Berpuasa di hari Asyura, menjadi amalan yang terus digaungkan jelang 10 Muharam. Mengapa? Sebab Rasulullah Saw melalui sejumlah hadis amat menganjurkan umatnya untuk menjalankan ibadah tersebut. Ada banyak keutamaan puasa di hari Asyura, salah satunya dihapuskannya dosa-dosa setahun ke belakang. Namun, amalan sedekah di hari Asyura masih kurang terdengar gaungnya, padahal Nabi Saw juga menganjurkannya. Lalu, seperti apa keutamaan sedekah di hari Asyura?
Hari Asyura
Asyura berasal dari kata Asyarah yang berarti sepuluh. Dengan begitu, hari Asyura adalah hari kesepuluh pada bulan Muharam. Dalam kalender Islam, hari Asyura di bulan Muharam memiliki arti yang penting. Pada sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, disebutkan keutamaan hari Asyura.
“Puasa yang paling utama setelah Ramadan adalah puasa pada bulan Allah, Muharam, dan salat yang paling utama setelah salat fardu adalah salat malam.” (HR Muslim)
“Barangsiapa puasa tanggal 10 Muharam (hari Asyura), maka mendapatkan pahala 10.000 malaikat, 10.000 orang yang haji dan umroh dan 10.000 orang yang mati syahid.” (HR. Muslim)
Baca juga: Keutamaan Bulan Muharram, Muslim Wajib Tahu
Peristiwa Penting di Hari Asyura
Hari Asyura juga dikenal sebagai hari pembebasan para rasul. Mengutip Ensiklopedi Islam yang diterbitkan oleh Ichtiar Baru van Hoeve pada tahun 2005, di hari Asyura terdapat berbagai peristiwa penting. Peristiwa penting yang terjadi pada hari Asyura antara lain:
- Allah Swt menciptakan ‘Arasy, langit, bumi, matahari, bulan, bintang, dan surga
- Nabi Adam as diciptakan, bertobat, dan dimasukkan ke dalam surga
- Nabi Idris as diangkat ke tempat yang tinggi
- Perahu Nabi Nuh as merapat di Bukit Judi
- Nabi Ibrahim as dilahirkan dan selamat dari api unggun Raja Namrud
- Nabi Ya’kub as disembuhkan kembali
- Nabi Yusuf dikeluarkan dari kurungannya
- Nabi Musa as bersama pengikutnya mencapai keselamatan di mana Allah membelah Laut Merah untuknya
- Nabi Sulaiman as diberi kerajaan besar
- Nabi Yunus as dikeluarkan dari perut ikan paus
- Nabi Isa as dilahirkan dan diangkat ke langit
Betapa istimewanya hari kesepuluh bulan Muharam. Tak heran jika pada sejumlah hadis, Nabi Muhammad Saw menuntun umat Islam agar melakukan serangkaian amal kebaikan, misalnya puasa dan sedekah di hari Asyura.
Puasa di Hari Asyura
Pada hadis sebelumnya telah dijelaskan bahwa Rasulullah Saw menuntun umatnya untuk menjalankan ibadah puasa di hari kesepuluh Muharam. Sebab, itu adalah sebaik-baik hari untuk berpuasa, setelah puasa Ramadan. Bahkan, pahala puasa di hari Asyura bekali-kali lipat daripada puasa sunah yang lain. Puasa di hari itu juga dapat menghapuskan dosa-dosa kita pada satu tahun yang lalu, sebagaimana hadis berikut:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari Asyura (tanggal 10 Muharam), maka Beliau bersabda: ‘Bisa menghapus (dosa-dosa kecil) satu tahun yang lewat’.” (HR. Muslim)
Namun, Nabi Saw juga menyarankan agar puasa di hari Asyura tidak dijalankan pada hari itu saja, tetapi juga dianjurkan untuk berpuasa di hari sebelumnya, yakni puasa Tasua. Alasannya, karena orang Yahudi hanya berpuasa pada hari Asyura saja dan Rasulullah Saw ingin membedakan puasa umat Islam dengan puasa orang Yahudi. Dengan begitu, umat muslim dianjurkan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharam.
Baca juga: Mana yang Lebih Utama, Puasa Tarwiyah atau Arafah?
Hal ini bermula dari hadis riwayat Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ketika Nabi Muhammad Saw hijrah dari Makkah ke Madinah, Sang Rasul menjumpai orang-orang Yahudi di sana yang biasa berpuasa pada tanggal 10 Muharam. Menurut orang-orang Yahudi itu, tanggal 10 Muharam bertepatan dengan hari saat Nabi Musa as dan pengikutnya diselamatkan dari kejaran bala tentara Firaun dengan melewati Laut Merah.
Mendengar hal itu, Rasul Saw mengatakan, “Kami lebih dekat hubungannya dengan Musa daripada kalian” dan langsung menyarankan umat Islam agar berpuasa pada hari Asyura. Bahkan, dalam sejumlah tradisi umat Islam, pada awalnya puasa di hari Asyura diwajibkan. Namun, kemudian puasa bulan Ramadan lah yang diwajibkan, sementara puasa di hari Asyura disunahkan.
Diriwayatkan bahwa Aisyah ra mengatakan, “Ketika Rasulullah tiba di Madinah, ia berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa. Tapi, ketika puasa bulan Ramadan menjadi puasa wajib, kewajiban berpuasa itu dibatasi pada bulan Ramadan saja dan kewajiban puasa pada hari Asyura dihilangkan. Umat Islam boleh berpuasa pada hari itu jika dia mau atau boleh juga tidak berpuasa, jika ia mau.”
Sedekah di Hari Asyura
Sedekah di hari Asyura akan bernilai lebih. Apalagi jika di hari yang mulia itu kita sedang berpuasa, maka pahalanya bisa berlipat-lipat. Keutamaan sedekah di hari Asyura terhadap keluarga, orang-orang terdekat, anak-anak yatim, dan sesama, dapat melapangkan rezeki bahkan hingga sepanjang tahun. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Sayyid Abi Bakar Syatha ad-Dimyathi dalam kitab I’anatut Thalibin.
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Rasulullah Saw bersabda: ‘Barang siapa melapangkan nafkah belanja kepada keluarganya (istri, anak dan orang-orang yang ia tanggung nafkahnya) pada hari Asyura, maka Allah akan melapangkan rezeki baginya sepanjang tahun’.” (HR ath Thabrani, al-Baihaqi dan lainnya)
Baca juga: Macam-macam Puasa Sunnah dan Manfaatnya Bagi Umat Islam
Meskipun hadis yang menjelaskan keutamaan sedekah di hari Asyura masih diperselisihkan kebenarannya oleh sebagian ulama, namun Imam Al-Ajhuri setelah bertabayyun dengan imam ahli hadis, menegaskan bahwa di antara amalan-amalan hari Asyura yang sahih adalah hadis yang menjelaskan puasa dan sedekah.
“Simpulannya, sesuatu yang menjelaskan 10 amalan di hari Asyura tidak ada yang sahih kecuali hadis puasa dan berbagi (sedekah), sedangkan sisanya ada yang dhaif, ada pula yang munkar maudlu‘.” (I’anatut Thalibin Juz 2. Hal 301)
Sedekah di hari Asyura dapat diberikan kepada mereka yang sangat membutuhkan. Mulai dari keluarga terdekat, kerabat seperti tetangga, kemudian orang-orang fakir dan miskin, anak-anak yatim serta dhuafa, dan sebagainya. Semoga amal kebaikan kita di bulan Muharam dapat menjadi wasilah dihapuskannya dosa-dosa kita dan dijauhkan dari api neraka. Aamiin … wallahua’lam. (RQA)