JAWA TIMUR — Hadirnya RS Hasyim Asy’ari Dompet Dhuafa menjadi wujud dari mimpi KH Salahuddin Wahid atau yang akrab disapa dengan nama Gus Sholah. Sebelumnya, ia memiliki keinginan untuk menghadirkan
manfaat, khususnya bagi masyarakat Jombang dan Jawa Timur. RS Hasyim Asy’ari terwujud dari hasil kolaborasi antara Dompet Dhuafa dan Pondok Pesantren Tebuireng, buah dari kunjungan Gus Sholah bersama sang istri ke Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa di Bogor pada 20 April 2017.
Hj. Farida Salahuddin Wahid, istri mendiang Gus Sholah, saat peresmian RS berbasis wakaf ini, menceritakan bahwa Gus Sholah memiliki banyak mimpi saat masih menjadi Pengasuh Ponpes Tebuireng. Salah satunya adalah ingin menghadirkan fasilitas kesehatan di sekitar kawasan pesantren agar dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat Jombang. Segala puji milik Allah, berdirilah RS Hasyim Asy’ari secara resmi pada 8 Agustus 2023 di Jl. Cukir-Parkir Makam Gus Dur, Kwaron, Diwek, Jombang.
Peresmian rumah sakit ini dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan segenap masyarakat Jombang. Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa, Parni Hadi mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mengembangkan mimpi Gus Sholah melalui kehadiran fasilitas kesehatan ini.
Parni mengaku sempat menjajal pelayanan yang ada di rumah sakit yang baru saja diresmikan itu. Menurut pengalamannya, untuk cek tensi dan cek lab, hanya membutuhkan waktu setengah jam saja hingga hasilnya keluar. Selain itu, perlakuan para tenaga kesehatan juga kondisi ruangan serta fasilitas-fasilitasnya memenuhi syarat. Satu hal lagi, sangat jarang ada rumah sakit yang dikelilingi oleh sawah.
Selanjutnya, Dompet Dhuafa bersama Ponpes Tebuireng akan membahas tentang kerja sama ini lebih lanjut. Hal yang dibahasa yakni bagaimana rumah sehat (sebutan RS menurut Parni) ini jadi modal pertama untuk melakukan pemberdayaan. Maka bidang kesehatan akan menjadi leading sector. Setelahnya, dengan segenap upaya melalui berbagai kerja sama, kemudian akan dibangun pemberdayaan pada bidang ekonomi, pendidikan, kebudayaan, serta iman/takwa.
Baca juga: RS Hasyim Asy’ari Tebuireng dan Dompet Dhuafa: Mimpi Gus Sholah yang Kini Terwujud
“Dompet Dhuafa sudah punya beberapa keahlian di bidang-bidang itu, namun jika kita kerja sama, ini (akan) menjadi model untuk (dapat dilakukan di) seluruh Indonesia, insyaallah,” ucap Parni.
Ada empat sektor yang ditekankan oleh wartawan senior tersebut atas pengembangan pemberdayaan RS Hasyim Asy’ari, yaitu sosial, intelektual, kultural, dan spiritual.
“Saya ingin (RSHA) multisektoral dan multidimensional. Apa itu? (Yaitu) kerja sama sosial, intelektual, kultural dan spiritual. Insyaallah sehat jasmani, sehat rohani, sehat kantong. Banyak orang sakit jadi miskin, orang miskin lebih payah lagi. Dompet Dhuafa (meng)urus pasien, (mem)beri sarana untuk bisa mandiri, kita ajari, kita berdayakan, kita punya pengalaman untuk itu,” jelasnya.
Lebih detail, Parni menyebut bahwa Dompet Dhuafa memiliki banyak sumber daya yang ahli di bidangnya. Termasuk di antaranya arsiteksi yang ahli pada bidang bangunan tahan gempa, yaitu DD Konstruksi. Dompet Dhuafa juga memiliki program Dapur Gizi Sehat yang sudah berjalan di RST Parung. Beberapa hal ini tentu dapat diadakan juga di RS Hasyim Asy’ari.
Baca juga: Menilik Perjalanan Berdirinya RS Hasyim Asy’ari Tebuireng
Pengembangan di bidang kultural dan spiritual nantinya dapat bersiggungan dengan DD Travel. Ini selaras dengan hadirnya RS Hasyim Asy’ari yang berada di Kota Santri serta begitu banyak peziarah yang datang. DD Travel pun sudah lama dipercaya oleh masyarakat sebagai teman umrah dan wisata religi, baik di dalam maupun luar negeri.
“Seluruh masyarakat di Jatim dapat berwisata yang menyehatkan di RS Hasyim Asy’ari,” ucap Parni.
Berada di tengah lingkungan pesantren menjadi nilai unggul RS Hasyim Asy’ari. Di bidang pendidikan, Dompet Dhuafa memiliki banyak sekali program yang dapat diintegrasikan. Seperti diketahui, program-program pendidikan Dompet Dhuafa yang dikelola oleh Lembaga Pengembangan Insani (LPI) telah berhasil mengembangkan pendidikan pada masyarakat kurang mampu, baik di kota hingga desa, dari Sabang sampai Merauke. (Dompet Dhuafa/Muthohar)