Tebar Ribuan Huntara untuk Korban Gempa Lombok

LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT — Hingga akhir Agustus, tercatat sudah 560 orang meninggal dunia akibat gempa bumi, dengan sebaran Kabupaten Lombok Utara 466 orang, Lombok Barat 40 orang, Lombok Timur 31 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Tengah 2 orang, dan Kota Denpasar 2 orang. Selain itu, sebanyak 1.469 orang luka-luka, pengungsi tercatat 396.302 jiwa tersebar di ribuan titik. Sedangan sebanyak 83.392 rumah rusak berat, 3.540 fasilitas umum dan sosial rusak.

Dompet Dhuafa terus melakukan pergerakan dengan berbagai program, salah satu yang di inisiasi yaitu HUNTARA (Hunian Sementara) bagi ribuan pengungsi yang saat ini masih menempati pos pengungsian di wilayah Lombok dan sekitarnya. Huntara yang dibangun sudah melalui tahap uji coba untuk tingkat kenyamanan.

Menurut drg. Imam Rulyawan MARS., selaku Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi mengatakan, “Dompet Dhuafa memiliki desain konstruksi untuk Rumah Ramah Gempa. Desain ini disiapkan untuk fase transisi respon ke recovery sambil menunggu rekonstruksi dari Pemerintah. Dari semua kanal jaringan Dompet Dhuafa, termasuk CSR, BUMN dan Penerintah melalui BNPB dan PUPR, merencanakan akan membangun 15 ribu unit Huntara”.

“Dompet Dhuafa berharap agar dalam masa transisi menunggu pemulihan kondisi oleh Pemerintah. Dengan Hunian Sementara ini, masyarakat secepatnya berkumpul sebagai satu keluarga yang utuh kembali. Tentunya juga semakin mudah untuk mulai menata kehidupan mereka ke depan. Sambil menunggu bantuan pemerintah sampai ke tangan mereka,” ucap drg. Imam Rulyawan, MARS.

“Sekarang kami bersyukur, ternyata Dompet Dhuafa memberikan Hunian Sementara di Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara. Desa ini jarang mendapat perhatian, apalagi jaraknya juga jauh dari kota Mataram, sekitar 50 Km dengan waktu perjalanan 2,5 jam. Itupun kontur jalannya yang menanjak di perbukitan,” ucap Harimuni, salah satu warga terdampak gempa.

“Sudah dua malam kami huni Huntara ini. Enak, Nyaman, tidak seperti berada di tenda dan kandang kambing yang kami tempati sebelumnya. Apalagi sebelumnya kandang kambing ini bau sekali, berukuran 3×3 meter berisi 3 keluarga. Belum lagi di tempat pengungsian juga sangat terbatas baik fasilitas listrik, air maupun sanitasi,” tutup Harimuni.

Dompet Dhuafa dalam respon bencana gempa bumi Lombok, telah menurunkan tim rescue dari Disaster Management Center (DMC), Psychological First Aid, Dapur Umum, Dapur Keliling, Tenaga Medis seperti Dokter Spesialis Bedah dan Spesialis Penyakit Dalam, Dokter Umum, Perawat, Bidan serta aktivis kemanusiaan lainnya.

Selain kegiatan Dapur Keliling, terdapat Aksi Layanan Sehat (ALS), pendirian pos pengungsian, pendirian Dapur Umum, pembangunan MCK sementara, pembangunan Masjid sementara, inisiasi pendirian Sekolah Darurat, Sekolah Ceria, Layanan Dakwah, pengadaan pipanisasi untuk 1.300 pengungsi korban gempa dan distribusi tandon air, serta Motor Kilat, yang berkeliling melayani kebutuhan kesehatan untuk mobilitas ke beberapa wilayah terpencil, dan sulitnya medan karena akses terputus. Yang terbaru, Dompet Dhuafa juga menggulirkan program Hospital Keliling (Hoping), untuk membantu pelayanan kesehatan, terutama kebutuhan operasi bagi warga Lombok. (Dompet Dhuafa)