TANGERANG SELATAN — Lima belas asatidz dari lintas daerah mengikuti kelas pembelajaran komunikasi di Sekolah Dai Pemberdaya Batch 8 yang diselenggarakan oleh Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) di Auditorium Syahida Inn, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten pada Kamis (3/11/2022).
Dalam agenda tersebut, hadir dua orang narasumber yang kompeten di bidangnya, yakni Taufan Yusuf Nugroho selaku Manajer Humas Dompet Dhuafa dan Andhika Satria Prabowo selaku Jurnalis Dompet Dhuafa. Keduanya lalu memaparkan materi mengenai jurnalistik, baik tulisan maupun fotografi. Peserta yang hadir pun tampak antusias menyimak materi yang disampaikan oleh Manajer Humas dan Jurnalis Dompet Dhuafa tersebut.
Di awal sesi, Taufan memaparkan tahapan Reportase serta Jurnalistik Kemanusiaan. Sesi kelas tak hanya diisi dengan pemaparan materi saja, tetapi juga dilengkapi dengan praktik. Seluruh peserta antusias mengerjakan tugas penulisan dan juga memaparkan hasil tulisannya di depan peserta lainnya.
Baca Juga:Â Sekolah Dai Pemberdaya Batch 8: Wujud Konsistensi Dompet Dhuafa Entaskan Kemiskinan
“Batch kali ini menurut saya banyak yang antusias dengan dunia penulisan dan jurnalistik. Semua mengerjakan tugasnya dengan serius dan hampir seluruh peserta berani memaparkan hasil tulisannya. Bahkan, ada yang menyampaikan bahwa dari hasil wawancara ini bisa menjadi sebuah buku. Ini adalah langkah positif yang menurut saya dapat menjadi bekal yang baik dalam penugasan,” jelas Taufan.
Tak hanya itu, diskusi kelas juga terbangun dengan apik. Para peserta secara bergantian melempar pertanyaan yang membangun diskusi di kelas penulisan dan foto jurnalistik Sekolah Dai Pemberdaya Batch 8 ini. Mulai dari pertanyaan soal bagaimana alur menyusun tulisan yang bagus, membuat judul yang menggugah, teknis pakem layout hingga bagaimana menyiasati kejenuhan dalam berprofesi, terlontar dalam sesi diskusi.
Baca Juga:Â Sambut Panen Raya Ke-3, Dai Pemberdaya Berdayakan Petani Bawang Merah Kampung Cikawari
“Dalam membuat dokumentasi foto, saya berusaha untuk membuat karya dari sisi kreatif. Jadi tidak melulu menghadirkan logo dari lembaga kita yang memenuhi frame dan tidak terlihat estetik. Beruntungnya, saya mendapatkan kebebasan dalam memproduksi dokumentasi foto. Sehingga banyak menghasilkan foto-foto yang memiliki pesan kuat untuk campaign di Dompet Dhuafa,” ungkap Dhika Prabowo, saat menyampaikan sesi kelas foto dan jurnalistik filantropi.
Adanya sharing, diskusi dan pemaparan materi mengenai penulisan, dokumentasi dan jurnalistik, diharapkan dapat menjadi bekal bagi para dai nantinya saat bertugas di masyarakat. Sehingga, semakin banyak cerita yang dikabarkan oleh para dai kepada masyarakat luas, khususnya donatur Dompet Dhuafa.***