KOTA SERANG — Sebagai upaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat untuk daerah Kota Serang dan sekitarnya, Dompet Dhuafa bekerja sama dengan Badan Wakaf Indonesia (BWI) mendirikan Rumah Sakit Khusus Mata di Kota Serang, Banten. RS ini berdiri di atas tanah wakaf milik keluarga Achmad Wardi sehingga diberi nama Rumah Sakit (RS) Mata Achmad Wardi BWI-DD, dan termasuk ke dalam Rumah Sakit khusus Kelas C.
Berdasarkan Profil Kesehatan Pemerintah Daerah Banten hingga tahun 2016 di Kota Serang, terdapat sembilan rumah sakit yang tersebar di 4 (empat) kecamatan. Dari sembilan rumah sakit tersebut belum ada rumah sakit khusus mata.
RS Mata Achmad Wardi BWI-DD bekerja sama dengan Klinik Mata Utama (KMU) dan merupakan Rumah Sakit Khusus mata pertama di Kota Serang, Banten, dengan teknik operasi tanpa jahit dan menggunakan alat-alat medis terkini, dengan layanan unggulan ‘Vitreoretina” dan “ Cataract Centre”. Selain itu, RS Mata Achmad Wardi juga membuka Unit Gawat Darurat untuk pelayanan kesehatan umum.
drg. Imam Rulyawan, MARS, Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi mengatakan, hadirnya RS Mata Achmad Wardi di Serang, merupakan bagian dari tonggak sejarah karena untuk pertama kalinya nazir BWI dan Dompet Dhuafa bekerja sama di bidang rumah sakit.
“Ini menjadi momentum pengelolaan wakaf produktif di Indonesia yang memastikan amanah agar aset wakaf tersebut memberikan pahala sepanjang masa bagi orang yang berwakaf (muwakif),” kata Imam pada kegiatan grand launchingRS Mata Achmad Wardi, Sabtu (21/04).
Imam menambahkan, sekitar 1,5 persen dari dua juta penduduk Indonesia menderita katarak dan setiap tahunnya sebanyak 240 ribu orang terancam mengalami kebutaan. Demikian hasil survei kebutaan menggunakan metode Rapid Assesment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2013-2014.
“Selain menjadi tonggak sejarah di Indonesia dalam pengelolaan wakaf produktif, keberadaan RS Mata Achmad Wardi ditargetkan pada tahun 2018 dapat melayani 4.655 jiwa pasien yang terlayani sementara sebanyak 175 penerima manfaat untuk jatah operasi katarak. Hal ini tidak terlepas dari prevelansi penderita Katarak mencapai 1,5 – 2 persen dari total jumlah penduduk dan memiliki taraf ekonomi ke bawah,” tutur Imam.
“Harapannya, Dompet Dhuafa, BWI, dan KMU dapat menciptakan sinergitas yang positif bagi masyarakat di wilayah Serang maupun Provinsi Banten, memangkas kebutaan akibat katarak dan penyakit mata lainnya terutama dari kalangan masyarakat lapisan bawah. Sehingga kesehatan dan kesejahteraan mempunyai hak yang sama sebagai warga Indonesia yang sudah tertuang dalam Pancasila,” tutup Imam.
Klinik Mata Utama (KMU) sendiri berdiri tahun 2010 di Gresik, Jawa Timur. Saat ini, 8 tahun setelah berdiri, telah berkembang di 10 lokasi. “Niat awal berdirinya KMU adalah untuk memberikan layanan terbaik bagi penderita gangguan mata, terutama katarak. Indonesia masih menjadi negara dengan penderita kebutaan yang tinggi. Sebagian besar disebabkan katarak yang terlambat ditangani,” kata dr. Uyik Unari SpM, sebagai Direktur Utama KMU.
Provinsi Banten tidak luput dari permasalahan jumlah penderita katarak yang setiap tahun terus meningkat. Dompet Dhuafa bersama Badan Wakaf Indonesia (BWI) mencoba untuk tekankan angka penyebab katarak dan kebutaan terutama pada masyarakat lapisan bawah.
“KMU memiliki tiga prinsip layanan, yakni professional, educational, dan social, atau yang disingkat ProEduSocio. Oleh karena itu kami bergerak untuk bekerja sama dengan DD dan BWI di rumah sakit ini,” tutup dr. Uyik Unari, Sp.M(K).(Dompet Dhuafa/DD Banten)