LAMPUNG — Menurut laporan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, angka prevalensi wasting atau gizi buruk di Indonesia pada tahun 2022 sebesar 21,6 persen. Untuk itu, beragam upaya terus dilakukan oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat demi menurunkan angka prevalensi tersebut. Dompet Dhuafa sebagai lembaga yang memiliki pilar kesehatan serta kesejahteraan sosial turut ambil bagian dalam hal ini.
Di Lampung, angka prevalensi wasting tersebut sebesar 7 persen, sementara di Kota Metro khususnya, angkanya lebih besar, yaitu sebesar 8,4 persen. Maka dari itu, Dompet Dhuafa Lampung berkomitmen membantu menyelamatkan masa depan anak bangsa dengan pengentasan gizi buruk melalui Program Pos Gerakan Sadar Gizi (GENZI).
Pos Gerakan Sadar Gizi (GENZI) merupakan salah satu program di pilar kesehatan Dompet Dhuafa Lampung. Pos GENZI merupakan intervensi perbaikan gizi balita wasting dan berisiko wasting melalui pendidikan pangan lokal dan perubahan perilaku makan yang dilakukan secara terus menerus selama 12 hari di Pos GENZI.
Istilah wasting sendiri merupakan kondisi berat badan anak terhadap tinggi badannya yang tidak proporsional atau sangat kurang bahkan berada di bawah rentang angka normal. Dalam kondisi wasting, perawakan anak tampak kurus atau sangat kurus karena berat badan tidak sepadan dengan tinggi badan. Selain risiko kematian yang tinggi, anak penderita wasting yang tidak tertangani dengan baik berisiko tiga kali lebih tinggi menjadi stunting.
Pada pelaksanaannya, Program Pos GENZI bermitra dengan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Cabang Lampung dan kader posyandu setempat selaku pelaksana program di lapangan.
Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Lampung, Yogi Achmad Fajar menyampaikan, sejak akhir Januari 2023 Program Pos GENZI telah berlangsung di Kota Metro, tepatnya di Kelurahan Yosomulyo, Kecamatan Metro Pusat. Saat ini, Program Pos GENZI tengah memasuki tahap monitoring dan evaluasi. Secara total, tercatat ada 20 anak dan orang tua yang menjadi penerima manfaat Program Pos GENZI ini.
Baca juga: Hari Ibu, Dompet Dhuafa Lampung dan AIMI Daerah Lampung Gulirkan Program GENZI
Pemilihan lokasi serta target penerima manfaatnya tentu tak sembarangan. Dompet Dhuafa Lampung menentukan sasaran para penerima manfaat berdasarkan hasil koordinasi serta rekomendasi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Metro.
“Pemilihan lokasi tentu kami berkoordinasi dengan Dinkes setempat yang merekomendasikan lokasi-lokasi yang ada di Kota Metro. Sehingga program ini benar-benar tepat sasaran dan berdampak bagi masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Karin selaku pelaksana Program Pos GENZI dari AIMI Lampung menyebutkan bahwa setelah satu bulan hingga dua bulan program ini berlangsung, terdapat beberapa penerima manfaat yang mengalami peningkatan berat badan. Meski masih ada pula yang belum mengalami kenaikan lantaran adanya komplikasi kesehatan lain. Namun, ini akan terus dilakukan peninjauan lebih lanjut, agar menjadi perhatian khusus ke depannya.
“Alhamdulillah setelah monitoring kedua, terdapat beberapa yang mengalami peningkatan berat badan,” sebut Karin.
Rohwati (53), salah satu kader posyandu di Kelurahan Yosomulyo, Metro Pusat, bercerita terkait pengalamannya dalam mendampingi dan memantau pelaksanaan program Pos GENZI selama 12 hari. Ia pun merasa terbantu dengan adanya Program Pos GENZI yang telah memberikan banyak edukasi. Sehingga, terjadi perubahan perilaku pola asuh orang tua dan pola makan anak.
“Terima kasih AIMI dan Dompet Dhuafa, kami para kader dan orang tua mendapatkan ilmu baru dan dapat kami bagikan dan praktikkan terus ke depannya,” ucapnya.
Baca juga: Darurat Gizi Buruk Di Maluku Tengah, Dompet Dhuafa Terjunkan Tim Kemanusiaan
Perubahan perilaku akibat program ini terlihat baik pada orang tua maupun anak. Anak-anak sudah terbiasa mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Sementara itu, para orang tua dituntut untuk bisa memberikan asupan makanan yang cukup dan seimbang bagi anak dengan tidak perlu memisahkan antara isi piring anak dan orang tua. Maka itu, mereka jadi lebih kreatif untuk mengolah makanan agar dapat dikonsumsi oleh buah hatinya.
“Sekarang orang tua tidak lagi bingung untuk memberikan makanan kepada balita. Karena tidak lagi memisahkan makanan anak dan makanan sehari-hari. Anak memakan apa yang dimakan orang tua,” ucapnya.
Salah satu penerima manfaat program ini, Riyanti (32), juga bercerita bahwa anaknya kini menjadi lebih lahap makannya. Karena sebelumnya cukup sulit untuk makan. Menurutnya, makan bareng orang tua menjadi daya tarik yang cukup bagus agar anak lahap menghabiskan makanannya.
“Alhamdulillah, berkat Program Pos GENZI ini, kami ibu-ibu jadi lebih kreatif. Sekarang anak jadi suka ngemil juga,” tutur Riyanti bercerita. (Dompet Dhuafa)
Teks dan foto: Riza Muthohar, Dompet Dhuafa Lampung
Penyunting: Dhika Prabowo