PASER, KALIMANTAN TIMUR — Menyoal karhutla (kebakaran hutan dan lahan) belum lama ini, masyarakat di sejumlah wilayah masih berusaha untuk tetap bertahan. Wilayah yang paling terdampak parah ialah di wilayah Kalimantan Tengah. Berdasarkan data yang dilansir Katadata.co, Kalimantan Tengah menempati posisi tertinggi, sebagai wilayah yang paling sering terjadi karhutla. Peringkat kedua dan ketiga ditempati oleh Riau dan Aceh. Sedangkan posisi keempat dan kelima diisi oleh Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Akibatnya, perpuataran asap terpusat di daerah-daerah terdampak tersebut, menambah kepekatan kabut asap yang kurang menyehatkan bagi penduduk.
Sehubung dengan itu, Dompet Dhuafa cabang Kalimantan Timur, sudah merespon dengan membagikan masker sebanyak 2.092 masker di simpang lampu merah Jalan Jenderal Sudirman dan SDN 014 Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Kemudian juga berlanjut di SDN 015 Benanga, Samarinda, dan SDN 018 Lempake, Samarinda, pada Selasa (17/9/2019).
“Masker masih menjadi kebutuhan masyarakat. Terutama untuk menjangkau aktivitas di waktu pagi,” ujar Rahmat, selaku SPV Program Dompet Dhuafa Kalimantan Timur melalui pesan singkat.
Selain membagikan masker, Dompet Dhuafa Kalimantan Timur masih bersinergi dengan BPD Kabupaten Paser, terkait beberapa wilayah yang terdapat titik api. Tercatat dalam pantauan ada 80 kebakaran dengan menghabiskan 206,5 hektare. Dengan rincian wilayah yaitu di Kecamatan Paser Belengkong ada 15 kebakaran dengan luasan lahan terbakar ± 26 hektar dan Kecamatan Tanah Grogot dengan total kebakaran 64 titik, serta menghanguskan lahan seluas ± 179,5 hektar. Kemudian juga terpantau di Kuaro satu, kebakaran dengan menghabiskan lahan sekitar satu hektar.
“Kondisi Kalimantan Timur saat ini masih ada beberapa titik api, khususnya di daerah Kabupaten Paser, Kutai Kartanegara dan Berau,” lanjut Rahmat.
Sebelumnya, Dompet Dhuafa Kalimantan Timur sudah melakukan respon-respon serupa dari tanggal 14 September, mulai dari berbagi
masker, upaya memadamkan api, dan juga sosialisasi tentang kesehatan paru di SMA Sebulu Kabupaten Kukar. Kondisi di Kabupaten Paser sendiri sudah mulai membaik. Kondisi asap sudah mulai menurun dan titik api sudah berkurang. Namun tim masih terus siaga untuk melakukan respon.
“Belum adanya hujan di sini. Sehingga wilayah terdampak masih terjadi kekeringan yang memudahkan membesarnya titik api. Namun kita masih tetap berkordinasi dengan Tim BPBD,” tutup Rahmat. (Dompet Dhuafa/Fajar)