Hari Kebangkitan Nasional diperingati sebagai hari kebangkitan bangsa yang terlepas dari penjajahan. Lebih dari itu, kebangkitan nasional juga ditandai dengan terlepasnya belenggu penderitaan dan kebodohan.
Kebangkitan nasional juga seringkali ditandai dengan tumbuhnya semangat persatuan kesatuan, dan nasionalisme. Perginya penjajah membuat bangsa ini bebas merayakan kemerdekaannya. Namun, apakah kemerdekaan untuk hidup lebih baik dan mandiri dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia?
Di ujung negeri, masih banyak anak-anak putus sekolah dan remaja usia produktif menjadi pengangguran. Bersekolah masih menjadi sesuatu yang mahal bagi sebagian masyarakat di Indonesia. Selain tidak memperoleh pengetahuan dari segi pendidikan, sebagian masyarakat pun tak memperoleh kesempatan untuk mengasah keterampilan mereka. Sehingga mereka menjadi pengangguran dan tidak memiliki keterampilan.
Sebagai lembaga zakat yang telah 20 tahun bergerak di bidang kemanusian, Dompet Dhuafa mencoba untuk membantu mengurai masalah kemiskinan dan kebodohan yang terjadi di negeri ini dengan program-program yang didirikannya. Salah satu program yang dibuat Dompet Dhuafa adalah Institut Kemandirian.
Dompet Dhuafa dengan Institut Kemandirian membantu mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran melalui pelatihan otomotif, bisnis dan marketing. Sampai tahun 2012, penerima manfaat program tersebut sebanyak 1765 orang.
Salah satu penerima manfaat tersebut adalah Abdul Rohim. Pria asal Demak itu berdiri di antara deretan sepeda motor yang telah diperbaikinya. Semburat senyumnya terpasang setelah sejumlah motor selesai dibenahinya. Kini, pria 31 tahun itu memiliki keterampilan di bidang otomotif.
Sebelumnya, Abdul Rohim adalah seorang nelayan yang ingin hidup lebih baik dengan mengikuti Institut Kemandirian Dompet Dhuafa. “Sebelumnya saya belum pernah menangani komponen motor dan nggak bisa servis,” tutur pria itu.
Dengan adanya pelatihan, Abdul memiliki mimpi untuk membuka usaha servis motor dengan modal yang dimilikinya. Baginya, dengan dirinya dapat membuka usaha servis motor, ia dapat mengurangi pengangguran di negeri ini. “Dengan Institut Kemandirian, saya telah memiliki keterampilan yang memadai untuk membuka usaha,” ujarnya.
Lebih lanjut, Abdul berharap agar Institut Kemandirian mampu merekrut lebih banyak penerima manfaat untuk mengurangi pengangguran tanpa keterampilan. Dengan itu, sedikit demi sedikit kemiskinan di negeri ini akan terurai. (Gita)