LOMBOK UTARA — Jumat (17/8) pagi, warga Desa Rembige, Kecamatan Tanjung, Lombok, berduyun-duyun datang ke pos pengungsian utama. Tanah lapang bekas sekolah tersebut, disulap menjadi lapangan upacara. Anak-anak terlihat semangat, biasanya mereka melakukan upacara bendera beramai-ramai di lapangan Kecamatan. Karena gempa meluluh-lantakkan Lombok Utara, kali ini tidak ada upacara semacam itu lagi. Tidak ada seragam sekolah, mereka datang dengan kostum terbaik mereka. Semua gembira dan semangat. Semua warga yang ikut mencoba semeriah mungkin menyambut hari kemerdekaan.
Matahari beranjak, menghangatkan suasana, dan upacara bendera berlangsung khidmat, lagu Indonesia Raya berkumandang di seluruh penjuru pengungsian. Sang saka merah putih berkibar gagah, melawan kegetiran masyarakat Lombok yang sedang ditimpa musibah gempa.
Pembina upacara telah menyampaikan wejanganya, setelah itu uapacarapun selesai. Kini, warga beralih fokus pada kegiatan selanjutnya, lomba Agustusan. Dompet Dhuafa berinisiatif untuk mengadakan kegiatan lomba-lomba bagi para pengungsi.
Lomba-lomba seperti lomba pembuatan tumpeng, lomba makan kerupuk, lomba tarik tambang dan sebagainya berhasil membuat warga pengungsi bersorak sorai. Ibu-ibu yang tergabung dalam lomba tumpeng, mereka diinstruksikan membentuk tim berdasar pos pengungsian. Beraneka ragam nama unik digunakan dalam lomba tersebut.
“Alhamdulillah mas, senang sekali kita hari ini, bisa sejenak melupakan gempa,” ujar Siti Walidah, salah satu peserta lomba tumpeng dari ‘Tim Berduka’.
Anak-anak dan bapak-bapak juga tidak lepas dari kegembiraan. Lomba tarik tambang dan makan kerupuk menjadi favorit mereka. Momen ketika anak-anak kesulitan menggapai kerupuk membuat warga yang menonton tertawa.
“Seneng, bisa lomba-lomba. Paling suka yang makan kerupuk tadi kak,” cerita Fajrin, salah satu peserta di kategori anak. (Dompet Dhuafa/Zul)