JAKARTA- Tinggi atau rendahnya kualitas pendidikan banyak dipengaruhi oleh faktor guru. Karena, gurulah garda terdepan dalam proses pendidikan. Idealita memang seringkali tak sejalan seiring dengan realita yang ada. Tidak sedikit masalah seputar guru dan pendidikan menghantui pendidikan Indonesia. Ini menjadi penghambat upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Karena itu, masalah-masalah yang selama ini menghantui pendidikan Indonesia harus segera dicarikan formula untuk mengatasinya.
Dalam hal ini, penelitian memiliki peranan penting. Melalui penelitian masalah-masalah tersebut bisa dipetakan, dianalisis, dan diformulasikan solusinya untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik.
Mewujudkan hal tersebut, Dompet Dhuafa melalui divisi pendidikan berkolaborasi dengan Universitas Paramadina menggelar Simposium Nasional Riset Pendidikan II 2015 dengan mengusung tema “Guru Transformatif untuk Pendidikan yang Lebih Baik”. Kegiatan tersebut mendatangkan beberapa tokoh dan inspirator pendidikan Indonesia sepertiTotok A. Soefijanto (Deputi Rektor Bidang Akademik, Riset dan Kemahasiswaan Universitas Paramadina), Marwah Daud Ibrahim (Presidium ICMI), Itje Chodijah (Praktisi dan Konsultan Pendidikan), dan Rina Fatimah (Direktur Yayasan Pendidikan Dompet Dhuafa) yang berlangsung pada Selasa (24/11) di Aula Nurcholis Madjid Universitas Paramadina Jakarta.
“Sejatinya seorang guru itu mampu mengubah pengetahuan dan pembelajaranmenjadi sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang. Konsep dari guru transformatif ini dimana peran seorang guru selain dia menjadi seorang tenaga pengajar, menyampaikan ilmu-ilmu di kelas, namun juga pendidik siswanya dan juga berkontribusi untuk masyarakat,” ujar Rina Fatimah, Direktur Yayasan Pendidikan Dompet Dhuafa.
Mengamati kondisi pendidikan di Indonesia saat ini, Marwah Daud Ibrahim mengungkapkan, permasalahan pendidikan juga berkaitan dengan sistem dan tata alur kepemerintahan pun turut mempengaruhi kemajuan kualitas pendidikan di negara ini.
“Contohnya sederhana, anggaran yang disiapkan untuk pendidikan menjadi tidak tepat sejahtera. Akhirnya banyak guru yang tidak sejahtera. Saat ini pemerintah sedang mengupayakan yang terbaik, agar semuanya tepat sasaran,” ungkap Marwah.
Selain itu Marwah menilai, untuk meningkatkan pendidikan menuju kualitas yang terbaik perlu sinergi yang lebih besar dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, dan lembaga sosial. Marwah sangat mengapresiasi ikhtiar Dompet Dhuafa memajukan pendidikan Indonesia melalui program-program pemberdayaan dalam bidang pendidikan.
“Seperti Dompet Dhuafa. Sebagai lembaga yang konsisten mengawal peningkatan kualitas pendidikan. Termasuk dengan adanya sekolah guru, SMART Ekselensia dan program beasiswa yang diikhtiarkan Dompet Dhuafa. Saya sangat mengharapkan Dompet Dhuafa terus mendapatkan dukungan dari masyarakat dan tetap bersinergi dengan pemerintah dan mendapatkan ridho dari Allah Swt,” harapnya.
Kegiatan ini melibatkan guru, dosen, peneliti, pemerhati, praktisi, dan pakar pendidikan, mahasiswa, pelajar, serta masyarakat umum. Melalui kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan melalui penelitian dan pengembangan pendidikan; mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai bagi guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Mempublikasikan dan mempromosikan hasil-hasil penelitian, pengembangan, dan konsep atau ide kreatif di bidang pendidikan, serta mempromosikan kerjasama, sinergi, dan kolaborasi antar pendidik dan lembaga pendidikan untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. (Dompet Dhuafa/Uyang)