JAKARTA — Pemerintah Myanmar melancarkan operasi militer pada Senin, 9 Oktober 2016. Operasi militer ini merupakan serangan balasan atas tewasnya 9 aparat kepolisian Myanmar di pos polisi di dekat perbatasan Bangladesh. Sedikitnya 40 orang dari etnis Rohingya, tewas dalam operasi militer tersebut.
Operasi militer seperti ini bukanlah kali pertama dirasakan oleh etnis Rohingya. Etnis yang mayoritasnya adalah muslim ini seringkali menjadi korban kekejaman pemerintah Myanmar. Kejadian paling parah terjadi pada tahun 2012, saat sekelompok etnis Rohingya dituduh melakukan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang wanita Buddha. Hal itu memicu sekelompok umat Buddha membakar perkampungan Rohingya, membunuh lebih dari 280 orang, dan memindahkan ribuan orang dari kampungnya. Semenjak saat itu, etnis Rohingya terus menerus mendapatkan tekanan dari pemerintah negara setempat.
Terkait kondisi etnis Rohingya saat ini pasca operasi Militer, Dompet Dhuafa merespon melalui jalur Southeast Asia Humanitarian Committee (SEAHUM). SEAHUM merupakan jaringan organisasi-organisasi kemanusiaan di Asia Tenggara yang kini dipimpin oleh drg.Imam Rulyawan yang juga merupakan Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi. Berikut adalah beberapa poin pernyataan sikap terhadap operasi militer pemerintah Myanmar:
- SEAHUM prihatin terhadap aksi pembunuhan sebanyak 40 orang yang ada di Myanmar,
- Mendesak pemerintah Myanmar untuk membuka akses bantuan kemanusiaan dan tim/pekerja kemanusiaan agar dapat masuk ke Myamar,
- Mendorong ASEAN untuk proaktif dan inisiatif menciptakan kondisi aman dan memberikan perlindungan terhadap semua etnis. Hal ini penting guna mejaga stabilitas ASEAN,
- Mendesak PBB untuk aktif dalam penyelesaian konflik,
- Mengajak lembaga internasional untuk peduli terhadap isu ini,
- Mendesak pembentukan tim independen pencari fakta,
Selain itu forum rapat SEAHUM yang dihadiri oleh perwakilan dari Dompet Dhuafa, PKPU, Rumah Zakat, dan DDII tersebut juga merencanakan adanya aksi relief lewat jalur formal maupun informal. Juga akan membuka jalur diplomasi dengan sekretariat ASEAN. (Dompet Dhuafa/Dea)