Puluhan Ekor Sapi THK 1444 H Gembirakan Para Pengungsi di Somalia

THK untuk pengungsi Somalia

BAIDOA, SOMALIA — Selain ke daerah-daerah terdampak bencana di Nusantara, Program Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa juga menyasar berbagai lokasi di mancanegara. Salah satunya adalah di Somalia. Di sana, Dompet Dhuafa bermitra dengan lembaga sosial setempat, yaitu Tadamun Social Society, untuk melaksanakan program dan menyalurkan daging-daging kepada para penerima manfaat yang membutuhkan.

Tim Dompet Dhuafa dan Tadamun Social Society berkumpul dan merayakan Iduladha bersama para pengungsi internal di Distrik Baydhabo di negara bagian Somalia Barat Daya, pada Kamis (29/6/2023). Sebanyak 38 ekor sapi dengan berat sekitar 250 kilogram berhasil dipotong dan dibagikan kepada 500 keluarga secara langsung. Di samping itu, ada juga penerima manfaat tidak langsung yang dijangkau sebanyak 2.700 anggota keluarga.

Baydhabo yang juga dikenal sebagai Baidoa secara lokal adalah ibu kota wilayah teluk dan ibu kota sementara Negara Bagian Somalia Barat Daya. Baidoa terletak sekitar 240 kilometer sebelah barat Mogadishu dan Tenggara perbatasan Ethiopia, di salah satu koridor perdagangan utama Somalia, yang menghubungkan Pelabuhan Mogadishu dan wilayah produktif di Lower Shabelle dengan Ethiopia dan Kenya.

Sejak tahun 2004, Baidoa telah mengalami perluasan spasial secara besar-besaran, meningkat tiga kali lipat antara tahun 2004 dan 2019. Peningkatan ukuran spasial ini sejalan dengan migrasi desa-kota ke Baidoa karena peristiwa perpindahan yang terjadi secara berturut-turut. Sejak tahun 2011, dampak kekeringan, banjir dan ketidakamanan telah menyebabkan pengungsian besar-besaran dari masyarakat yang melarikan diri dari krisis di daerah pedesaan ke Kota Baidoa.

Baca juga: Semakin Bermakna Iduladha di Negeri Syam dengan Hadirnya Program THK

Pada tahun 2019, Baidoa menampung sekitar 360 ribu pengungsi yang ditempatkan di 435 lokasi. Pada tahun 2021, jumlah pengungsi meningkat menjadi 430.991 orang yang ditampung di 548 lokasi pengungsian. Sekitar seperempat pemukiman pengungsi di Somalia terletak di dalam dan sekitar Baidoa, sebagian besar di daerah pinggiran kota. Urbanisasi di Baidoa sebagian besar disebabkan oleh proses perpindahan berturut-turut yang menyebabkan peningkatan jumlah pengungsi di Baidoa.

Tingginya jumlah pengungsi akibat krisis alam menjadi alasan utama bagi Dompet Dhuafa untuk menghadirkan Program THK di sana. GM Aliansi Strategis dan Advokasi Dompet Dhuafa, Arif Rahmadi Haryono, mengatakan bahwa hadirnya Program THK bagi masyarakat Somalia ini sebagai bentuk rasa kemanusiaan masyarakat Indonesia kepada sesama.

“Masyarakat Indonesia dan Somalia saling bersaudara. Kesulitan mereka atas krisis-krisis yang terjadi menjadi dorongan kami untuk saling berbagi. Bantuan melalui Program THK menjadi momen memiliki nilai lebih. Sebab selain di situ ada unsur sosial dan kemanusiaan, juga ada untuk spritual,” ucapnya di Jakarta, Jumat (7/7/2023).

THK untuk pengungsi Somalia
Proses pemotongan sapi THK 1444 Dompet Dhuafa di Somalia.

Sementara itu, Ibrahim Abdullahi Mohamed selaku Program Manager Tadamun Social Society, menceritakan bahwa proses pendistribusian hewan kurban meliputi beberapa tahap. Yaitu, menentukan peternak yang akan memasok hewan kurban, mengidentifikasi penerima manfaat, melakukan pengangkutan hewan kurban ke lokasi pemotongan, pemeriksaan hewan atas kelayakannya untuk dikonsumsi, penyembelihan hewan sesuai tata cara Islam, pemindahan paket daging ke tempat distribusi, verifikasi penerima manfaat, dan terakhir melakukan serah terima daging kurban.

Di lokasi distribusi, penerima manfaat yang membawa voucher dipanggil dalam jumlah kecil untuk menjaga ketertiban dan keamanan. Setelah menunjukkan voucher kepada tim distribusi untuk ditukarkan dengan satu paket daging. Para lansia dan ibu hamil mendapatkan prioritas, sehingga tidak harus menunggu lama. Pendistribusian berlangsung di lokasi pengungsian untuk mengurangi jarak tempuh penerima manfaat dengan membawa paket daging. Hal itu dilakukan demi alasan keselamatan dan keamanan sejalan dengan prinsip perlindungan yang dianut TASS.

“Para penerima manfaat sangat mengapresiasi pengaturan ini dan mengungkapkan kebahagiaan mereka atas cara penanganan olahraga. Mereka sangat berterima kasih atas rasa hormat dan rasa kemanusiaan yang ditunjukkan,” kata Ibrahim.

Baca juga:THK 1444 H Jadi Ikhtiar Dompet Dhuafa ‘Tuk Bantu Sarmini Penuhi Asupan Gizi Putrinya

Ia kemudian menyebut bahwa distribusi juga menyasar rumah tangga termiskin dari empat kamp IDP IDPS Jawaareey, Galool, Towsikaar, dan Kooraarr yang diidentifikasi dalam kegiatan partisipatif dengan berkonsultasi dengan otoritas pemerintah daerah, tetua adat, pemimpin agama dan anggota komite manajemen kamp IDP. Kriteria seleksi yang digunakan didasarkan pada kebutuhan penerima yang dituju. Kelompok minoritas, perempuan yang menjadi kepala rumah tangga, penyandang disabilitas, dan orang lanjut usia diberi kuota untuk memastikan bahwa semua aspek masyarakat di kamp dapat dijangkau.

“Di tengah kesulitan ekonomi dan krisis kekeringan yang sedang berlangsung di Somalia, khususnya di Baydhabo, sebagian besar penduduknya tidak mempunyai kebutuhan dasar termasuk makanan. Lokasi ini memiliki kepadatan penduduk yang tinggi,” jelas Ibrahim.

Setelah menerima jatah bagi keluarganya, Maadeey Nuur (68) mengungkapkan rasa terima kasih kepada Dompet Dhuafa dan Tadamun Social Society. Ia menyatakan bahwa dirinya sekarang dapat memberi keluarganya makanan yang layak untuk beberapa hari. Setelah melarikan diri dari pedesaan Somalia beberapa bulan yang lalu karena dampak kekeringan yang terus-menerus, Maadeey mengalami kesulitan memberi makan bagi delapan anggota keluarganya. Ia mengaku bahwa dirinya mengalami kesulitan mendapatkan akses terhadap makanan, layanan medis, dan air.

Di tempat yang sama, Astur (72) mengungkapkan kelegaannya karena bisa mengakses makanan untuk memberi makan keluarganya untuk beberapa hari ke depan. Seperti yang dialami oleh para pengungsi lainnya, perjuangan untuk mengakses kebutuhan dasar berupa makanan, tempat tinggal dan air menimbulkan banyak kerugian bagi para lansia seperti Astur. Keluarga Astur kehilangan seluruh ternak mereka, satu-satunya sumber penghidupan mereka. Ini diakibatkan oleh kekeringan yang parah dan harus pindah untuk mendapatkan bantuan di kamp-kamp pengungsi di Somalia Barat Daya. (Dompet Dhuafa)

Teks: Riza Muthohar
Foto: Tadamun Social Society
Penyunting: Dhika Prabowo