TANAH DATAR, SUMATRA BARAT — Siang itu, Sabtu (18/5/2024), di Ranah Minang, langit cerah menampakkan hamparan berwarna biru yang luas. Awan-awan bergerak pelan seolah melambai dengan lembut, sang mentari pun ikut tersenyum melihat kebahagiaan anak-anak yang terpancar.
Mereka bercengkrama sambil tertawa riang, mengikuti keseruan Psychological First Aid (PFA) yang diadakan oleh para relawan Dompet Dhuafa. Seakan pilu itu tak pernah hinggap di pelupuk mata.
Bencana alam sering kali datang tanpa peringatan, meninggalkan jejak yang memilukan. Bebatuan besar yang terseret dari gunung dalam derasnya Galodo mengukir kepedihan yang mendalam bagi para penyintas. Banjir bandang yang disertai lahar dingin yang melanda wilayah Sumatra Barat pada Sabtu (11/5/2024) masih membawa duka bagi semua orang.
Baca juga: Kenangan Tergenang, Kesaksian Kartini Saksikan Rumahnya Diterjang Galodo
Sebagian warga harus menerima kerugian yang tidak sedikit, baik segi materi maupun nonmateri. Salah satunya ialah kondisi psikis yang dialami penyintas. Mulai dari khawatir, resah, hingga gelisah, terkadang menghantui segenap pikiran penyintas.
Kenyataan ini lah yang menjadi alasan Dompet Dhuafa menghadirkan layanan Psychological First Aid (PFA). Para pegiat kemanusiaan hadir dan turun langsung untuk membantu para penyintas, memupuk secercah harapan di hati yang luka, menumbuhkan keyakinan bahwa badai pasti berlalu dan kehidupan akan pulih.
Bertempat di Masjid Jami Sungai Jambu, Nagari Sungai Jambu, Tanah Datar, Sumatra Barat, lamat-lamat teriakan yang diikuti gelak tawa itu mulai terdengar. Mereka tengah memperagakan tepuk semangat bersama para relawan, dihadiri sekitar 50 anak yang ditemani oleh Ayah atau Ibunya.
Tawa itu makin riang tatkala Aiman Ricky, seorang public figure sekaligus Super Volunteer Dompet Dhuafa hadir menyapa.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…!!!” ujar Aiman mengucap salam.
Baca juga: Banjir Lahar Dingin Galodo Melanda Sumbar, Ini Respons Cepat Dompet Dhuafa di Lapangan
Salam itu pun langsung dijawab dengan kompak oleh anak-anak. Tidak menunggu lama, Aiman dan para relawan Dompet Dhuafa memberikan permainan-permainan seru nan edukatif. Seperti tebak surah, menghafal rukun iman dan rukun islam, serta masih banyak lagi.
Kegiatan itu pun disambut dengan sangat antusias oleh anak-anak. Suara tawa mereka riuh memenuhi teras masjid. Satu dua di antara mereka bahkan berebut ingin maju dan bermain bersama Aiman Ricky.
“Nah tadi yang kita lakukan pertama kali yaitu PFA, di mana mendirikan pos trauma healing untuk anak-anak. Karena, anak-anak ini yang biasanya ada rasa yang traumanya susah dihilangkan,” ujar Aiman.
Bukan hanya itu, menambah kebahagiaan anak-anak, Aiman juga memberikan bingkisan berupa baju dari merek pribadinya. Hal tersebut dilakukan Aiman untuk menambah kebahagiaan juga mengalihkan trauma anak-anak. Mereka pun dengan bersemangat unjuk gigi di depan pemain sinetron itu.
“Salah satu program yang digalangkan untuk Dompet Dhuafa memberikan keceriaan buat anak-anak, yaitu dengan cara tadi memberikan permainan, memberikan kebahagiaan. Sehingga, anak-anak bisa menghilangkan traumanya, bisa aktif lagi seperti biasanya, dan mudah-mudahan bisa menatap ke depan dan tidak mengingat lagi kejadian yang sudah terjadi,” sambung Aiman.
Salah satu anak-anak penyintas Galodo yang ikut dalam kegiatan ini adalah Bisma. Anak berusia 8 tahun itu dengan berani maju ke depan untuk mengumandangkan azan dan menjawab pertanyaan Aiman.
“Senang Kak! Makasih. Tadi aku dikasih jajanan juga, dapat baju. Senang bisa ketemu artis, senang banget!” kisah Bisma penuh antusias saat diwawancarai Tim Dompet Dhuafa.
Baca juga: Banjir Bandang Hantam Sumbar, Dompet Dhuafa Bersama OK OCE Kemanusiaan Salurkan Bantuan
Perasaan yang sama juga dirasakan oleh Nova, seorang ibu yang mengantarkan anaknya, Aga (kelas 1 SD) ke PFA ini. Ia senang anaknya bisa bermain di sini. Keceriaan dari sang anak turut membuat hati Nova tenang.
“Ada kegiatan ini bikin kita ceria. Anak-anak ceria dan kami para ibu-ibu pun ikut ceria,” ucap Nova.
Setelah bermain bersama anak-anak, Aiman melanjutkan perjalanan untuk meninjau lokasi bencana yang terisolir, yakni di Nagari Sungai Jambu. Titik itu insyaallah juga akan menjadi titik pembagian daging kurban untuk Program Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa.
“Mudah-mudahan apa yang bisa kita lakukan untuk kebaikan umat dan sesama bisa bermanfaat untuk kita semuanya,” harap Aiman. (Dompet Dhuafa)
Teks dan foto: Anndini Dwi Putri
Penyunting: Dhika Prabowo, Ronna