JAKARTA — Saat sebagian Masyarakat Indonesia masih dalam suasana suka-cita hari kemenangan Idulfitri 1440 H dan berkumpul dengan saudara di kampung halaman. Namun sangat berbeda dengan kondisi sebagian masyarakat Sulawesi dan Kalimantan yang merayakan hari kemenangan dengan terjangan banjir yang merendam pemukiman warga. Intensitas curah hujan yang mengguyur beberapa wilayah di Sulawesi dan Kalimantan, telah merendam sejumlah wilayah di kawasan tersebut. Terutama di Kabupaten Konawe Utara, hujan dengan intensitas tinggi sejak Sabtu (1/6/2019) hingga Minggu (9/6/2019), mengakibatkan banjir dan merendam kawasan tersebut. Sehingga mengakibatkan sekitar 1.000 rumah terendam banjir dan ribuan orang mengungsi, sejak Jumat (7/6).
“Begitu mendengar kabar tersebut, Dompet Dhuafa merespon dengan cepat untuk menangani masyarakat terdampak banjir. Kami telah menurunkan tim respon untuk membantu masyarakat yang terkena banjir, baik di Konawe maupun Samarinda. Untuk respon pertama, sementara ini selain evakuasi korban hingga assement wilayah terdampak. Di Samarinda Dompet Dhuafa mendirikan dapur umum yang terletak di Jl. S. Parman, Samarinda. Hingga kini sudah 500 penerima manfaat yang terbantu. Selain itu, Dompet Dhuafa melalui Tim Disaster Management Center (DMC) mendirikan pos sehat hingga distribusi bantuan menuju Konawe dan Samarinda, sebagai respon tanggap bencana,” ucap drg Imam Rulyawan MARS., selaku Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi, melalui pesan singkat pada Senin (10/6/2019).
Data resmi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konawe Utara mengungkapkan, hingga selasa (11/6/2019), sebanyak 4.089 orang mengungsi. Jumlah tersebut terdiri dari 1.054 kepala keluarga yang bermukim di enam kecamatan. Sebanyak 58 rumah warga hanyut terseret arus dan 4.089 orang mengungsi. Banjir terjadi akibat luapan sungai Lasolo dan rendahnya beberapa lokasi pemukiman warga di enam kecamatan yakni Kecamatan Andowia, Asera, Oheo, Langgikima, Landawe dan Wiwirano. Akibat banjir tersebut, 28 desa diperkirakan terisolir. Karena akses jalan dan jembatan di sejumlah desa terputus.
Situasi yang tidak berbeda jauh juga melanda wilayah Samarinda, Kalimantan Timur, akibat naiknya ketinggian debit air, mengakibatkan meluapnya Sungai Mahakam dan Sungai karang Mumus. Ribuan rumah di kawasan tersebut terdampak banjir hingga ketinggian sekitar 2 meter. Pemkot Samarinda melansir tidak kurang 10.300 jiwa terdampak banjir. Saat ini, status darurat banjir ditetapkan hingga sepekan ke depan.
Banjir semakin meluas dan menggenangi pemukiman warga di kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu. Tidak kurang 10.000 jiwa terdampak banjir. Selain permukiman dan rumah ibadah, banjir juga merendam fasilitas umum serta perkantoran di Jalan PM Noor. Di Gunung Lingai, 1.200 Kepala Keluarga atau sekitar 6.000 jiwa terdampak banjir. Baik manula, balita, bayi, dievakuasi menggunakan perahu. Kondisi yang sama juga merendam pemukiman di wilayah Bengkuriang, Kecamatan Samarinda Utara, dan Gunung Lingai, serta Temindung Permai, Kecamatan Sungai Pinang.
Hingga berita ini diturunkan, masih banyak kebutuhan dasar dan mendesak belum terpenuhi bagi masyarakat terdampak banjir Samarinda dan Konawe. Mari bersama, gaungkan semangat #JanganTakutBerbagi untuk membantu saudara sesama terdampak banjir bersama Dompet Dhuafa. Anda dapat menyalurkan bantuan melalui rekening 101.000.647.5733 (Mandiri), 340.350.666.5 (BNI Syariah), dan 237.304.7171 (BCA). Seberapa pun kebaikan yang Anda gulirkan, akan sangat membantu kondisi saudara kita di Konawe dan Samarinda. (Dompet Dhuafa/Taufan YN)