JAKARTA — Seorang perempuan baya menggendong bayi di bahu sebelah kirinya, sambil sesekali memperhatikan dengan seksama sisi kiri dan kanan jalanan. Rupanya perempuan tersebut ingin menyeberangi jalan. Setelah sekiranya sudah aman, barulah ia bergerak dengan tatapannya yang letih nan lesu. Perlahan ia melewati zebra cross dan pengguna jalan yang sedang berkendara menurunkan laju kendarannya untuk memberikan kesempatan perempuan tersebut lewat.
Di sisi lain, ada seorang lelaki tengah menunggu datangnya cahaya hijau traffic light di tengah jalan kota. Kadang ia terlihat segan untuk menekan tombol klakson kendarannya.
Namun tidak dimungkiri kalau hal-hal semacam itu sering terjadi di masyarakat sekitar. Orang-orang sibuk dengan pikiran dan tujuannya masing-masing. Lebih-lebih jika mendekati waktunya berbuka puasa. Banyak pilihan yang terlintas di benak: antara memilih berbuka di rumah atau di jalan; antara buka bersama atau sendiri; antara buka dengan yang mahal atau hemat; antara buka dengan yang hangat atau yang dingin, dan lain-lain.
Di tengah hingar-bingar penduduk kota Jakarta. Dompet Dhuafa menggerakan relawan-relawannya untuk memberikan takjil gratis sebanyak 750 di kawasan jalan Daan Mogot dan Cibinong, pada Kamis (9/5/2019). Program tersebut akan terus bergulir sampai akhir Ramadhan nanti.
Khairul dan Kautsar selaku Person in Charge (PIC) sebar takjil Dompet Dhuafa area Daan Mogot mengatakan pemilihan lokasi tersebut lantaran di sana ramai.
Para relawan berbondong-bondong membagikan takjil gratisnya. Ketika hendak membagikan takjil, belum ada jeda waktu beberapa menit. Warga sekitaran sana, dari mulai sopir ojek konvensional, pedagang asongan, tukang parkir, pak ogah dan pejalan kaki lainnya dengan cepat mendekati relawan-relawan Dompet Dhuafa. Kurang dari 30 menit, takjilnya sudah terbagikan kepada warga.
“Tadi malah ada pas dibagiin nggak mau terima takjilnya. Entah dikira sedang berjualan produk atau apa. Tapi setelah ditekankan kalau ini gratis. Baru orang-orang menerimanya,” celetuk salah seorang relawan yang masih duduk di bangku mahasiswa.
Sambil membagikan takjil gratis. Para relawan juga mengajak warga sekitar untuk tidak takut berbagi melalui kampanye Jangan Takut Berbagi. Bersama maskotnya Dompet Dhuafa, yaitu Bang Sidiq.
“Alhamdulillah, jelas senang. Hitung-hitung hemat biaya untuk buka puasa. Terutama di tempat jualan saya ini. Kadang ada saja orang (oknum) yang meminta uang bulanan. Kalau di bulan puasa biasanya mencapai Rp. 300.000 untuk biaya bulanannya itu,” cerita Ade Imah, salah seorang penerima manfaat takjil gratis yang sehari-harinya berjualan nasi uduk. (Dompet Dhuafa/Fajar)