GARUT, JAWA BARAT — “Bungah pisan Emak teh.. Hatur nuhun Neng. Sing seer barokahna, sing dongkap deui, (Senang sekali.. terima kasih. Semoga mendapat banyak barokah, semoga besok-besok datang kembali),” tutur Amanah (80), seorang lansia yang tinggal sendirian di gubuk kayu miliknya.
Pada Senin (10/4/2023), Tim Dompet Dhuafa mengunjungi Kp. Cimalingping, Desa Cintanagara, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut untuk menyalurkan zakat fitrah. Sebuah amanah di bulan suci Ramadan, dari para donatur untuk masyarakat yang membutuhkan.
Sebanyak 1000 paket zakat fitrah berhasil didistribusikan kepada para warga yang bermukim di dua desa di Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut. Amanah pun menjadi salah satu dari sekian banyak penerima manfaat Tebar Zakat Fitrah (TZF) Dompet Dhuafa.
Baca juga: Tebar Zakat Fitrah Sampai ke Tangan Pasir Pak Nurkim
Amanah tinggal di kaki Gunung Cikuray, rumahnya pun berada di paling ujung atas Kampung Cimalingping, Cigedug. Di dalam rumah panggung yang didominasi oleh kayu itu, Amanah tinggal sendirian tak ditemani siapa pun. Hanya sesekali ditemani sang cucu di malam hari, agar ia tidak tidur sendiri.
“Abdi ti bumi rumah nyalira (saya di rumah sendirian),” tutur Amanah dengan suara yang perlahan mengecil.
“Aya wengi mah sareng putu weh (kalau malam hanya bersama cucu saja),” lanjutnya.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, Amanah bergantung kepada sang anak dan sesekali tetangganya. Makanan yang disantap setiap hari pun sangat sederhana, yakni nasi dan sayur seadanya, sering kali tanpa lauk.
“Abdi mah mung dahar nasi sareng sayur, jarang aya lauk (Saya hanya makan nasi dan sayur, jarang ada lauk),” kisah Amanah.
Baca juga: Tebar Zakat Fitrah Rambah Masyarakat Sumba Tengah
Sejak menginjak usia lansia, Amanah sudah tak lagi bekerja seperti dahulu, lantaran fisiknya sudah tak memadai. Diketahui sebelumnya, Amanah bekerja seperti kebanyakan warga di Desa Cimalingping, yakni bertani serabutan.
“Tos teu kiat (sudah tidak kuat bekerja), atos sepuh (sudah tua),” ucap perempuan kelahiran Kecamatan Samarang, Garut, itu.
“Abdi teu acan tiasa ka mana-mana (saya sudah tidak bisa ke mana-mana),” imbuhnya.
Di sela-sela perbincangan dengan Dompet Dhuafa, Amanah berkisah bahwa ia memiliki 10 orang anak dari pernikahannya dengan sang suami yang telah tiada. Namun dari kesepuluh anak itu, lima di antaranya telah berpulang. Sehingga, kini Amanah hanya memiliki lima anak yang masih hidup.
Meski demikian, kelima anaknya itu tinggal jauh darinya. Hanya ada satu orang anak yang hidup berdampingan dengan dirinya di Kampung Cimalingping. Anak tersebutlah yang membantunya memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
Baca juga: Dompet Dhuafa Beri Parsel Ramadan untuk Teh Nunung, Sosok Ibu Tangguh Penyintas Gempa Cianjur
“Teu gaduh caroge Emak ge, nyalira weh (saya sudah tidak punya suami, sendirian saja).”
“Sadayana mah 10, teu aya 5, mung ana 5 (Anak semua ada 10, meninggal 5, sekarang hanya tinggal 5),” lanjut Amanah.
Saat didatangi oleh Dompet Dhuafa di tengah Bulan Ramadan untuk memberikan zakat fitrah, Amanah pun merasa senang. Selain senang karena diberi beras untuk memenuhi kebutuhan pangannya, ia juga senang karena ada orang yang mengunjungi dan mengajaknya mengobrol.
“Hatur nuhun Neng, Kasep..” ucap Amanah tanpa henti.
Selain di Garut, zakat fitrah Dompet Dhuafa juga didistribusikan ke wilayah pelosok lainnya di Indonesia. Dengan begitu, manfaat zakat fitrah pun dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat yang membutuhkan, layaknya Emak Amanah. (Dompet Dhuafa/Ronna)