PT PJB Unit Pembangkitan Paiton bersama SEAHUM dan DMC Distribusi Sembako Untuk Penyintas Gempa Bumi di Filipina

BAGUIO, FILIPINA — Pada Senin (19/09/2022), PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit Pembangkitan Paiton bersama SouthEast Asia Humanitarian Committee (SEAHUM) dan Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa mendistribusikan sembako gratis bagi penyintas gempa bumi di Filipina.

Melalui mitra lokal yang bernama Philippine Humanitarian Care (Philcare) sembako dibagikan kepada 100 penerima manfaat. “Kami Mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada pihak PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit Paiton, yang telah berkontribusi dan berkolaborasi dalam program penanggulangan bencana. Semoga Allah SWT membalas amal baik kita dengan ganjaran yang setimpal,” jelas Haryo Mojopahit selaku Chief Executive DMC Dompet Dhuafa.

Donasi kemanusiaan dari PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit Paiton yang diterima oleh DMC Dompet Dhuafa pada Selasa lalu (06/09/2022). Telah disalurkan dalam program bantuan Internasional Gempa Filipina pada Senin ini (19/09/2022).

“Sebagai wujud dari perusahaan yang peduli terhadap setiap lini aspek kehidupan, PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit Pembangkitan Paiton melalui kolaborasi dengan DMC Dompet Dhuafa berupaya untuk hadir dan berpartisipasi mendukung masyarakat yang terdampak bencana,” terang Agus Prastyo Utomo selaku General Manager PT. PJB Unit Pembangkitan Paiton.

Sebelumnya gempa bumi berkekuatan 7,1 magnitudo melanda Pulau Luzon di Filipina pada Rabu bulan Juli lalu (27/07/2022). Menurut United States Geological Survey (USGS), gempa berkekuatan 7,1 magnitudo berada sekitar 11 km (enam mil) timur-tenggara kota Dolores dan terjadi pada kedalaman dangkal 10 km (6 mil).

Sementara itu, guncangan terasa hingga wilayah Bucloc, Manabo, dan Abra hingga Manila. Namun dampak kerusakan mencakup wilayah Kota Vigan, Sinait, Bantai, San Esteban, Ilocos Sur, Laoac, Pangasinan dan Kota Baguio.

The National Disaster Risk Reduction and Management Council (NDRRMC) melaporkan bahwa gempa tersebut menyebabkan 11 kematian, 574 jiwa terluka, dan kerusakan infrastruktur dan pertanian senilai sekitar Php 1,6 miliar atau setara Rp417 miliar.

Sejarah mencatat setidaknya 40 gempa bumi yang terjadi antara tahun 1589 dan 1985 yang bersumber dari Laporan Southeast Asia Association of Seismology and Earthquake Engineering (SEASEE) (1985) di Abra, Ilocos Norte dan provinsi-provinsi yang berdekatan. Sepuluh dari gempa bumi ini memiliki magnitudo mulai dari 3,8 hingga 5,6, yang dilaporkan telah mempengaruhi Provinsi Abra dan sekitarnya. Dua peristiwa gempa besar dengan magnitudo signifikan tercantum di bawah ini:

Pada tahun 1862 September, gempa bumi dengan kekuatan 6.2 magnitudo yang terjadi di Ilocos Norte mengakibatkan beberapa kerusakan bangunan di berbagai kota, terutama di Piddig dan Ilocos Norte. Abra mengalami goncangan tanah kuat yang berlangsung sekitar satu menit. Ada empat gempa susulan dengan kekuatan yang sama tetapi durasinya lebih pendek. Tapi tidak ada kerusakan yang dilaporkan.

Kemudian pada tahun 1877 September gempa bumi terbesar yakni berkekuatan 5,6 magnitod dengan pusat gempa di Provinsi Abra terjadi di Bangued. Abra dilaporkan mengalami beberapa kerusakan pada atap rumah-rumah warga. Dengan kenyataan di atas, Filipina merupakan salah satu wilayah yang rawan terhadap bencana alam, khususnya gempa bumi. Bantuan yang diberikan sangat berarti bagi mereka yang terdampak bencana alam.

“Terima kasih kepada donatur yang telah membantu menyalurkan bantuan untuk kami,” terang Zulaica D. Dibansa selaku salah satu penerima manfaat. (Dompet Dhuafa / DMC)