JAKARTA — Masalah kemanusiaan merupakan tanggung jawab bersama. Ia tidak dapat diselesaikan oleh segelintir pihak. Juga tidak akan selesai-selesai, apabila segelintir pihak tersebut terdistruksi atau lebih fokus pada konflik-konflik semata, tanpa mencari solusi. Bahkan, kadang kala saat dilakukan oleh banyak pihak juga belum tentu akan bisa selesai. Namun, setidaknya dapat meminimalisir dampak dari masalah-masalah yang ada.
Melihat kenyataan tersebut, International Forum Solidarity – EMMAUS (IFS – EMMAUS) menjalin silahturahmi dengan Dompet Dhuafa pada Kamis (21/3/2019) pagi, di kantor Dompet Dhuafa, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kunjungan tersebut tentu untuk memperkuat semangat kemanusiaan yang terpancarkan dari masing-masing pihak.
Direktur IFS – EMMAUS, Hamzalija Okanovic, dengan ditemani oleh dua kawannya, mengakui kalau momen kali ini merupakan kunjungan pertama mereka ke Indonesia. “Ini merupakan kunjungan pertama kami di sini. Karena kami juga belum mempunyai kantor cabang di sini. Walaupun bukan pertama kalinya berkunjung ke wilayah Asia,” ujar Hamzalija, melalui penerjemah.
IFS – EMMAUS sendiri merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat yang bertempat di Bosnia-Herzegovina atau yang biasa disebut dengan Bosnia. Lembaga tersebut terbentuk atas semangat untuk menolong orang-orang rentan yang membutuhkan. Baik itu orang tua atau anak-anak. Mengingat salah satu faktor pendorong terbentuknya lembaga ialah dampak dari konflik perang yang terjadi pada kurun waktu 1991 hingga 1995. Peristiwa tersebut dikenal juga dengan Perang Bosnia. Sebut saja beberapa dampak yang dihasilkan, dari segi ekonomi misalnya banyaknya pengangguran, kemiskinan, kelaparan, dan lain sebagainya. Hingga pada taraf tertentu terjadinya kekerasan terhadap anak. Itu hanyalah sedikit gambaran dari dampak yang terjadi. Masih banyak lagi dampak-dampak lainnya.
Akan tetapi, IFS – EMMAUS tidak hanya bergerak di bidang ekonomi saja, melainkan pendidikan, kesehatan, sosial dan agama. Hal tersebut tampat dari semua anggotanya walau beragama islam, namun mereka tidak menganggap bahwa lembaga mereka merupakan lembaga berbasis keagamaan. Melainkan lebih fundamental lagi, yakni kemanusiaan. Hal tersebut tidak berbeda jauh dari apa yang melandasi terbentuknya Dompet Dhuafa, yaitu semangat kemanusiaan.
“Kita (kondisi Negara Indonesia dan Bosnia) memiliki banyak kesamaan,” ujar Haryo Mojopahit, selaku General Manager Advokasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa dalam penjelasannya tentang Dompet Dhuafa.
Lalu dilanjutkan oleh pengenalan masing-masing program yang dimiliki oleh Dompet Dhuafa dan IFS-EMMAUS, sebagai langkah awal kedepannya untuk mensinergikan agenda-agenda kemanusiaan yang akan digerakan. Kemudian pertemuan tersebut ditutup dengan penyerahan cinderamata dari kedua belah pihak. Penyerahan diwakilkan oleh Hamzalija Okanovic dan Yuniarko, selaku Direktur Wakaf Dompet Dhuafa Filantrofi. Semoga sinergi ini terus meluas untuk kita tidak takut berbagi. (Dompet Dhuafa/Fajar)