perbuatan dan amalan baik dapat dihitung sebagai sedekah. Berikut ini adalah dalil hadits tentang sedekah.

Tidak perlu khawatir harta kita habis ketika kita memutuskan untuk bersedekah.

“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no. 2588)

“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR. Bukhari no. 1443)

Sedekah tidak hanya dalam bentuk harta, tapi amalan baik kepada sesama manusia dan alam semesta juga dapat dihitung sebagai sedekah.

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu.“ (HR at-Tirmidzi No. 1956)

Rasulullah bersabda, “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Baca Juga: Mengapa Wakaf Termasuk Amal Jariyah?

Sedekah dapat menyelamatkan kita dari api neraka

“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi)

“Orang (yang) memberikan dan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan Sholat, ia akan dipanggil dari pintu Sholat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari no.3666, Muslim No. 1027).

Persamaan yang Dapat Ditemukan

Dari dalil-dalil yang sudah diuraikan di atas, kita dapat menemukan persamaan sekaligus perbedaan zakat, infak, dan sedekah. Persamaan yang dapat ditemukan, dari ketiga ibadah ini, sama-sama mengeluarkan sebagian harta serta membelanjakannya di jalan Allah. Ditujukan untuk berbuat kebaikan, membantu orang-orang yang kesulitan, saling membantu dan mendukung agar kualitas hidup dapat meningkat, agar damai kehidupan yang dijalankan oleh masyarakat muslim. Ketiga ibadah ini sama-sama memiliki timbal balik pahala serta balasan surga dari Allah SWT.

Baca Juga: Teladan Rasulullah SAW: Rela Bagikan Simpanannya

Perbedaan Zakat, Infak, dan Sedekah

Walaupun memiliki kesamaan, terdapat perbedaan zakat, infak, dan sedekah yang perlu kita perhatikan. Agar tidak tertukar mana kewajiban utama yang perlu dipenuhi. Bisa jadi yang kita keluarkan ternyata adalah infak, tapi kita malah berpikir itu zakat.

Perbedaan zakat, infak, dan sedekah dapat dilihat dari fungsi teknis serta hukum yang berlaku di dalamnya. Pertama kita bahas zakat terlebih dahulu, kemudian fungsi dan teknis infak serta sedekah.

Fungsi dan Teknis Ibadah Zakat

Terdapat dua jenis zakat, yaitu zakat fitrah dan zakat maal. Di dalam zakat maal, terdapat pembagian jenis-jenisnya lagi. Seperti zakat profesi, zakat pertanian dan peternakan, zakat harta, zakat harta temuan, zakat emas dan perak, dan sebagainya.

Zakat fitrah dilakukan pada saat bulan Ramadhan. Tujuan zakat fitrah adalah untuk membersihkan proses ibadah puasa yang kita jalankan. Selain itu, zakat fitrah juga dapat menyucikan jiwa, mempersipakan diri kembali ke fitri. Zakat fitrah juga dapat memberikan kemakmuran bagi mustahiq, dan berbahagia bersama di saat hari raya Idul Fitri. Zakat fitrah diwajibkan kepada siapa saja yang memiliki kemampuan makan dalam sehari, walaupun itu hanya sehari semalam. Besarannya pun disamaratakan untuk setiap muslim yaitu sekitar 2,5 kg beras atau makanan pokok.

Baca Juga: Zakat Fitrah dan Ketentuannya Menurut Islam

Zakat maal adalah zakat yang dikeluarkan dari harta yang diperoleh oleh seorang muslim. Tujuannya untuk membersihkan harta yang dimiliki serta membersihkan jiwa dari rasa tamak akan harta. Zakat maal dapat membantu para mustahiq untuk melanjutkan hidup serta meningkatkan kualitas diri melalui berbagai program yang dijalankan oleh lembaga zakat. Di dalamnya, ada beberapa jenis zakat maal seperti zakat profesi, pertanian, emas perak, dan lain sebagainya. Setiap jenis zakat memiliki perhitungan nisab yang berbeda-beda. Tidak semua umat muslim wajib membayar zakat maal, hanya ditujukan kepada mereka yang mampu dan memiliki jumlah harta yang mencapai nisab.

Baca Juga: Inilah Besarnya Nisab Zakat Maal yang Harus Kamu Ketahui

Teknis Infak Berbeda dengan Zakat

Infak adalah mengeluarkan harta yang ditujukan untuk menjalankan ajaran agama Islam. Berikut ini adalah jenis hukum infak yang perlu kita pahami bersama.

Infak Wajib

Infak wajib, adalah harta yang wajib dikeluarkan. Bila tidak, maka perilaku seorang muslim akan dinilai sebagai dosa. Contoh infak wajib seperti mahar pernikahan, menafkahi istri, menafkahi istri yang telah ditalak, menafkahi anak keturunan sampai mandiri.

Infak Sunnah

Infak sunnah adalah harta yang dikeluarkan dapat memperoleh pahala, bila tidak dikeluarkan tidak berdosa. Contoh infak sunnah adalah memberikan harta kepada anak yatim, fakir miskin, orang yang membutuhkan bantuan, dan sejenisnya.

Infak Mubah

Infak mubah adalah apabila mengeluarkan harta tidak menghasilkan dosa, pun juga tidak dilarang. Contoh infak mubah adalah bercocok tanam, berdagang secara jujur, bekerja halal untuk memperoleh harta.

Baca Juga: Inilah Ajaran Islam Tentang Peduli Lingkungan

Infak haram

Jenis infak yang terakhir adalah infak yang haram, yaitu infak yang dikeluarkan namun tidak menjadikan Allah SWT sebagai tujuan berinfak. Contohnya, memberikan harta dan bantuan kepada orang tidak mampu namun dengan tujuan pamer. 

“Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.” (QS. An-Nisa [4]: 38)

Pengamalan Sedekah yang Lebih Luas dari Zakat dan Infak

Sedekah memiliki persamaan dalam mengeluarkan harta kepada orang yang membutuhkan bantuan. Namun, selain memberikan harta adapula ibadah-ibadah lain yang bernilai sedekah seperti: Tasbih, Tahlil, dan Tahmid. Amar ma’ruf nahi munkar. Bekerja dan memberi nafkah pada sanak keluarganya. Membantu urusan orang lain. Mendamaikan dua pihak yang berselisih. Menjenguk orang sakit. Berwajah manis atau memberikan senyuman. Berlomba-lomba dalam amalan baik sehari-hari.

Menunaikan Zakat, Infak, Sedekah di Dompet Dhuafa

Dari ulasan tadi, kita dapat melihat lebih jernih perbedaan zakat, infak, dan sedekah. Walaupun berbeda, ketiganya merupakan amal kebaikan yang dapat kita laksanakan sebagai seorang muslim untuk membersihkan hati, menjalin hubungan yang damai, menjadi rahmat bagi semesta alam. Bila sahabat ingin berkontribusi dalam bentuk zakat, infak, dan sedekah, sahabat dalam klik link banner berikut ini.