Benarkah yang dikatakan sebagian besar orang selama ini, bahwa silaturahmi membuka pintu rezeki? Mengapa silaturahmi begitu penting, sehingga dapat membuka pintu-pintu rezeki bagi manusia? Simak ulasannya berikut ini.
Anjuran Silaturahmi dalam Islam
Melalui Al-Qur’an, Allah Swt telah banyak menyiratkan bahwa Dia menganjurkan seluruh hamba-Nya untuk menjalin silaturahmi, baik dengan keluarga maupun sesamanya. Sebab, silaturahmi dapat menjadi tonggak untuk mengokohkan banyak hal. Mulai dari persatuan, perhatian, kasih sayang, hingga mata pencaharian. Dengan begitu, silaturahmi dapat memudahkan seseorang untuk masuk ke dalam surga-Nya melalui pintu-pintu kebaikan yang terbuka saat menjalin silaturahmi.
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu, damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)
Berdasarkan ayat Al-Qur’an di atas, Allah mengajurkan seluruh hamba-Nya untuk menjalin silaturahmi. Sebab, meski lahir dengan berbeda-beda asal dan suku, pada dasarnya kita semua adalah saudara. Dengan silaturahmi, kasih sayang di antara kita pun dapat terbangun, sehingga tak akan ada celah untuk permusuhan. Orang-orang yang menjalin silaturahmi di dunia pun akan beruntung di akhirat. Karena jika kita senang menyambung tali kekeluargaan, maka Allah pun akan menyambungkan tali kekeluargaan dengan kita di hari kiamat nanti.
Baca juga: 7 Keutamaan dan Makna Silaturahmi dalam Islam
“Katakanlah: “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu.” (QS. Asy-Syura: 23)
Silaturahmi pun bukan hanya sekedar berkunjung atau berkomunikasi dengan sanak saudara maupun keluarga. Akan tetapi, silaturahmi berarti memperbaiki hubungan yang retak. Hadirnya rasa saling memaafkan dapat memberikan kedamaian dan ketentraman hidup. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi Muhammad Saw:
“Bukanlah bersilaturahmi orang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang bersilaturahmi adalah yang menyambung apa yang putus.” (HR. Bukhari)
Dengan Siapa Kita Harus Bersilaturahmi?
Prioritas pertama dalam menyambung tali silaturahmi adalah dengan keluarga terdekat atau keluarga yang dihubungkan dengan nasab. Islam mengajarkan untuk berbuat baik pada saudara dan kerabat dan sangat dilarang untuk menyakiti perasaan keluarganya. Sebab, perasaan sakit hati yang timbul nantinya bisa jadi tanpa disadari akan menimbulkan putusnya tali silaturahmi.
Dikutip dari Jurnal UIN Kudus tentang silaturahmi, dilihat dari segi objeknya silaturahmi pun dibagi menjadi macam, yaitu rahim secara khusus dan rahim secara umum. Silaturahmi secara khusus, yaitu silaturahmi yang dilakukan berdasarkan hubungan persaudaraan atau kerabat yang dihubungkan oleh nasab atau keturunan terdekat. Nilai silaturahmi yang berdasarkan kekerabatan nasab ini memiliki nilai yang sangat tinggi, karena ada tanggung jawab, baik secara moral atau material di dalamnya. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw:
“Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “sedekah terhadap orang miskin hanya mendapat pahala sedekah, sedangkan sedekah terhadap kerabat (rahim) mempunyai dua pahala, yaitu pahala sedekah dan pahala shilah.” (HR. Ibnu Huzaimah)
Baca juga: Silaturahmi Adalah Tali Persaudaraan, Bermakna, dan Bermanfaat
Kedua, silaturahmi secara umum, yaitu silaturahmi yang dilakukan berdasarkan hubungan sesama umat manusia (hubungan yang seagama) seperti yang disebutkan oleh Allah Swt dalam Al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 10.
Dari ayat tersebut diketahui bahwa setiap orang yang beriman adalah saudara. Agar persaudaraan itu bisa terjalin dengan kuat dan kokoh, maka satu sama lain wajib berbuat baik dengan saling menyayangi dan mengasihi. Silaturahmi harus dilakukan untuk seluruh umat Islam, baik yang ada kaitan hubungan nasab maupun hubungan persaudaraan sesama umat muslim. Bahkan kepada kaum nonmuslim pun kita dituntut untuk berbuat baik.
Hadis Silaturahmi Membuka Pintu Rezeki
“Dari Abu Hurairah ra. berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Barangsiapa yang senang diperluas rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ber-shilah al-rahim.” (HR. Bukhari) (Muttafaq Alaih)
Melalui hadis di atas, Rasulullah Saw menyebut bahwa seseorang yang terus menjalin silaturahmi, rezekinya pun akan terus mengalir. Rezeki dalam hal ini bukan hanya berarti materi, tetapi juga kesehatan, keluarga yang berbahagia, lingkungan yang supportif, dan sebagainya. Di sisi lain, melalui hadis ini, Nabi juga bermaksud untuk menganjurkan seluruh umatnya agar melakukan sesuatu yang mengandung kebaikan.
Baca juga: Amalan Pembuka Rezeki dan Berkah dalam Hidup Sehari-hari
Sebagian ulama mengartikan bahwa banyak rezeki berarti memiliki banyak harta. Sementara, sebagian lainnya memberi arti bahwa banyak rezeki berarti rezekinya berkah. Seseorang yang banyak bersilaturahmi tentulah memiliki banyak kenalan, banyak teman, dan tentu juga banyak orang yang bersimpati kepadanya. Perangai yang baik akan menumbuhkan kecintaan dan kasih sayang dari sesamanya.
Tak heran jika istilah “silaturahmi membuka pintu rezeki” terus bergaung dan diyakini hingga hari ini. Contoh konkretnya adalah, misalnya dalam hal kerja sama ekonomi atau membangun usaha. Apabila ada dua orang yang menjalin bisnis bersama karena kedekatan dan keakraban, maka semua akan berjalan lancar. Selain itu, apabila silaturahmi terjalin baik terhadap keluarga, rezeki, dan kebaikan pun akan terus mengalir. Sebab rezeki bukan hanya materi, tetapi juga bisa berupa makanan, tenaga, maupun kebaikan lainnya.