Saat Dua Bocah Tak Sanggup Pulangkan Jenazah Ayahnya Ke Kampung Halaman

JAKARTA — Semalam, di pergantian hari, ponsel kontak Badan Pemulasaran Jenazah (BARZAH) Dompet Dhuafa berdering. Suara dengan isakan tangis terdengar di seberang telepon mengungkapkan bahwa membutuhkan pertolongan untuk membawa pulang jenazah ayahnya ke kampung halaman. Tak ada tetangga, saudara bahkan keluarga lainnya, saat dua bocah yang hanya sanggup terpaku melihat jenazah ayahnya di kamar jenazah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Biaya besar pun telah keluar untuk keluarga bolak-balik menjaga Almarhum Emod Jumawa, yang telah dua bulan dirawat di RSCM. Kebingungan lantaran tak ada biaya lagi untuk membayar ambulance pemulangan jenazah ayahnya, sempat menjadi pergolakan dua anak almarhum. Hingga akhirnya pada tengah malam, dapat menghubungi tim Barzah, untuk kepulangan jenazah Emod Jumawa, ke Kuningan, Jawa Barat.

“Semalam, sekitar pukul 00.10 WIB, handphone Barzah mendapatkan telpon dan meminta bantuan ambulance. Walaupun sudah terbiasa mendapat telepon dadakan, namun kali ini cukup kaget. Lantaran telponnya dengan suara tangisan. Seketika telepon ditutup, saya bersama tim langsung menuju RSCM,” ungkap Madroi, Manajer Barzah Dompet Dhuafa melalui pesan singkat.

Benar, setibanya di ruang jenazah RSCM, hanya sepasang bocah yang tampak menunggu penuh harap tim Barzah membawa almarhum ayahnya ke kampung halaman. Tak berselang lama, jenazah Emod pun diberangkatkan ke kampung halaman di Kuningan, Jawa Barat.

Akhirnya, sekitar pukul 06.15 WIB, tim Barzah tiba di kampung halaman Emod Jumawa. Keluarga pun telah menanti dengan penuh haru, saat jenazah dan putra-putrinya turun dari ambulance.

“Alhamdulillah, kembali dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab ini. Berkah dari uluran kasih para donatur, putra-putri Emod Jumawa dapat membawa pulang jenazah ayahnya ke kampung halaman,” pungkas Madroi. (Dompet Dhuafa/Taufan YN)