GROBOGAN, JAWA TENGAH — Terik matahari dan pusaran debu musim kemarau membawa Tim Dompet Dhuafa bertemu dengan Sarmini (29). Ia adalah penerima manfaat Tebar Hewan Kurban (THK) 1444 H di Dusun Kedung Dal, Desa Patas, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Sebagai seorang ibu rumah tangga (IRT), sehari-hari ia menjaga dan merawat putrinya yang bernama Suci (9). Suci adalah Anak Berkebutuhan Khusus. Sementara itu, suami Sarmini bekerja sebagai petani jagung yang pendapatannya tergantung dengan hasil panen. Baik dari banyaknya jagung atau ukuran jagung yang tumbuh.
“Kalau jagungnya subur dan besar-besar ya bisalah dapat berapa kuintal gitu, Kak. Namanya rejeki ya Kak, kadang ada, kadang susah,” tutur Sarmini.
Selain sebagai sarana ibadah, Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa juga bertujuan untuk meningkatkan nilai gizi di daerah-daerah yang dihuni oleh masyarakat dengan tingkat ekonomi yang kurang. Berdasarkan data yang diolah IDEAS dari BPS, Dompet Dhuafa pun memilih Kabupaten Grobogan menjadi daerah distribusi kurban terpilih tahun ini. Sebab, wilayah ini memiliki rerata konsumsi daging hanya 0,153 kg/kapita/tahun.
Wilayah Dusun Kedung Dal yang berada di pelosok Grobogan dan berbatasan dengan Boyolali juga menjadi perhatian, karena sulitnya akses kesehatan yang masuk ke dusun tersebut. Di sisi lain, ancaman stunting dan gizi buruk juga amat nyata di lingkungan ini.
Hal inilah yang kini dirasakan oleh Sarmini. Selain berkebutuhan khusus, Suci juga didiagnosa dokter mengalami kekurangan gizi saat berobat di pusat kota. Suci, sebetulnya sangat perlu mendapatkan perhatian dan penanganan lebih dalam proses tumbuh kembangnya.
“Suci dulunya kekurangan gizi, terus memang ada posyandu di RT sebulan sekali, cuma ya ndak ada perawatan gizi yang bagaimana. Padahal dia sudah kurang gizi, dan dokter juga bilang kebutuhan susunya harus sesuai, jadi ya kami sendiri yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan dia,” terang Sarmini pada Kamis (29/6/2023).
Di tengah kondisinya itu, Sarmini tetap berupaya memberikan yang terbaik. Ia menyekolahkan Suci di Sekolah Luar Biasa (SLB) yang membutuhkan waktu 1,5 jam untuk ditempuh dari rumahnya. “Kalau nggak disekolahin, kasihan Kak. Ya, yang penting kita usaha sebagai orang tua,” imbuh Sarmini.
Melalui Tebar Hewan Kurban (THK) 1444 H, ini menjadi sebuah upaya Dompet Dhuafa dalam peningkatan nilai gizi di daerah-daerah terdalam. Langkah ini, semoga bisa membantu Sarmini untuk memenuhi gizi putrinya, dengan konsumsi daging di hari raya.
Baca juga: Meski Kesulitan Mengunyah, Mariyem Bersukacita dan Ingin Rasakan Daging Kurban Dompet Dhuafa
Kepada Sarmini, Tim Dompet Dhuafa juga menjelaskan bahwa daging yang diberikan kepadanya tepat di Hari Raya Kurban itu merupakan titipan Karyawan MTT Telkomsel yang mengamanatkan kurbannya ke Dompet Dhuafa.
“Saya banyak terima kasih Kak, jarang banget ada yang ngasih-ngasih kayak gini (daging kurban) di desa ini. Baru setelah ada pak Nur Cholis (Dai Pemberdaya Cordofa wilayah setempat) di sini. Jadi dari tahun lalu ada hewan kurban yang dibagikan. Sebelum itu ndak ada, kalaupun ada cuma satu kambing dan itu sampai sini wes ndak kebagian,” ucap Sarmini penuh syukur. (Dompet Dhuafa/Awalia Ramadhani)