SUBANG — Perusahaan besar di tengah-tengah kota merupakan incaran mayoritas para pemuda untuk mengadu nasib dan keberuntungan. Dengan modal usia muda, kompetensi yang baik, dan fisik yang kuat, para pemuda banyak memilih untuk hidup dan bekerja di kota. Selain karena penghasilan yang menjanjikan, bekerja di kota, mendekatkan mereka kepada fasilitas kesehatan, hiburan, maupun pendidikan.
Namun, dari ribuan bahkan jutaan pemuda yang tergiur akan kilau perkotaan, ternyata masih ada pemuda yang tidak silau dengan gelimang kesempatan dan kemilau penghasilan di kota. Ya, ia adalah sosok Agung, ia memilih untuk menyingkir ke pinggiran kota dan membaur dengan petani. Menjadi penyuluh perkebunan buah naga dan nanas di Desa Cirangkong, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Tahun 2014, Agung, mendapatkan tugas untuk mengelola dan mendampingi program pengembangan perkebunan buah naga yang diwakafkan melalui Dompet Dhuafa. Lokasi perkebunan yang harus Agung dampingi jauh dari pusat Kota Subang dan keramaian. Di tengah-tengah desa yang sejuk, namun terpencil itu, Agung harus berjuang. Bukan saja mendampingi petani sesuai tugasnya, tetapi juga untuk bertahan hidup. Tugas yang ia emban antara lain membantu pembukaan lahan, budidaya buah naga, hingga ke pemasaran.
Tak mudah nyatanya untuk hidup di desa terpencil yang jauh dari keramaian. Untuk kebutuhan listrik saja, daerah tersebut masih sangat sering mengalami pemadaman.
“Pernah waktu itu di desa mati lampu sampai dua hari. Itu sangat menggangu sekali, karena saya juga harus komunikasi dengan teman-teman di Jakarta. Karena kalau di sini, listrik mati, maka otomatis sinyal handphone juga hilang. Jadi tiap pagi Saya harus keluar desa dulu, mencari sinyal. Ya sekalian jalan-jalan juga sih. Tapi ya capek juga harus bolak-balik seperti itu,” tutur Agung.
Tetapi hal tersebut bukan menjadikannya patah semangat. Bahkan kini Agung pun dipercaya pula untuk mendampingi program pemberdayaan perkebunan buah nanas Subang yang masih di area yang sama.
“Ada sih keinginan selintas untuk kerja di kota besar. Namun kembali lagi, saya merasa passion saya adalah di bidang ini, penyuluhan. Lagi pula saya merasa dengan menjadi penyuluh pertanian, dapat lebih bermanfaat dan dekat dengan petani,” pungkasnya. (Dompet Dhuafa/Dea)