Semangat Kerelawanan Marsinem, Ibu Tangguh dari Banjarnegara

Marsinem (43) saat melakukan kegiatan memasaknya di dapur relawan di Dusun Suren, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara.

Hanya lantunan kalimat istighfar saja yang selalu terucap di mulut Marsinem (43) salah satu warga Dusun Suren, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, saat mendengar kabar, bahwa bencana longsor menimpa Dusun Jemblung pada Jumat sore (12/12) lalu. Tangisnya pun membahana, ketika ia mendengar 4 sanak keluarganya menjadi korban longsor yang hingga kini belum berhasil ditemukan.

“Semua ponakan saya satu keluarga jadi korban. Dengar Dusun Jemblung longsor, saya langsung lari pengen lihat, nggak taunya rumah ponakan saya itu sudah rata sama tanah,” ujarnya saat dihubungi via telepon pada Selasa (16/12).

Meski mengalami kesedihan mendalam karena kehilangan 4 sanak keluarganya, Marsinem lantas tak mau berlarut-larut dalam kesedihan. Melihat banyaknya masyarakat dari luar wilayah yang datang ke lokasi bencana saling bahu-membahu membantu warga yang tengah tertimpa musibah, membuat ibu 3 orang anak ini terketuk hatinya untuk ikut membantu.

“Kasian lihat mas-mas relawan dari Dompet Dhuafa kalo habis proses pencarian jenazah, mereka seperti tidak ada rasa cape, padahal pasti mereka lelah sekali,” ujarnya.

Merasa takjub dengan para relawan kemanusiaan Dompet Dhuafa yang tidak mengenal kata lelah dalam membantu warga yang mengalami musibah, timbul inisiatif dalam diri Marsinem membantu para relawan dengan menawarkan rumahnya untuk dijadikan posko pengungsian. Kebaikan hati ibu yang murah senyum ini tidak hanya sampai disitu saja, ia juga menawarkan diri untuk menjadi juru masak di dapur relawan.

“Ya saya kasihan aja lihat mas-mas relawan. Saya cuma bisa bantu lewat tenaga. Alhamdulillah senang rasanya bisa membantu di sini,” terangnya.

Sudah sekitar 3 hari, Marsinem membantu menyiapkan dan memasak kebutuhan makanan bagi tim relawan kemanusiaan Dompet Dhuafa. Tidak terlihat semangat yang mengendur, dari sosok ibu yang murah hati ini. Tanggungjawabnya sebagai seorang ibu rumahtangga pun tak pernah ia abaikan. Sebelum menunaikan tugasnnya di dapur relawan, ia sudah lebih dahulu menyiapkan kebutuhan keluarganya.

“Alhamdulillah saya masih bisa imbangi keluarga saya sebelum menjalani kegiatan di dapur relawan. Suami saya pun senang saya bisa ikut membantu relawan di sini,” ucapnya senang.

Disinggung mengenai berapa lama ia akan membantu di dapur relawan, ibu tangguh ini menuturkan, selama suasana belum terasa aman dan kondusif, ia akan terus membantu tim relawan Dompet Dhuafa, khususnya menyiapkan kebutuhan untuk makan di dapur relawan.

“Ya saya akan bantu seterusnya, pokoknya sampe semua korban ditemukan dan bener-bener aman. Soalnya di sini juga masih rawan hujan,” tukasnya.

Selain itu, mengingat evakuasi yang terus berjalan hingga hari ini, Marsinem sangat berharap, 4 sanak keluarganya dapat segera ditemukan. Meski kecil kemungkinan sang keponakan beserta keluarganya ditemukan dalam keadaan masih hidup.

“Saya selalu berdoa, Ya Allah kalo memang sudah meninggal dunia, semoga jasadnya bisa segera ditemukan. Supaya saya makamkan dengan layak. Semoga musibah ini hanya terjadi sekali ini saja di Banjarnegara,” harapnya. (uyang)