Ramang Ramli: Inspirasi Gigih Sang Pelestari Lingkungan (Bagian Dua)

BANYUWANGI, JAWA TIMUR — “Saya terserang sakit stroke terparah ketika sedang melakukan pelatihan terkait isu lingkungan dan sosial di Tulungagung. Masih ingat betul waktu itu tanggal 5 Januari 2018, jam 14.30 WIB. Sekujur tubuh saya dingin, separuh badan sebelah kanan sudah mati rasa. Sebelumnya serangan pertama terjadi tahun 2016,” lirih Ramli.

Ramli mengakui bahwa ia terkejut. Dirinya terjatuh seketika, terjadi tepat saat ia mendengar pengumuman kabar pembagian wilayah Rumah Kompos. Dimana tempat tersebut merupakan area ‘kehidupan’ bagi Ramli yang akan berdampak pada berkurangnya lahan pengelolaan yang telah ia kembangkan. Khususnya lahan penanaman sayur organik. “Karena lahan akan dikurangi dan digunakan oleh pemda untuk lahan parkir. Sayang sekali kan,” jelas Ramli.

Namun kegigihannya tidak cukup sampai disitu. Ia memberikan sebuah wadah tempat tinggal sebagai penampungan anak-anak pengamen jalanan. Wujud kepeduliannya mendirikan Taman Baca, khususnya untuk anak-anak. Buku-buku hasil donasi juga koleksi miliknya sendiri. Pada area Taman Baca terlihat banyak dokumentasi jejak kebanggaan aktifitas Ramli. Berbagai piagam penghargaan dan artikel mengenai kisah inspirasi hidupnya terpampang gagah di ruangnya.

“Piagam penghargaan yang paling berkesan untuk saya adalah yang dari Gubernur. Karena ini momentum besar bagi saya dan penyampaian saya lebih luas pada masyarakat kala itu,” ujarnya, sambil menunjukkan piagam penghargaannya kepada Dompet Dhuafa, Jum’at (2/11/2018).

Penghargaan tersebut diberikan oleh Gubernur Jawa Timur dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia. Dengan predikat sebagai Pelestari Fungsi Lingkungan Hidup Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2015.

Dalam silaturahmi tersebut, Dompet Dhuafa berkesempatan mendistribusikan amanah para donatur, yaitu program donasi salah satunya berupa kursi roda, di Jawa Timur. Secara simbolis serah terima donasi dilakukan langsung oleh Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Timur, Kholid Abdillah, juga tim Fundraising dan relawan, Rizky dan Pendi. Tak hanya di kampung ujung, namun hari itu pendistribusian dilakukan di lima wilayah lain di Kabupaten Banyuwangi.

Spontan senang, sang istri Ramli mengungkapkan, “Alhamdulillah.. Penak yo, Pak, iso mlaku-mlaku tak terke mengko terapi di pantai, Pak.. (Alhamdulillah.. Enak ya, Pak, Bisa jakan-jalan saya antar terapi di pantai, Pak..)”.

Ramli juga mengatakan, ia masih memiliki semangat tinggi dan kursi roda ini akan sangat bermanfaat untuk beraktivitas, terutama untuk melakukan terapi kesembuhannya.

“Saya masih ingin sekali bisa bermanfaat, dan ingin masyarakat juga memiliki suatu perubahan baik dalam kehidupan mereka walaupun itu kecil. Karena saya yakin, hal besar itu dimulai dari yang kecil,” tutup Ramli. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)