Potret Kecil Warga Hadapi Pandemi Covid-19 di Jawa Tengah

KENDAL, JAWA TENGAH — Ialah Musyahid (51) dan Sulastri (55), berasal dari salah satu tempat di Desa Kebonharjo, Kecamatan Patebon, Kendal, Jawa Tengah. Di usianya yang menganjak 50, mereka masih tetap terlihat muda. Semangat hidup yang tinggi dan pantang menyerah.

Selama pandemi Covid-19 merebak di Indonesia, mereka tetap terus berjuang untuk hidup meski dengan serba keterbatasan. Musyahid yang dulunya bekerja sebagai buruh toko bangunan, sekarang hanya membantu dagangan yang diempu sang istri, yakni dagangan makanan cepat saji di rumahnya.

“Saya hampir satu tahun lebih kena flek (TBC). Ini sudah sembuh dan sedang mencari pekerjaan,” pungkas Musyahid pada tim DMC Dompet Dhuafa, Kamis (12/8/2021).

Sudah 9 (sembilan) tahun Musyahid menjadi buruh di toko bangunan tempat terakhirnya bekerja. Namun karena suatu alasan, toko tersebut tutup kemudian Musyahid dirumahkan. Naasnya, tidak lama Musyahid terserang penyakit TBC.

“Waktu dulu, bapak tiap malam batuk terus. Akhirnya kita berobat ke puskesmas, meski harus bolak-bolak selama 6 bulan ke puskesmas, alhamdulillah bapak akhirnya sembuh juga,” timpal Sulastri.

Saat ini penghasilan keluarga hanya bertumpu pada penghasilan Sulastri dan anak semata wayangnya. Biasanya Sulastri dan Musyahid akan memulai masak sekitar jam 02:00 WIB. Seusai memasak tidak lupa mereka menunaikan shalat subuh terdahulu baru kemudian membuka dagangan jualannya. “Dulu buat pepes pindang, dan pepes ayam,” sambung Sulastri sambil melayani pembeli.

Sulastri sendiri memulai usaha ini sudah terbilang lama, kurang lebih mencapai 15 tahun ia menekuni usaha ini. Namun karena pandemi Covid-19, hal ini berdampak juga pada jumlah penghasilannya. Jika biasanya dengan modal perhari Rp200.000 dan mendapatkan keuntungan dua kali lipat. Sekarang dengan modal yang sama bahkan belum bisa menutup kembali modal tersebut.

“Orang-orang takut keluar dan memang di wilayah ini juga banyak yang terpapar Covid-19. Sehingga tidak ada yang beli. Dahulu juga sekolah-sekolah suka memesan makanan di sini. Namun karena tidak ada kegiatan, tidak ada pula yang beli,” tambahnya.

Melalui keteguhan dan kondisi finansial yang kurang, Musyahid dan Sulastri terpilih menjadi salah satu penerima manfaat Ketahanan Pangan Dompet Dhuafa. Musyahid dan Sulastri mendapatkan bantuan beras dan daging kalengan hasil petani pemberdayaan Dompet Dhuafa. Sehingga mampu membantu kebutuhan pangan sehari-hari atau pun dijadikan tambahan menu untuk usaha makanan Sulastri.

“Semoga Covid-19 cepat hilang, dan bisa jualan lagi seperti dulu,” tutup Sulastri. (Dompet Dhuafa / DMC)