JAKARTA — Sebagai upaya pelaporan aktivitas dan pencapaian, Dompet Dhuafa menggelar Public Expose 2023, pada rangkaian acara agenda tahunan Indonesia Humanity Summit (I-HitS) yang diinisiasi oleh Dompet Dhuafa, Kamis (21/12/2023), di Ciputra Artpreneur, Jakarta.
Gelaran ini menjadi kesempatan bagi Dompet Dhuafa untuk membedah program dan praktik baik yang telah dilakukan lembaga filantropi Islam ini. I-HitS 2023 juga mengajak berbagai kalangan untuk menjalin kolaborAksi untuk menyelesaikan isu-isu kemiskinan. Di samping pelaporan secara berkala, Public Expose 2023 juga meneguhkan positioning Dompet Dhuafa dalam ekosistem pengentasan kemiskinan dan pembangunan nasional.
Hadir dalam sesi tersebut, Bambang Suherman selaku Direktur Program Dompet Dhuafa, Haryo Mojopahit selaku General Manager Komunikasi dan aliansi Strategis Dompet Dhuafa, Media yang diwakili Wahyudi Askar dan Nelwan Harahap selaku Asisten Deputi Kemenko PMK.
Baca juga: Paparkan Capaian, Dompet Dhuafa Gelar Public Expose Program SIMCETING Inisiasi PT PJUC
Bambang Suherman mengungkapkan bahwa tingkat serapan penyaluran Dompet Dhuafa tahun 2023 sebesar 99,58%. Kinerja penyaluran Dompet Dhuafa sangat efektif menurut Allocation to Collection Ratio, Zakat Core Principle.
“Dompet Dhuafa menghimpun dana masyarakat sebesar 363,31 miliar rupiah dan yang sudah disalurkan sebanyak 361,78 miliar rupiah,” ujar Bambang.
Dompet Dhuafa berupaya untuk mendesain dan merekontruksi sebuah gagasan agar Dompet Dhuafa bisa menghasilkan solusi dalam mengentaskan kemiskinan. Caranya, dengan melebarkan beragam program pemberdayaan bagi masyarakat untuk dapat berdaya.
“Ini yang kemudian menjadi tantangan di Dompet Dhuafa, mewujudkan satu mekanisme yang bisa meng-upgrade skill masyarakat kita di lapangan, dan betul-betul memiliki dampak signifikan di masyarakat,” kata Bambang.
Baca juga: IHitS Dompet Dhuafa Hadirkan Para Pegiat Kemanusiaan di Panggung Public Expose 2022
Kawasan Mandiri Berdaya (MADAYA), basis kawasan ini adalah teritorial desa, kemudian intervensinya berbasis komoditas unggulan yang dikembangkan sebagai program multi tematik yang meliputi lima pilar, yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, budaya dan dakwah.
Kawasan Madaya Dompet Dhuafa melakukan pendekatan intensifikasi program pemberdayaan masyarakat berbasis kawasan yang telah ditetapkan perimeternya, baik berbasis geografi ekologis maupun administratif pemerintahan. Dalam mewujudkan kawasan berdampak signifikan terhadap pengentasan kemiskinan, dan akan berjalan dalam waktu yang panjang ada dua hal.
“Pendampingan manajemen keuangan dan pendampingan pembentukan kelembagan lokal secara ekonomi, sehingga nanti intervensi untuk mengembangkan kemampuan ekonomi mereka berdasarkan keputusan kelembagaan yang profesional, kami menyebutnya kemitraan. Dompet Dhuafa hadir sebagai mitra,” imbuh Bambang.
Baca juga: Jaga Transparansi Kinerja Lembaga, Dompet Dhuafa Adakan Public Expose 2018
Implementasi program Kawasan Madaya menggunakan metode pendekatan Filantropreneur, yaitu program dengan tiga tahapan. Program Kawasan mendorong mustahik menjadi muzaki dengan kemampuan pengelolaan usaha sosial yang baik. Usaha sosial ini juga akan menjadi modal pengembangan wakaf produktif.
“Implementasinya ada tiga tahapan yang kita lakukan, yaitu pendampingan mustahik, penguatan kelembagaan kemitraan, dan aliansi nasional sosial enterprise,” tambah Bambang.
Dengan lima pilar Dompet Dhuafa, secara rinci pilar Pendidikan dengan jumlah penerima manfaat 67.459. Lalu Ekonomi dengan 10.347. Sementara, di pilar Kesehatan terdapat 139.881 jiwa dan di pilar Sosial Kemanusiaan terdapat 2.302.124 jiwa. Untuk pilar Dakwah dan Budaya terdapat 105.512 jiwa.
Salah satu implementasi Kawasan Madaya adalah Desa Kopi Solok Sirukam. Desa Kopi di Nagari Sirukam, diinisiasi oleh Dompet Dhuafa Singgalang sejak tahun 2019 dengan produk utamanya adalah “Greenbeans” dan memiliki merk dagang “Kopi Solok Sirukam”. Intervensi yang diberikan, yaitu bantuan modal untuk kebutuhan pupuk, pendampingan budi daya tanaman kopi, market & product development, dan terbentuknya kelembagaan lokal.
Dampak dari Kawasan Madaya di Desa Kopi Solok Sirukam ini, terbentuknya Koperasi “Solok Sirukam Sepakat” dan Kelompok petani kopi “Cirubuih Indah Non Jaya, terdapat peningkatan pendapatan dari harga jual Red Cherry Rp4.500/kg menjadi Rp8.500-Rp13.000/kg dan menjadi etalase pembelajaran tentang budi daya kopi dari hulu ke hilir.
Sementara itu dalam diskusi yang sama, Haryo Mojopahit General manager Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa mengungkapkan bahwa Public Expose 2023 diharapkan Dompet Dhuafa memiliki satu strategi bersama yang akan digulirkan di tahun 2024, untuk mengevaluasi apa yang sudah dilakukan Dompet Dhuafa.
“Di sini kita sejalan dengan Pembukaan UUD dan Pancasila bahwa kita juga ingin mendorong masyarakat adil dan makmur. Dompet Dhuafa, misi kami adalah memberdayakan kaum dhuafa agar terbebas dari belenggu kemiskinan. Kami melakukan pembelaan dan pelayanan untuk mendorong perubahan masyarakat berbasis keadilan, setiap orang punya akses yang sebanding dnegan apa yang mereka upayakan,” tutur Haryo.
Salah satu panelis yang hadir, yakni Nelwan Harahap mengungkapkan bahwa Dompet Dhuafa memiliki posisi strategis, di mana Dompet Dhuafa bisa mempertemukan masalah dengan solusi melalui kolaborAksi.
“Saya setuju tentang kemiskinan di Indoensia saat ini, namun yang kita butuh effort yang tinggi. Kolaborasi kita dengan semua stakeholder harus bergandeng tangan, termasuk menginformasikan gerakan kemanusiaan dan jejaring yang dibangun oleh Dompet Dhuafa kepada pemerintah dan lembaga-lebaga dunia usaha tentunya. Dan dengan agenda seperti ini, saya kira akan memudahkan para pelaku kemanusiaan lainnya untuk tertarik dan ikut serta dalam mendukung program-program yang ditawarkan oleh Dompet Dhuafa kepada mitra strategis dan mitra kebaikan ke depannya,” ujar Nelwan. (Dompet Dhuafa/Anndini/Muthohar)