Relawan Kampus Longsor Banjarnegara: Mahasiswa Harus Peduli

Septi (jilbab biru), mahasiswi Universitas Diponegoro Semarang saat aktivitas Sekolah Ceria di Posko Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara. Septi merupakan salah satu relawan dari unsur mahasiswa yang membantu para korban longsor Banjarnegara. (Foto: Dokumentasi Dompet Dhuafa)

Bencana longsor Banjarnegara telah memanggil semangat kepedulian berbagai elemen masyarakat. Mereka rela turun ke lokasi bencana menjadi relawan guna membantu para warga terdampak bencana longsor. Dari berbagai elemen masyarakat tersebut, mahasiswa yang merupakan civitas akademika kampus tidak luput menjadi relawan.

Salah seorang mahasiswa yang turut menjadi relawan longsor Banjarnegara adalah Septi (22). Septi merupakan seorang mahasiswa kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Ia bersama empat rekannya bergabung menjadi relawan Dompet Dhuafa di tim Sekolah Ceria di posko Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara.

Septi menuturkan, ia terjun menjadi relawan karena ingin berbagi kepedulian kepada para korban longsor Banjarnegara. Sebab, para korban pasti membutuhkan bantuan baik materil maupun psikis. Selain itu, ia menilai menjadi relawan penting karena menambah pengalaman dan membiasakan diri terjun ke lapangan.

“Jadi mahasiswa itu layaknya juga turut peduli kepada sesama dan tidak hanya bersenang-senang atau fokus studi semata. Ini juga merupakan salah satu upaya mempersiapkan diri kedepannya setelah usai masa studi,” ujar Septi yang juga merupakan penerima beastudi Etos Dompet Dhuafa. (gie)