SULAWESI SELATAN — Pada Rabu (28/6/2023) sore, Tim Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa tiba di Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) untuk mengantarkan seekor sapi kurban dari donatur Dompet Dhuafa. Tak disangka, kondisi hari itu memaksa tim untuk berangkat di malam hari dengan penerangan yang terbatas. Hal ini dilakukan agar keesokan harinya warga Desa Bung, Pangkep dapat merasakan nikmat dan berkah dari hewan kurban tersebut.
Perjalanan ditempuh dalam waktu 2,5 jam. Tim THK Dompet Dhuafa harus menapaki jalan berbatu dan mendaki. Sapi kurban pun ditarik menuju trek bebatuan dan menanjak. Selain itu, di tengah perjalanan mobil yang ditumpangi oleh tim pun terpaksa berhenti. Sebab, kondisi jalan licin karena diguyur air hujan. Meski rintangan tak sedikit, namun berkat bantuan warga setempat, akhirnya sapi pun tiba dengan selamat.
Super Volunteer Dompet Dhuafa, Aliah L Sayuti dan Tim Dompet Dhuafa Sulsel turut ikut dalam perjalanan malam itu. Setibanya di Desa Buung, Tim Dompet Dhuafa disambut oleh Muhammad Arif selaku Ketua RW setempat. Arif mengatakan bahwa warga Desa Bung pun kesulitan untuk mengakses jalan ke luar desa, sebab mereka harus melewati jalan bebatuan yang tak beraspal. Jika warga tidak memiliki motor, maka mereka harus berjalan kaki sejauh 6 km untuk pergi ke pasar.
Baca juga: Meski Kesulitan Mengunyah, Mariyem Bersukacita dan Ingin Rasakan Daging Kurban Dompet Dhuafa
Keesokan harinya, Kamis (29/6/2023) pagi, sejuk tanah Buung makin terasa kala lantunan takbir dari Masjid Raodah menggema, seolah memanggil para jemaah untuk melaksanakan Salat Id. Usai salat, proses penyembelihan dan pendistribusian herwan kurban pun dilaksanakan dengan dipimpin juragan sembelih.
Daging kurban dibagi rata ke 53 rumah di Desa Buung yang terdiri dari 78 kepala keluarga (KK). Masyarakat pun tampak senang dengan hadirnya Program Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa di Desa Buung. Bahkan, Bu Sahroh datang jauh-jauh dari atas gunung, ia turun ke titik kurban demi mendapatkan daging sapi.
Aliah L Sayuti sebagai Super Volunteer Dompet Dhuafa juga ikut mendistribusikanan daging kurban ke rumah-rumah warga yang membutuhkan. Salah satunya daging kurban diberikan kepada Bu Muliyani (50).
“Desa Buung jarang sekali menerima daging kurban, baru dari Dompet Dhuafa kami bisa makan daging,” tutur Muliyani.
Baca juga: Sambut Baik Program THK Dompet Dhuafa, Masyarakat Tulung Agung Senang Bisa Rasakan Daging Kurban
Bu Muliyani dan suami hidup serba kesulitan. Hidup mereka bergantung pada profesi yang dijalani, yakni sebagai petani. Tak jarang mereka mengalami gagal panen akibat kekurangan air. Akhirnya mereka mencari akal untuk bertani jagung dan kacang tanah agar bisa ditanam saat musim kemarau.
Menurut Syahril Ramli selaku PIC THK Dompet Dhuafa Sulsel, Desa Pangkep memang kesulitan secara akses jalan dan hanya menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian. Dengan begitu, desa ini dirasa pantas untuk menerima hewan kurban pada THK tahun 2023.
Selain Kabupaten Pengkap, masih ada 24 titik di 9 kabupaten dan kota lainnya yang menerima manfaat Tebar Hewan Kurban (THK) yang meliputi wilayah pelosok, terpencil, marjinal, dan rentan gizi buruk. Hingga Kamis (29/6/2023), total hewan kurban berjumlah 164 setara doka akan didistribusikan.
Baca juga: Pastikan Sesuai Pesanan, DD Farm Lampung Terus Kontrol Hewan Kurban Hingga Jelang Takbiran
Rencananya tim akan menuju titik kedua di pulau Sakuala, Pangkep, Sulawesi Selatan. Titik dicapai dengan menaiki perahu dengan waktu tempuh sekitar 45 menit dari daratan. Untuk itu, mohon doa dari Sahabat Baik semua agar Tim Dompet Dhuafa dapat mencapai titik tersebut dan mendistribusikan hewan kurban ke warga Sakuala. (Dompet Dhuafa/Fitin/Ronna)