Silaturahmi dalam Islam merupakan amalan yang mulia namun seringkali disepelekan oleh kaum muslimin. Islam sebagai agama rahmatan lil alamin mengatur kehidupan manusia tidak hanya tentang peribadahan kepada Allah namun juga bagaimana menjaga hubungan dengan sesama manusia.
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, artinya manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Dengan silaturahmi akan memudahkan manusia untuk saling menolong, membantu dan mendukung apabila ada kesulitan.
Seringkali manusia mengabaikan pentingnya silaturahmi, padahal banyak sekali keberkahan dan manfaat silaturahmi dalam Islam. Bahkan tak jarang sebagian orang ada yang memutus tali silaturahmi dengan kerabatnya hanya karena jengkel, perkara perbedaan pilihan atau karena masalah ekonomi.
Dengan mengetahui perintah, hukum dan hikmah silaturahmi semoga akan membuat kaum muslimin senantiasa melakukan silaturahmi. Berikut pembahasan seputar silaturahmi dalam Islam:
Pengertian Silaturahmi Dalam Islam
Silaturahmi merupakan salah satu amalan untuk menyambung tali persaudaraan yang memiliki banyak keutamaan dalam Islam. Silaturahmi berasal dari bahasa arab yaitu Shilah yang memiliki arti hubungan dan Rahim yang memiliki arti kasih sayang.
Berdasarkan pengertian tersebut bisa disimpulkan arti silaturahmi dalam islam yaitu berkasih sayang atau menjalin hubungan persaudaraan. Persaudaraan yang dimaksud adalah hubungan yang disebabkan oleh nasab (keturunan) atau hubungan pernikahan sebagai mana asal kata penggunaannya yaitu “Rahim”. Istilah Rahim digunakan untuk menyebutkan kerabat yang berasal dari satu rahim.
Baca juga: 7 Cara Mudah Peduli dan Berbagi
Perintah dan Anjuran Silaturahmi
Begitu banyak perintah dalam Al-Quran dan hadits yang menerangkan pentingnya silaturahmi dalam islam. Untuk itu penting bagi kaum muslimin menjaga silaturahmi sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Di antara dalil yang menunjukkan anjuran untuk menjaga tali silaturahmi adalah berikut:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.”(H.R. Bukhari & Muslim).
Silaturahmi tak hanya menjaga hubungan yang berlangsung saja, tetapi juga pada hubungan yang sedang renggang. Meskipun ada kerabat yang berbuat buruk, Rasulullah tetap memerintahkan untuk menjaga hubungan silaturahmi. Hal tersebut terdapat dalam hadits berikut:
“Silaturahmi bukanlah yang saling membalas kebaikan. Tetapi seorang yang berusaha menjalin hubungan baik meski lingkungan terdekat (kerabat) merusak hubungan persaudaraan dengan dirinya.” (H.R Bukhari).
Selain hadits tersebut Allah juga menerangkan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 83. Ayat tersebut menunjukkan perintah untuk berbuat baik kepada kerabat.
Kata “kerabat” dalam ayat tersebut bahkan diucapkan lebih dulu daripada “anak yatim” padahal memuliakan anak yatim adalah sebuah amalan yang diganjar dengan pahala yang besar. Ini menunjukkan bahwa menjaga hubungan silaturahmi adalah sebuah amalan yang besar.
“Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.” (Q.S Al-Baqarah : 83).
Hukum Memutus Silaturahmi dalam Islam
Setelah mengetahui betapa pentinya silaturahmi dalam islam hendaknya sahabat juga mengetahui hukum mengetahui silaturahmi dalam islam. Dengan mengetahui hukum memutus tali silaturahmi akan membuat diri menjadi keseganan untuk melanggarnya. Berikut merupakan beberapa dalil tentang ancaman memutus tali silaturahmi:
“Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para pelakunya [di dunia ini] -berikut dosa yang disimpan untuknya [di akhirat]- daripada perbuatan melampaui batas (kezhaliman) dan memutus silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (H.R Abu Daud & Tirmidzi).
“Tidak masuk surga orang yang memutus silaturahmi,” (H.R Bukhari & Muslim).
Dalil-dalil di atas menunjukkan haramnya memutuskan silaturahmi dalam islam. Sebuah perbuatan bisa dikatakan sebuah dosa besar apabila terdapat ancaman di dalamnya. Orang yang sengaja memutuskan silaturahmi tanpa adanya udzur syari akan diancam tidak masuk surga.
Perbuatan yang tergolong memutus silaturahmi dalam islam yaitu ketika sama sekali tidak mau kenal, berhubungan atau berurusan dengan kerabat. Seseorang yang tidak menjalin silaturahmi karena belum memiliki waktu luang, keterbatasan biaya, halangan cuaca, dan semacamnya maka tidak termasuk dalam golongan orang yang memutus tali silaturahmi.
Baca juga: Tips Menjaga Istiqomah Ibadah Setelah Ramadhan
7 Manfaat Silaturahmi Dalam Islam
Berikut ini adalah beberapa manfaat silaturahmi dalam Islam. Semoga kita bisa mengamalkannya dan mendapatkan semua manfaat berikut ini.
1. Melapangkan rezeki
Ada kalanya seseorang mengalami kesulitan dalam mencari rizki. Mudah bagi Allah memberikan rizki bagi hambanya bahkan dari arah yang tidak diduga-duga. Rasulullah menyampaikan dalam sebuah hadits bahwa salah satu manfaat silaturahmi dalam islam adalah melapangkan rezeki/rizki.
“Barangsiapa ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (H.R Bukhari & Muslim)
2. Memperpanjang umur
Setiap manusia tentu ingin diberikan umur yang panjang, sebab dengan panjangnya umur akan memperbanyak kesempatan untuk berbuat kebaikan. Manusia juga tempatnya salah dan lupa, maka dari itu dengan umur yang panjang akan memilik kesempatan untuk bertaubat atas dosa-dosa yang telah lalu.
3. Menghibur kerabat
Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dengan bersilaturahmi bisa menghibur dan membantu kerabat yang sedang kesulitan. Terkadang ada orang yang segan meminta bantuan padahal ia membutuhkan, sebagai kerabat sudah seharusnya untuk membantu tanpa harus menunggu diminta.
Bukan tidak mungkin saat kita yang sedang kesulitan maka aka nada kerabat kita yang membantu. Sebab segala amal perbuatan kita akan dibalas sesuai dengan apa yang kita kerjakan. Jika tidak dibalas di dunia, tentu kita akan mendapatkan balasannya di akhirat.
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (Q.S Ar-Rahmaan : 60).
4. Sebagai Tanda Ketaatan Kepada Allah
Silaturahmi adalah salah satu ajaran yang diperintahkan oleh Allah. Dalam sebuah hadits bahkan Rasullah menyebutkan bahwa orang yang menyambung tali silaturahim adalah orang yang beriman kepada hari akhir.
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” (H.R Bukhari & Muslim)
5. Menghilangkan perselisihan
Seringkali perselisihan antar saudara maupun kerabat terjadi, bisa karena perbedaan pilihan, prinsip atau bahkan masalah ekonomi. Meski demikian Allah melarang untuk memutuskan hubungan tali silaturahmi.
Salah satu bentuk hikmah silaturahmi dalam islam adalah dapat menghilangkan perselisihan yang sedang terjadi. Dengan saling bertegur sapa, bukan tidak mungkin masalah akan dapat diselesaikan dengan baik-baik.
6. Mendapatkan Rahmat
Mencari rahmat Allah adalah bentuk usaha kita sebagai umat muslim untuk mendapatkan tempat terbaik di yaummul akhir nanti. Salah satu amalan yang paling mudah agar mendapat rahmat Allah adalah dengan menyambung tali silaturrahim, sebagaimana hadits berikut:
Allah berfirman: “Aku adalah Mahapengasih dan ia adalah Rahim, nama itu diambil dari bagian nama-Ku, siapa yang menyambungnya, maka Aku memberikan rahmat-Ku kepadanya, dan siapa yang memutuskannya, maka Aku memutuskan rahmat-Ku darinya.” (HR Abu Dawud)
7. Masuk Surga
Tidak ada balasan lain yang lebih besar balasannya daripada surga. Menyambung tali silaturahmi bukan hanya sekadar urusan kita dengan kerabat, tetapi juga sebagai bentuk ikhtiar dan ketaatan atas apa yang Allah perintahkan. Berikut merupakan sebuah hadits yang menyampaikan bahwa balasan dari menyambung tali silaturahmi adalah masuk surga:
“Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, shalatlah di malam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.” (H.R Ibnu Majah).
Ditulis oleh: Abizar Daffa