SIARAN PERS, ACEH UTARA — Sebanyak 99 warga etnis Rohingya terdampar di kawasan Pantai Seunuddon, Aceh Utara. Kapal mereka ditemukan oleh nelayan dengan jarak sekitar 4 (empat) mil dari pesisir pantai dalam kondisi rusak.
Bersama anggota gabungan; TNI AL, Polairud, dan Imigrasi, lalu menarik mereka ke perairan Lancok, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara. Ternyata di dalam kapal, juga terdapat anak-anak, dan mereka telah berbulan-bulan terombang-ambing di laut lepas tanpa tahu arah tujuan.
Penanganan para penyintas Rohingya yang berada di Punteut, Kota Lhokseumawe, sejak Kamis (25/6/2020) sore, tidak dapat ditangani sendiri oleh warga Aceh sekitar. Pelibatan dan kerjasama antara unsur dan elemen lain dalam penanganan pengungsi ini harus dilakukan.
Sebagai lembaga kemanusiaan yang merespon hal tersebut, Dompet Dhuafa Cabang Aceh turut sinergi menggulirkan bantuan. Bersama aparat setempat, tim Dompet Dhuafa Aceh berangkat menuju Aceh Utara untuk melakukan tanggap darurat sejak Kamis (25/6/2020) malam.
"Dompet Dhuafa Aceh sejak Kamis malam segera assesment, advokasi dengan Pemda dan lembaga terkait, serta memberikan bantuan kesehatan darurat di lokasi. Kami membawa serta para tim Medis dan Nakes untuk turut sinergi gulirkan bantuan dalam penanganan kesehatan pengungsi Rohingya, terutama lansia, wanita, juga anak-anak. Kami pun mendirikan Pos Hangat untuk mereka", terang dr. Nuril, Pimpinan Dompet Dhuafa Cabang Aceh.
Ia lanjutkan, "Namun, protokol kesehatan Covid-19 juga tetap akan dilakukan oleh tim Medis Dompet Dhuafa Aceh. Sebab pandemi Covid-19 masih patut diwaspadai. Seluruh pengungsi Rohingya juga telah menjalani Rapid Test dan hasil keseluruhannya dinyatakan Non-reaktif".
Konflik kemanusiaan yang terjadi di Rohingya, membuat warganya meninggalkan negara itu, untuk mencari penghidupan yang lebih layak. Dompet Dhuafa Aceh mengajak sahabat baik untuk mendo'akan serta partisipasi dalam donasi untuk memenuhi kebutuhan mendesak para pengungsi Rohingya di Aceh, seperti pendampingan kesehatan anak dan perempuan, paket obat-obatan, juga Hygiene Kit.
Kini, penyintas Rohingya, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, ditempatkan di tempat penampungan sementara bekas kantor imigrasi yang juga pernah dipakai pada 2016 lalu untuk penampungan sementara para pengungsi. (Dompet Dhuafa/Aceh/Dhika Prabowo)