BANTEN — Musim kemarau berkepanjangan mengancam petani di sebagain wilayah di Banten gagal panen. Kekhawatiran tersebut diungkapkan oleh petani-petani yang sawahnya mulai mengalami kekeringan.
Ady Sumarna, salah satu tim respon Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa pada musibah kekeringan Banten menyebutkan banyak warga di sebagian daerah di Pandeglang, mengungkapkan rasa kekhawatiran akan sawahnya yang berpotensi mengalami gagal panen. Selain itu, kurangnya respon cepat dari pemerintah setempat menambah kekhawatiran warga. Beruntung akhir pekan lalu, melalui tim DMC, Dompet Dhuafa melakukan distribusi air bersih selama 4 hari (30/8-2/9/2019) kepada 1.058 Kepala Keluarga atau sekitar 3.954 jiwa di 6 titik lokasi kekeringan.
Kendati demikian, pasokan air yang diangkut oleh 9 tangki tersebut, atau sekitar 38.000 liter air bersih, belum mampu mencukupi kebutuhan para warga sepenuhnya. Ady memastikan masih akan dilakukan kembali bantuan berikutnya. Menurut hasil assessment tim DMC, perlu diadakannya pembuatan sumur bor dan penampungan air di salah satu lokasi, tepatnya Desa Pasir Sedang, Kecamatan Picung.
“Repon selanjutnya nanti mudah-mudahan bisa segera terlaksana. Kami akan membuat sumur bor dan penampungan air di Desa Pasir Sedang Kecamatan Picung. Untuk kepemilikan tanah dan RAB-nya sudah kami siapkan,” terang Ady.
Selain pembuatan sumur bor, tim DMC juga akan menyupor mesin ‘Alkon’ untuk membantu masyarakat Pandeglang, khususnya kalangan petani. Demikian dikarenakan keadaan lahan sawah mulai banyak yang mengering. Sehingga sangat berpotensi gagal panen jika tidak segera diairi. (Dompet Dhuafa/Muthohar)