Terus Layani Pengantaran Jenazah Dhuafa

JAKARTA — Tidak ada satupun insan yang mengetahui kapan ajalnya menjemput. Tidak ada juga yang dapat kita persiapkan selain amalan terbaik. Saat ajal menjemput, tidak ada lagi yang bisa kita lakukan, saat itu kita hanya dapat mengandalkan orang-orang sekitar untuk melayani kita. Hari itu 21 Februari 2017, sejak pagi tim Barzah Dompet Dhuafa sudah bergerak melayani jiwa-jiwa yang dipanggil oleh Allah SWT. Menerjang guyuran hujan lebat dan banjir di sebagian besar jalur lalu lintas Jabodetabek, tim tidak patah semangat. Tiga armada Barzah dikerahkan mengantarkan jiwa-jiwa yang pergi dengan tenang tersebut ke kampung halaman masing-masing.

Mereka yang diantar oleh tim Barzah adalah yang tidak mampu untuk menyewa jasa ambulans. Seperti halnya Alm. Rail Bin Tiwan (85), meninggal di kontrakannya yang hanya berukuran 3×6 Meter di Jalan Kemanggisan RT 06/RW012 Gang Keluarga, Kelurahan Palmerah, Jakarta Barat. Almarhum meninggal dunia karena sakit komplikasi tepat pukul 08.30 WIB. Ia berasal dari Tegal, Jawa Tengah. Mengingat akan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk ambulans membawanya ke Tegal, keluarga pun akhirnya meminta pertolongan kepada tim Barzah Dompet Dhuafa. Sekitar pukul 12.30 siang itu, akhirnya jenazah dibawa ke Tegal dan dimakamkan pukul 17.20.

Cerita lain datang dari Alm. Nurkholis (56). Almarhum meniggal dunia di RS Persahabatan Jakarta Timur, tepat pukul 13.30 WIB, karena sakit darah tinggi. Sama halnya dengan Rail, keluarga Nurkholis pun tak mampu untuk membayar biaya ambulans untuk memakamkannya di Jepara, Jawa Tengah. Bagaimana tidak, almarhum hanyalah seorang buruh kuli di pabrik kayu triplek dengan tanggungan seorang istri dan dua orang anak yang masih usia sekolah. Pukul 15.00 WIB, tim Barzah Dompet Dhuafa tiba di RS Persahabatan dan membawa jenazah ke Desa Bangsri, Kabupaten Jepara.

Jenazah lainnya yang diantar oleh tim Barzah Dompet Dhuafa hari itu adalah Agus Arifin (20), yang meninggal di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa, karena kecelakaan motor. Sama halnya dengan dua cerita sebelumnya, keluarga Agus Arifin yang hanya pedagang di pasar pun tidak mampu untuk membayar ambulans, untuk membawa jenazah anak mereka ke Majalengka, Jawa Barat.

Hari itu, disela-sela duka yang mendalam, para keluarga turut pula mengucap syukur dengan bantuan yang mereka terima dari tim Barzah Dompet Dhuafa. Karena kenyataan memang pahit bahwa kini, masih banyak orang yang hingga ajal menjemputnya masih harus kesulitan. Bahkan hanya untuk urusan mengantar ke liang lahat. (Dompet Dhuafa/Dea)