MALAKA, NUSA TENGGARA TIMUR — Berangkat sejak Jum’at (8/7/2022), tim Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa bergerak dari Kota Kupang menuju Kabupaten Malaka yang ditempuh selama 9 jam perjalanan darat. Disana, tim THK di Nusa Tenggar Timur (NTT), melaksanakan Hari Iduladha 1443 Hijriah serta penyembelihan dan distribusi daging kurban di Kampung Trans Metamauk, Desa Alas Selatan, Kec. Atambua. Merupakan kampung mualaf di perbatasan Indonesia-Timor Leste.
Perjalanan tersebut tidak mudah dikarenakan keadaan jalan yang terjal, curam, cuaca yang tidak menentu dan minim penerangan pada malam hari. Sesampainya disana, tim THK Dompet Dhuafa disambut hangat oleh warga dan Ustadz Ma’ruf selaku salah satu Pendamping Program dan Tokoh Muslim Lokal Desa Alas Selatan, meskipun waktu telah menunjukkan pukul 02.00 WITA.
Gema takbir terus berkumandang. Pagi itu, Minggu (10/7/2022), tim THK Dompet Dhuafa melaksanakan sholat Ied bersama warga dan warga rantauan yang ditempat tugaskan di perbatasan. Terasa suasana hangat kekeluargaan dan keramah tamahan Desa Alas Selatan. Ironisnya, sholat Ied ini kami laksanakan di Musholla yang seadanya.
“Sebagai perjuangan dakwah di Desa Alas Selatan, Ustads Ma’ruf menyisihkan sebagian tempat tinggalnya untuk diwakafkan sebagai Mushola setempat, Sebab, Masjid terdekat jaraknya sekitar 20 km. Disana ada 12 kampung dengan 300 KK, diantaranya 19 KK masyarakat Muslim,” ungkap Larasati salah satu tim THK Dompet Dhuafa di NTT.
Baca Juga: https://www.dompetdhuafa.org/kurban-satukan-geliat-dakwah-dan-toleransi-beragama-di-perbatasan-ntt/
Penyembelihan dan pendistribusian hewan kurban di lakukan selama 2 (dua) hari dengan jumlah hewan kurban sejumlah 5 (lima) ekor sapi. Tebar Hewan Kurban di Kampung Trans Metamauk, Desa Alas Selatan, sangat memberi kesan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat disana. Mereka berharap kehangatan ini tetap terus ada agar masyarakat bisa merasakan daging kurban dan bisa menjadi wadah perjuangan dalam mensyiarkan agama Islam.
“Hadirnya kurban ini menjadi penguat toleransi antar sesama bagi kami disini. Termasuk jarang kami makan daging kecuali hari-hari besar saja. Biasanya ya, makan pisang rebus. Saya bersyukur menjadi Mualaf, karena memang umat Muslim disini juga peduli dengan sesama,” aku salah satu Penerima Manfaat, Muhamad ridwan. (Dompet Dhuafa / Larasati / Nirwana / Ayu / Dhika)