Ainul Zulfah (34) saat meracik bahan-bahan kue kentang yang dijajakan setiap harinya. dok STF DD
Berusaha dan berdoa menjadi kunci suksesnya berjuang mengarungi hidup yang dirasanya sangat pas-pasan. Dengan menjajakan kue kentang buatannya sendiri, alhamdulillah kini ia mampu menambah penghasilan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Ya, usaha berjualan tersebut dijalani Ainul Zulfah (34), seorang ibu muda yang memiliki kegigihan dalam memperbaiki ekonomi keluarganya.
Zulfah, demikian sapaan akrabnya sehari-hari ini bercerita.Suaminya, Firman Ayatullah (38), dalam kesehariannya berprofesi sebagai karyawan swasta di Jakarta. Penghasilan sekitar Rp 1,5 juta per bulan yang diperoleh suaminya dirasa tak cukup membiayai kebutuhan sehari-hari, terutama dalam hal pendidikan sang anak.
“Sebenarnya kalo gaji suami saya buat belanja kebutuhan hidup sih cukup. Tapi masalah pendidikan anak yang utama. Makanya saya usaha jualan kue ini,” ujar ibu beranak tiga ini.
Tak ingin pendidikan ketiga anaknya terancam putus sekolah, menjadikan Zulfah membuka usaha kue kentang. Pukul 03.00 pagi ia sudah mulai meracik bahan-bahan yang telah dipersiapkan sejak awal. Butuh sekitar lima jam untuk merampungkan kue kentang setiap hari dijajakannya mulai pukul 08.00 pagi, hingga menjelang sore hari.
“Nggak apa-apa yang penting anak-anak saya dapat bayar sekolah. Meski jam tidur saya berkurang, buat saya nggak masalah,” terang wanita asal Pondok Betung, Tangerang Selatan ini.
Bukan hal mudah bagi Zulfah untuk menjajakan kue kentang hasil buatannya sendiri. Saat berjualan, ia mengaku hasil penjualannya tidak menghasilkan untung. Bahkan, ia pernah mengaku kue yang dijajakannya masih bersisa sangat banyak, sehingga menyebabkannyasempat berhenti berjualan kue kentang.
“Iya saya berhenti karena kehabisan modal juga. Makanya saya milih berhenti jualan dulu,”paparnya.
Namun semangatnya kembali menyala ketika anak pertamanya meminta uang untuk membayar uang SPP sekolah kepada Zulfah. Akhirnya ia memutuskan untuk berjualan kue kentang kembali. Namun, niatnya tersebut terkendala dengan modal usaha.
“Saya ingin sekali berjualan lagi. Tapi uang dari mana? Uang gaji suami udah habis buat bayar spp dan kebutuhan dapur,” ujarnya.
Beruntung, di saat Zulfah tengah mencari tambahan modal usaha, ia melihat spanduk Dompet Dhuafa yang terpampang di pinggir jalan sekitar rumahnya. Ia pun mulai mencari tahu tentang Dompet Dhuafa dengan bertanya kepada kerabat dan tetangganya.
“Alhamdulillah, akhirnya saya diberitahu tentang program Social Trust Fund (STF) Dompet Dhuafa dan saya tertarik daftar,” ucapnya.
Atas izin sang suami, Zulfah pun bersama sang suami mendatangi kantor STF cabang Tangerang Selatan dan mengajukan pinjaman modal usaha. STF sendiri merupakan program ekonomi Dompet Dhuafa yang memainkan peran sebagai bank orang miskin. Transaksi dominan yang dikembangkan berbasis kepada akad dana kebajikan (Qardhul Hasan), yakni meminjam dengan pengembalian tanpa tambahan bunga maupun bagi hasil.
Alhamdulillah, Zulfah pun akhirnya mendapatkan bantuan dari STF Tangerang Selatan sebesar Rp. 750 ribu untuk dana awal modal usahanya. Kini, ia pun sudah menyelesaikan pinjaman yang pertama dan sedang mencicil pinjaman kedua yang diterimanya sebesar Rp 1 juta.
“Modal usaha yang diberikan Dompet Dhuafa membantu melancarkan usaha yang saya tekuni ini. paling tidak, anak saya nggak terancam putus sekolah” pungkasnya seraya bersyukur. (Uyang)