Sebagai umat Islam, kita tentu sudah mengenal nama Nabi Ibrahim dalam pelajaran agama, pengajian, atau berbagai forum kajian yang kita ikuti. Bahkan dari kecil pun kita sudah mengenalnya, sebagai Nabi yang hebat dan disebut juga sebagai Bapak Para Nabi. Bukan saja kita, Nabi Muhammad SAW pun juga banyak terinspirasi dan termotivasi dari sejarah dan kisah Nabi Ibrahim AS.
Di dalam Al-Quran, nabi Ibrahim menjadi nama surat tersendiri yang terabadikan. Selain itu, Nama Ibrahim disebut dalam Al-Quran sebanyak 69 kali di 24 surat. Sebagai Abulanbiya, sebanyak 19 keturunannya menjadi nabi, dari 25 nabi yang disebut dalam Al-Quran.
Salah satunya adalah ayat berikut ini, “Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.” (QS: Annisa: 125).
Baca Juga: Hukum Berkurban Menurut 4 Imam Mahdzab
Selain itu, nama Nabi Ibrahim juga senantiasa kita sebut dalam shalat. Tentunya, bukan tanpa alasan namanya disebut jika tanpa hikmah dan makna yang mendalam. Namun kita juga perlu mengetahui apa saja teladan-teladan yang bisa kita pelajari dari sosok Nabi Ibrahim ini. Tentunya, beliau adalah manusia spesial yang kebijaksanaan dan jalan hidupnya benar-benar mengarahkan kepada akhirat.
1. Memiliki Semangat yang Tinggi untuk Mencari Kebenaran
Walaupun Ibrahim adalah anak yang dibesarkan dari seorang ayah yang bekerja sebagai pembuat patung berhala, namun semakin dewasa ia tidak lantas percaya begitu saja. Dengan semangat dan rasa ingin tahunya yang tinggi, Ibrahim belajar dan berpikir tentang Ketuhanan hingga ia akhirnya menemukan Allah SWT sebagai Tuhan yang sebenar-benarnya. Ia haus akan kebenaran dan tidak pernah menyerah sat mencari mana yang ia anggap sebagai kebenaran.
2. Menggunakan Rasional dalam Mencari Kebenaran
Ibrahim adalah sosok yang rasional dalam mencari kebenaran. Saat ia mencari dan mengenal Tuhan, ia sempat bertanya-tanya apakah Tuhannya adalah matahari, bulan, atau alam semesta ini? Ia tidak meyakini berhala-berhala yang dibuat ayahnya adalah sebagai Tuhan karena baginya hal tersebut tidak masuk akal. Benda mati tidak bisa berbuat apapun dan tidak bisa menguasai dirinya.
Baca juga: Keikhlasan Ibrahim dan Pengorbanan Ismail
Sedangkan, di saat Ibrahim mulai memahami hakikat dari Tuhan dan Pencipta, Allah SWT pun memberikan petunjuk bahwa Tuhan adalah Allah SWT. Tiada lain yang menciptakan alam semesta dan tidak bisa dilihat secara kasat mata oleh manusia, karena Tuhan memiliki sifat imaterial yang berbeda dengan manusia.
3. Kesabaran dalam Menghadapi Ujian
Berkali-kali Ibrahim diuji oleh Allah SWT. Mulai dari Ayahnya yang tidak mau bersama dengan dia meyakini Allah SWT, sulitnya ia dikaruniai seorang anak, hingga berbagai masalah lainnya. Namun kesabarannya tersebut membuat ia dikaruniai dua orang istri yaitu Siti Hajar dan Siti Sarah hingga melahirkan keturunan-keturunan yang salih dan menjadi penerusnya dalam menyebarkan kebenaran.
4. Menempatkan Allah SWT di Atas Segalanya
Keyakinannya pada Allah SWT membuat Ibrahim menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan dan membuktikan kepada Allah dengan ketaqwaan serta keimanan yang kuat. Ismail yang merupakan putra kesayangannya saat itu diperintahkan untuk dikurbankan, rela ia lakukan karena mendapatkan perintah Allah SWT. Begitupun dengan Ismail.
Nabi Ibrahim dan Ismail adalah bukti ketaqwaan. Kecintaan pada keluarga, manusia, tidak boleh mengalahkan kecintaan kita kepada Allah SWT. Tentunya hal ini sangat berat dan belum tentu semua manusia bisa menghadapinya. Namun, mereka berdua pantas menjadi seorang nabi dan namanya diabadikan Al-Quran karena ketaqwaannya yang sangat kuat.
5. Mengabdikan Diri dalam Jalan Kebenaran
Setelah mengetahui kebenaran, Ibrahim tidak lantas berdiam diri. Ia pun mendakwahkan kepada masyarakatnya, mengajak masyarakatnya untuk ikut serta bersamanya dalam jalan yang lurus. Ia pun juga menjadi pemimpin negeri yang adil dan berusaha untuk membawa negerinya menjadi adil dan makmur. Hal ini seperti doanya yang terbadikan dalam Al-Quran:
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, ‘Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Mekah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,”’Dia (Allah) berfirman, ‘Dan kepada orang yang kafir akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al Baqarah: 126).
Semoga, kita dapat meneladani Nabi Ibrahim untuk menjadi manusia yang cinta akan kebenaran, selalu meningkatkan ketaqwaan, menjadikan Allah SWT sebagai tujuan, dan mengabdikan diri untuk negeri yang baik. Walaupun berat, tentu ini adalah salah satu pernjalanan dan ikhtiar kita agar kelak nantinya di akhirat kita bisa mendapatkan tempat terbaik bersama para Nabi dan Rasul.
Melaksanakan Ibadah Kurban Salah Satu Teladan Kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW
Selain meneladai hal-hal tersebut, jangan lupa untuk menjalankan juga ibadah kurban sebagaimana Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad lakukan. Ibadah kurban mengingatkan kita tentang artinya pengorbanan kepada Allah SWT. Bahwa tidak ada iman dan taqwa tanpa kita diuji dengan hal-hal yang paling kita cintai di dunia.
Ibadah kurban, kita hanya diminta untuk mengeluarkan harta serta hewan kurban sebagai simbol. Namun dibalik itu semua, niat lurus dan keikhlasan kita lah yang akan diuji. Semoga sahabat semuanya, bisa melaksanakan ibadah kurban di tahun ini.
Ingin kurban dengan mudah, cepat, dan luas manfaatnya hingga ke pelosok negeri? Klik banner di bawah untuk kurban sekarang bersama dengan Dompet Dhuafa.