Terabas Beratnya Medan untuk Respon Campak dan Gizi Buruk Di Asmat

ASMAT, PAPUA — Duka memecah nusantara. Kali ini tersiar kabar dari ujung timur nusantara, tepatnya di wilayah selatan Papua, yaitu di daerah Asmat. Tersiar di media, dalam kurun waktu empat bulan terakhir, 61 anak dari 23 distrik (kecamatan), meninggal akibat Campak dan gizi buruk.

Bahkan, kini kondisi kesehatan di kawasan bermukimnya suku terbesar di Papua tersebut semakin memprihatinkan. Lantaran susahnya akses menuju lokasi di distrik-distik di kawasan tersebut, masih menjadi kendala besar dari respon kasus Campak dan gizi buruk di Asmat. Penanganan cepat pun begitu diperlukan dalam mengatasi dan merespon bencana besar di Asmat.

Melihat kondisi tersebut, Dompet Dhuafa melalui tim Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Papua, mengirimkan tim medis untuk bergerak cepat merespon bencana Asmat. Sulitnya medan dan akses, membutuhkan strategi untuk menembusnya.

“Sore ini, tim yang bergerak tengah melakukan negosiasi harga untuk sewa speedboat, sebagai transportasi dari Dermaga Timika menuju Distrik Agats di Kabupaten Asmat,” ungkap dr. Fitri, salah satu tim Dompet Dhuafa yang bergerak untuk respon Campak dan Gizi Buruk di Asmat, melalui pesan singkat.

Dalam respon kali ini, Dompet Dhuafa melalui LKC Papua menerjunkan dua dokter dan tim relief. Target pergerakan respon tim LKC Papua adalah aksi pemeriksaan kesehatan, sekaligus upaya perbaikan gizi terhadap anak-anak di Distrik Agats. Susu, makanan pendamping, biskuit, suplemen multivitamin, dan kebutuhan medis lainnya menjadi perbekalan tim.

“Target kami adalah pemeriksaan kesehatan anak-anak dan juga memperbaiki asupan gizinya. Mohon doanya agar senantiasa dimudahkan langkah kami dalam membantu mengurangi permasalahan kesehatan di Asmat,” tambah dr. Fitri. (Dompet Dhuafa/Taufan YN)