TANGERANG SELATAN — Salah satu aset wakaf pendidikan Dompet Dhuafa, yakni Perguruan Islam Al Syukro Universal, menyerahkan surplus wakaf produktif senilai Rp1.371.125.300 kepada Dompet Dhuafa pada Rabu (16/8/2023). Penyerahan surplus wakaf ini dilaksanakan di Wisma Al Syukro Universal, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten oleh Cici Kurniasih selaku Direktur Perguruan Islam Al Syukro kepada Rahmad Riyadi selaku Ketua Pengurus Dompet Dhuafa.
Turut hadir dalam agenda serah terima ini, Ahmad Abdul Wasiudin selaku GM Pendidikan Al Syukro, Rina Fatimah selaku GM Pendidikan Dompet Dhuafa, dan Ali Bastoni selaku GM Pengembangan Wakaf Dompet Dhuafa.
Pada kesempatan ini, Cici menyampaikan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap Al Syukro terus meningkat. Oleh karena itu, para guru dan karyawan pun terus melakukan pembenahan seiring berkembangnya perguruan berbasis wakaf ini.
“Kepercayaan masyarakat terhadap Al Syukro dan Dompet Dhuafa begitu tinggi, sehingga kami anggap ini adalah amanah yang sangat tinggi,” ucapnya.
Saat ini, tercatat ada sebanyak 1.049 siswa yang menjadi peserta didik di Perguruan Islam Al Syukro Universal. Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ajaran 2020/2021 ada sebanyak 845 siswa, kemudian di tahun ajaran 2021/2022 ada sebanyak 893 siswa, dan pada tahun ajaran 2022/2023 ada sebanyak 959. Sedangkan tenaga SDM yang ada, yaitu sebanyak 145 orang, baik guru maupun karyawan.
Sementara itu, ada 13 siswa yang khusus mendapatkan beasiswa, baik dari tingkat SMP maupun SMA. Beasiswa yang digelontorkan untuk beasiswa tersebut senilai Rp453 juta rupiah.
Kepada segenap Pengurus Perguruan Islam Al Syukro, Rahmad Riyadi berharap agar model wakaf produktif ini bisa menjadi contoh bagi sistem manajemen pendidikan di Indonesia. Menurutnya, banyak sekolah di Indonesia yang biayanya makin mahal, namun kualitasnya tidak sebanding dengan harganya. Sekolah Al Syukro mampu dikelola dengan disiplin ilmu pendidikan yang baik.
Hubungan Dompet Dhuafa dan PIASYU sangatlah erat. Dompet Dhuafa dalam mengelola zakat, salah satunya dengan mengusung pemberdayaan pendidikan. Jadi, bukan hanya sekedar menyalurkan uang zakat untuk biaya pendidikan anak, tapi bagaimana dua aspek penting pendidikan di Indonesia, yakni sumber daya pendidik dan infrastruktur bisa mendapatkan tempat yang baik. Pola ini jika dipadukan dengan pola pengelolaan wakaf produktif maka akan mengasilkan sebuah sistem yang sangat baik.
“Maka setiap persoalan pada setiap proses pendidikan yang bermutu, Dompet harus mampu mencari solusi dan mengatasinya. Kita juga harus bisa lebih cermat menelaah satu per satu pembiayaan itu, sehingga menjadi efektif dan efisien,” tutur Rahmad.
Ia juga berpesan bahwa sekolah ini harus menjadi sebuah contoh yang baik, serta menjadi pendidikan berkualitas dengan harga yang terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat. (Dompet Dhuafa/Muthohar)