Syafrudin: Maaf, Kami Menolak Kurban dari Dompet Dhuafa

RONTING, MANGGARAI TIMUR – Syukur selalu tercurah dari warga Kampung Ronting, Satar Kampas, Lambaleda, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur. Pasalnya, keberkahan selalu melimpah di kampung pesisir nan eksotik tersebut. Berkah pertama hadir pada Ramadhan 2017, di mana para donatur Dompet Dhuafa, bersama-sama membentang kebaikan untuk merevitalisasi masjid bersejarah di kampung tersebut, yaitu Masjid Al Istiqamah.

Setelah berdiri lebih dari 30 tahun silam, masjid satu-satunya di Ronting tersebut akhirnya mulai direnovasi pada Agustus 2017. Tak berhenti di situ, sembari mengebut pembangunan kembali Masjid Al Istiqamah, warga Ronting kembali mendapat berkah daging di Idul Adha 1438H/2017M. Tentu berkah tersebut mengalir dari kebaikan para pekurban atau donatur yang mengamanahkan kurbannya melalui Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa.

Betapa senyum bahagia masyarakat Ronting merekah, saat menerima paket daging kurban dari para pekurban atau donatur THK Dompet Dhuafa. Namun kurban tak menjadi berkah terakhir bagi masyarakat di pesisir pantai utara Flores tersebut. Medio 2017 berlalu dan berganti 2018, dalam perjalanan pembangunan Masjid Al Istiqamah, banyak potensi-potensi lokal di sana layak untuk dikembangkan lebih besar lagi. Kondisi tersebut akhirnya membuat Dompet Dhuafa terus mengajak para donatur melalui zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf), untuk membangun peradaban di sana.

Triwulan kedua 2018 menjadi titiknya. Melalui assessment dan eksplorasi, Dompet Dhuafa mencanangkan untuk membangun pemberdayaan terpusat bersistem kluster di sana. Sektor ekonomi, pendidikan, dan budaya menjadi titik tekan utama program tersebut.

Namun, dengan gelontoran berkah pemberdayaan tersebut, tak lantas membuat masyarakat Ronting bermalas-malasan atau selalu menengadahkan tangan. Tetapi menjadi pelecut semangat masyarakat untuk lebih maju.

“Alhamdulillah berkah masyarakat Indonesia melalui Dompet Dhuafa, telah kami rasakan. Kebaikan-kebaikan para donatur, pekurban, muzakki maupun wakif, sudah bergulir di kampung kami. Tentu ini adalah martabat besar kampung kami, untuk meneruskan kebaikan menjadi pemantik keberdayaan di Ronting,” ungkap Haji Syafrudin bin Haji Umar, selaku ketua Majelis Takmir Masjid Al Istiqamah Ronting.

Tahun lalu, hewan Kurban tersebar merata ke seluruh pelosok negeri. Tak ketinggalan juga merekahkan bahagia di Kampung Ronting. Melihat kebahagiaan yang luar biasa dari masyarakat Ronting saat mendapatkan berkah daging kurban, THK Dompet Dhuafa ingin kembali menebar berkah daging kurban di sana. Namun jawaban sebaliknya yang diterima tim Dompet Dhuafa terkait kembali menggulirkan di Ronting. “Kami di sini merasa berlebihan jika harus menerima hewan kurban lagi tahun ini. Karena Masih banyak desa-desa di beranda Indonesia yang belum tersentuh daging kurban. Kami menolak bukan berarti angkuh, melainkan lebih mengalokasikan kepada yang berhak menerimanya. Alhamdulillah alaakullihaal, sudah banyak bantuan yang bergulir di kampung kami, kini saatnya kami membuktikan bahwa kampung kami dapat berdaya. Walau demikian, tahun ini Warga Ronting tetap tersenyum bahagia karena Allah sungguh Maha Kasih, kurban tetap bergulir di sini,” pungkas Syafrudin.

Di waktu yang bersamaan, di sebelah barat Ronting, tepatnya di Pulau 1.000 Masjid, Nusa Tenggara Barat. Dompet Dhuafa menyalurkan amanah para pekurban, yaitu 202 ekor sapi kurban, untuk pengungsi korban gempa bumi Lombok. Ini menjadi salah satu bukti dari bentangan kebaikan masyarakat Indonesia untuk Lombok.