Sejumlah relawan berupaya mengevakuasi korban gempa di kawasan Nepal. (Foto: Getty Images/Omar Havana)
NEPAL – Kondisi yang tentu tak kondusif masih berada di kawasan Nepal. Di Kathmandu, pesawat terbang belum semuanya dapat mendarat di Bandara Tribhuvan. Lantaran beberapa sarana bandara yang rusak dan tingginya lalu – lintas udara dari berbagai negara yang datang mengirimkan bantuan dalam berbagai bentuk ke Nepal.
Bahkan tim advance dari Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa yang pada hari Senin diterjunkan dalam misi kemanusiaan ke Nepal yang menggunakan penerbangan pesawat komersil sempat kesulitan untuk mendarat di Tribhuvan. “Pesawat kami sempat beberapa menit berkeliling di atas Kota Kathmandu. Tetapi kondisi belum kondusif dan akhirnya pesawat transit di Kalkota, India untuk menunggu kabar dapat mendarat di Tribhuvan,” ungkap Asep Beni, Komandan Tim Advance DMC dalam misi kemanusiaan di Nepal.
Gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter telah menghancurkan negeri yang memiliki puncak atap dunia tersebut. Bahkan menurut pemberitaan di Kompas.com, Perdana Menteri Nepal, Sushil Koirala, menyatakan bahwa korban tewas hingga hari ini (28/4) telah bertambah menjadi 4.310 jiwa. Jumlah tersebut berpotensi meningkat apabila bantuan medis tidak segera datang.
Bahkan di pusat terjadinya gempa di distrik Gorkha, 90 persen dari masyarakatnya terdampak gempa dan kehilangan rumah serta harta benda, termasuk ternaknya. Akses yang terputus menuju kawasan tersebut, membuat warga yang selamat kesulitan juga mendapatkan makanan.
Setelah penerjunan tim advance, Dompet Dhuafa juga akan kembali menerjunkan tim kedua yang salah satunya adalah tim medis untuk turut menangani kesehatan warga yang selamat. Rencananya tim akan diberangkatkan pada pekan depan atau memungkinkan juga dalam waktu yang lebih cepat. Mari tunjukkan aksi kita untuk meringankan beban saudara kita di Nepal melalui #PrayforNepal Dompet Dhuafa. (Taufan)