Suara dari Gaza: Sebuah Novel tentang Perjuangan dan Kebenaran

Diskusi Buku “7 Oktober: Matahari Diujung Rafah”.

JAKARTA — GagasMedia bersama Amar Ar Risalah dan Wahyudi Pratama melaksanakan peluncuran dan diskusi buku 7 Oktober: Matahari di Ujung Rafah pada gelaran Islamic Book Fair, di Hall A Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (17/8/2024). Peluncuran ini sekaligus sinergi kebaikan bersama Dompet Dhuafa, yang mana setiap pembelian buku tersebut, sebesar 10% akan didonasikan pada program kemanusiaan untuk Palestina.

Dalam buku 7 Oktober: Matahari di Ujung Rafah, ada tiga tokoh fiksi yang terlibat dalam cerita ini: Thorik, seorang jurnalis; Jamal, sahabat Thorik yang berprofesi sebagai kameramen; dan Syaima, seorang perempuan dari Palestina yang menjadi kepala kerelawanan dan tenaga medis. Setelah 7 Oktober, Syaima merupakan tunangan dari Thorik.

Mereka menghadapi banyak kejadian yang memaksa untuk mempertaruhkan nyawa dalam profesi masing-masing. Thorik berusaha menyampaikan narasi tentang Palestina yang sesuai dengan fakta, sementara Jamal merekam aksi-aksi kekejaman Israel. Syaima, di sisi lain, berjuang sebagai kepala kerelawanan dan tenaga medis untuk membantu sesama di tanah Palestina.

Baca juga: Dompet Dhuafa Dirikan Medical Point, Bantu Layani Kesehatan Warga Gaza

Simbolis kerja sama antara GagasMedia dan Dompet Dhuafa, Penyaluran Donasi untuk Palestina pada Sabtu (17/8/2024).
Simbolis kerja sama antara GagasMedia dan Dompet Dhuafa, Penyaluran Donasi untuk Palestina pada Sabtu (17/8/2024).

“Tanah lahir Thoriq, seorang jurnalis dari media Suara Gaza, mulanya merupakan tanah subur dan ditumbuhi pepohonan berbuah manis. Kehidupan berjalan harmonis diiringi suara riang anak-anak berlarian menyusuri tanah lahirnya. Tak pernah menyangka, suatu hari akan datang merenggut keharmonisan di tanah itu. Langit yang cerah seketika berubah keruh dan burung-burung tak lagi bisa berkicau dengan bebas. Anak-anak itu tetap berlarian, kali ini bukan senyum yang menghiasi wajah polosnya. Hanya ketakutan dan tangis pilu karena satu per satu bangunan yang mereka sebut ‘rumah’, luluh lantak tak bersisa. Sebagai jurnalis, Thoriq merasa perlu menyuarakan kebenaran. Bersama sahabatnya, Jamal, mereka berjuang memperbaharui narasi jurnalistik tentang Palestina yang mulai dituding drama dan hanya membuat kasihan.”

Ya, itulah sepenggal kisah dalam buku 7 Oktober: Matahari di Ujung Rafah, sebuah karya fiksi yang terinspirasi dari kisah nyata para pejuang kemanusiaan di Gaza, Palestina karya Wahyudi Pratama. Buku ini didasarkan pada riset dan perjalanan Amar Ar Risalah yang diterbitkan oleh GagasMedia.

Diskusi Buku “7 Oktober: Matahari Diujung Rafah”.
Diskusi Buku 7 Oktober: Matahari Diujung Rafah.
Setelah melangsungkan diskusi buku, para penulis memberikan tanda tangan kepada partisipan yang telah memebeli buku. Setiap penjualan buku akan didonasikan sebesar sepuluh persen untuk program kemanusiaan Palestina.
Setelah melangsungkan diskusi buku, para penulis memberikan tanda tangan kepada partisipan yang telah memebeli buku. Setiap penjualan buku akan didonasikan sebesar sepuluh persen untuk program kemanusiaan Palestina.

Amar Ar Risalah sendiri mengangkat kisah tersebut karena menurutnya Jurnalis sebagai tombak utama dalam mengungkapkan kebenaran-kebenaran yang ada di Gaza, Palestina. Hal tersebut karena terjadi banyak informasi menyesatkan yang dibagikan oleh oknum tidak bertanggung jawab, yang menyebabkan kesalahan pemahaman terhadap peristiwa di Gaza.

“Di sini akan kelihatan bagaimana penjajah itu menarget kepala jurnalis karena takut kebenaran itu terungkap, takut ada mayat di mana-mana, yang fotonya itu terungkap ada kuburan massal di mana-mana, penjajah itu takut semua itu terungkap. Makanya jurnalis itu ditarget,” ujar Amar.

Baca juga: Dompet Dhuafa Siapkan 200 Tenda untuk Pengungsi di Gaza

Penulis juga ingin memberikan kesadaran pada pembaca tentang pentingnya profesi jurnalis, terutama di tengah peristiwa yang menimpa umat Islam saat ini. Meskipun sering diabaikan, jurnalis berperan penting dalam menyampaikan kebenaran.

“Ketika kejadian ini itu nyata di depan mata saat 7 Oktober lalu, melalui sosial media, bahkan bang Risalah juga memberikan data-data, akhirnya saya memilih jalan bahwa kita harus menyuarakan ini, mengangkat isu ini ke dalam buku, jadi alasan saya adalah ketika ada seseorang yang kehilangan anaknya, kepalanya dipenggal itu semua yang membuat saya tergerak hati, meskipun Palestina jauh di sana tapi paling tidak, kita ada cara bagaimana membantu kemerdekaan tanah Palestina,” kata Wahyudi Pratama.

Kolaborasi kebaikan antara GagasMedia dan Dompet Dhuafa, untuk program kemanusiaan Palestina.
Kolaborasi kebaikan antara GagasMedia dan Dompet Dhuafa, untuk program kemanusiaan Palestina.
Antusias pengunjung memenuhi Hall A, JCC, pada gelaran Diskusi Buku 7 Oktober: Matahari Diujung Rafah”.
Antusias pengunjung memenuhi Hall A, JCC, pada gelaran Diskusi Buku 7 Oktober: Matahari Diujung Rafah.

Sementara itu, Raisa Wulan selaku Editor GagasMedia mengungkapkan kolaborasi ini diinisiasi dengan tujuan mengangkat isu Palestina, Untuk itu, mereka mencari mitra yang dapat menyalurkan donasi dan akhirnya bekerja sama dengan Dompet Dhuafa.

“Kita berupaya agar karya ini berdampak untuk teman-teman yang ada di Palestina, makanya kita mencari siapa yang bisa membantu kita untuk menyalurkan donasi, akhirnya ketemulah dengan Dompet Dhuafa Semoga bisa menjadikan karya ini jadi manfaat untuk teman-teman di Palestina, selain manfaat untuk penulis, pembaca dan sebagainya, semoga karya ini bisa diterima dengan hati yang lapang. Semoga 17 Agustus Kemerdekaan Indonesia juga merdeka untuk teman-teman di tanah Palestina,” ujarnya.

Baca juga: Amanah Parsel Ramadan Tersalurkan di Gaza Utara Palestina

Diana Rahma selaku Tim Partnership Dompet Dhuafa mengapresiasi aksi kebaikan ini. Menurutnya kebenaran-kebenaran untuk Palestina harus terus menggema.

“Alhamdulillah, senang sekali bisa terlibat pada kolaborasi kebaikan kali ini bersama GagasMedia melalui penjualan buku 7 Oktober: Matahari di Ujung Rafah. Kolaborasi ini mengingatkan kita bahwa perjuangan rakyat Palestina belum usai, dan Jurnalis beserta tim Medis juga bagian tak terlupakan dari perjuangan rakyat Palestina. Semoga hasil dari kolaborasi ini membawa banyak kebaikan dan juga kemenangan untuk rakyat Palestina,” sebut Diana, optimis.

Para pengunjung memenuhi booth pada gelaran Islamic Book Fair 2024.
Para pengunjung memenuhi booth pada gelaran Islamic Book Fair 2024.
Acara ditutup dengan berdoa bersama untuk Palestina.
Acara ditutup dengan berdoa bersama untuk Palestina.

Wahyudi juga berharap, melalui karya ini, pembaca dapat mendukung keberlangsungan hidup rakyat Palestina dan turut menjadi bagian dari perjuangan menuju kemerdekaan Palestina di masa depan.

Harapannya karena buku ini lahir arena sebuah donasi yang dibantu langsung oleh Dompet Dhuafa, harapannya ketika teman-teman di luar sana yang belum bisa melakukan apapun untuk palestina, tentu ada langkah preventif yang perlu kita lakukan, salah satunya donasi melalui karya itu harapannya teman-teman bisa lebih terbuka, artinya ketika kalian membeli karya ini sama saja kalian membantu saudara kita di Palestina,” tambahnya. (Dompet Dhuafa)

Teks dan foto: Anndini Dwi Putri
Penyunting: Dhika