JAKARTA — Pada gelaran acara Jakarta Humanity Festival (Jakhumfest) 2023, Minggu (29/1/2023), di Pos Bloc, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Disaster Management Center (DMC) menghadirkan simulasi virtual atau Disaster Virtual Reality Simulation untuk dijajal oleh para pengunjung yang hadir.
Disaster Virtual Reality Simulation menjadi salah satu media edukasi kebencanaan yang memadukan antara kecanggihan teknologi VR dalam upaya mitigasi bencana untuk menghasilkan pengalaman yang nyata dalam mitigasi bencana.
Staf Tim Humanitarian Academy, Adi Sumarna menjelaskan, fungsi Disaster VR Simulation ini dapat dijadikan sebagai media edukasi untuk simulasi pelatihan bagi para calon relawan maupun khalayak umum. Pengalaman yang didapatkan oleh penggunanya akan dirasakan seperti di dunia nyata (real world) melalui dunia maya (virtual) buatan.
Pengalaman yang didapatkan pengguna pun bukan hanya dari indra penglihatan dan pendengaran saja, melainkan dari indra yang lain. Dengan begitu, pengguna akan merasa seolah-olah benar berada dalam kejadian nyata. Sebab kejadiannya dapat tersimulasikan secara persis ke dalam lingkungan maya.
“Adanya alat VR ini akan mempermudah para relawan dan calon relawan dalam melakukan simulasi pertolongan. Selain itu juga sebagai edukasi nagi masyarakat untuk upaya mitigasi bencana, sebab dalam simulasi ini ada juga mode sebagai penyintas saat terjadi bencana,” jelas Adi.
Selain memberikan pengalaman simulasi, tim DMC juga memberikan penjelasan-penjelasan mengenai dunia kebencanaan serta bagaimana menanganinya ketiga kejadian itu datang.
Salah satu pengunjung dari Tebet, Jakarta Selatan, Anisa mengatakan, ini pertama kalinya ia mencoba virtual reality untuk bencana alam.
“Jadi seru sih. Kita jadi tau, oh kalau ada gempa bumi itu kita harus berlindung di bawah meja. Terus, kalau ada kebakaran itu harus bagaimana. Jadi lebih gampang diterapkan gitu karena kan ini sesuai dengan teknologi yang terkinian, jadi lebih mudah dipahami,” ucapnya.
Ia juga mengatakan, pengalaman pada Disaster Virtual Reality Simulation sangatlah menarik. Usai mendapatkan penjelasan tentang kebencanaan oleh tim DMC, ia bisa langsung menerapkannya secara virtual pada simulator ini. Sebelum beranjak ke simulasi secara langsung, simulasi virtual menurutnya menjadi alternatif yang sangat baik.
“Dari Disaster Virtual Reality Simulation sangat menarik saya kira. Interaktif juga dari segi sistem kontrol gim-nya. Kita diajak untuk memilih melakukan langkah-langkah yang benar yang seharusnya dilakukan oleh penolong atau relawan. Kita juga bisa memilih sebagai penyintas, di mana kita arahkan untuk memilih langkah-langkah yang dilakukan ketika ada bencana,” ucapnya usai menjajal Disaster VR Simulation. (Dompet Dhuafa / Muthohar)