SUKABUMI, JAWA BARAT – Sebagai bentuk kepedulian terhadap donatur usia lanjut, Dompet Dhuafa mengajak 26 donatur untuk mengikuti kegiatan Pesantren Gemilang. Acara tersebut bertempat di Kampoong Hening, Desa Cidahu, Sukabumi pada 25-27 Februari 2023. Pesantren Gemilang ini menjadi program pertama yang diadakan oleh Dompet Dhuafa sebagai upaya untuk memperhatikan kebutuhan donatur di usia lanjut, khususnya untuk donatur yang sudah berusia 50 tahun ke atas.
“Pesantren Gemilang merupakan aktivitas bersama selama tiga hari, di mana di dalamnya kami akan melakukan banyak hal. Serta ada juga penyampaian materi yang akan menggugah ruhiyah kita, mengasah kalbu kita, dan juga menggugah kesadaran kita tentang hakikat hidup khususnya bagi mereka yang sudah berusia senja,” Terang Bobby Manulang, selaku General Manager Layanan Donatur dan Retail Wakaf Dompet Dhuafa.
Selama tiga hari, aktivitas yang dilakukan beragam dengan materi-materi yang diisi oleh narasumber yang kompeten di bidangnya. Aktifitas lainnya yaitu beribadah bersama mulai dari ibadah salat wajib, tahajud, dan dhuha. Adapun narasumber yang hadir untuk mengisi materi di kegiatan ini di antaranya: Sofie Beatrix, Ustaz Ahmad Fauzi Qasim, Dr. Astriana Yulda, Jamil Azzaini, Ustaz Ahmad Pranggono, dan Fatchuri Rosidin.
Di hari pertama (25/02/2023), materi yang disampaikan adalah Menjadi Sehat dan Bahagia dengan Mindfullnes oleh Sofie Beatrix. Materi ini mengajak para peserta untuk melakukan mindfull breathing dan body scanning, dilanjutkan makan siang bersama dan istirahat. Kemudian, ada juga kelas kreatifitas membuat Cocodama yang juga masih bersama Sofie Beatrix dan santri-santrinya.
Lalu pada malam harinya, kegiatan berlanjut dengan meteri Tazkiyatun Nafs bagi seorang muslim yang disampaikan oleh Ustaz Ahmad Fauzi Qasim. Peserta terlihat sangat antusias dan gembira mengikuti kegiatan di hari pertama ini.
“Pesantren Gemilang menjadi ikhtiar Dompet Dhuafa pada mereka yang sudah berusia 50 tahun ke atas. Kami berharap (mereka) dapat mempunyai kemampuan untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya. Oleh karenanya, kita butuh sosok manusia yang sama-sama kita kuatkan ibadahnya, keimanannya, dan yang terpenting adalah bagaimana akhir hidupnya, husnul khatimah,” ungkap Fauzi Qasim.
Udara dingin nan sejuk di Desa Cidahu tidak mematahkan semangat peserta. Di hari berikutnya (26/02/2023), peserta juga sangat aktif mengikuti kegiatan mulai dari salat tahajud bersama, kemudian sesi mindfull breathing lagi bersama Sofie Beatrix di pagi hari dan lanjut untuk salat dhuha berjamaah.
Siang harinya, dr. Astriana Yulda juga memberikan materi tentang Kiat Tetap Sehat dan Bugar di Usia Senja yang dilanjutkan dengan istirahat untuk tidur siang.
“Lansia sekarang makin banyak, tapi kita jangan menjadi lansia yang memberatkan anak, memberatkan negara, dan memberatkan semua. Lansia itu hebat dan keren, kemampuannya luar biasa. Semua lansia juga harus menjadi subjek, yang mana harus memberi keputusan, memberi contoh dan harus bisa mandiri. Pemerintah sendiri berupaya untuk menjadikan lansia di Indonesia sebagai lansia yang keren dan kuat,” terang pemateri yang akrab disapa dr. Ririn tersebut dalam sesinya.
Rangkaian acara hari itu berlanjut sore hari dengan materi On-kan Hidup oleh motivator Jamil Azzaini. Kemudian malam harinya Bersama ustaz Ahmad Pranggono dengan materi Meraih Kehidupan Husnul Khotimah.
Di hari terakhir (27/02/2023), peserta juga masih sangat aktif mengikuti kegiatan yang ada walau cuaca sedang hujan. Mulai dari ibadah shalat subuh berjamaah, berlanjut dengan healing massage bersama Sofie Beatrix. Kemudian dilanjutkan dengan materi penutup oleh Fatchuri Rosidin terkait materi Life Again at Sixty.
Tidak terasa, rangkaian kegiatan Pesantren Gemilang ini berakhir dan tiba saatnya momen penutupan dan kembali pulang. Wajah-wajah haru mengisi perpisahan siang itu, karena selama kegiatan berlangsung, mereka para donatur sudah saling akrab dengan panitia. Bahkan sudah seperti layaknya anak dan orang tua sendiri, sebuah kehormatan bagi Dompet Dhuafa.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami, materi-materi yang disampaikan juga menambah ilmu pengetahuan yang bisa dijadikan bekal untuk melanjutkan sisa-sisa waktu kita. Khususnya untuk berbuat baik dan tetap istiqamah, karena kami mendapatkan materi bukan hanya tentang agama, tetapi juga tentang Kesehatan,” ucap Nonviarni Mawardji (63), sebagai salah satu donatur yang mengikuti Pesantren Gemilang.
Baca Juga: Pesantren Mualaf Indonesia Dompet Dhuafa Hadir di Karo
“Harapannya, semoga Dompet Dhuafa tetap Berjaya dalam menjalankan misinya, dalam meningkatkan perekonomian kaum duafa. Semoga program ini masih bisa berlanjut, khususnya buat kami yang sudah masuk dalam usia senior dan dalam posisi sudah tidak bekerja,” tutup Nonvi. (Dompet Dhuafa/Awalia R)