SENTANI — Banjir yang melanda distrik Sentani, Kabupten Jayapura, masih belum berakhir. Kabar terbaru, setidaknya terdapat 89 orang dinyatakan meninggal akibat bencana tersebut. Korban yang masih dalam status hilang terhitung 74 orang. Oleh karena itu, tim gabungan Dompet Dhuafa bersama BNPB, TNI dan Polri terus melanjutkan proses evkuasi.
Seperti yang sudah diketahui, banjir bandang melanda Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura pada Sabtu (16/3/2019), memporak-porandakan kawasan tersebut. Curah hujan tinggi membuat debit air naik dan menghantam pemukiman warga yang berada di kawasan bawah. Selain itu, luapan Danau Sentani juga menambah parahnya banjir.
Selain korban jiwa, tercatat ada 159 orang terluka, 6.831 orang mengungsi, dan 11.725 keluarga terdampak. Banjir juga mengakibatkan kerugian material yang tidak kalah besar. Setidaknya ada 350 unit rumah, 8 unit sekolah, 3 jembatan mengalami kerusakan berat.
Dompet Dhuafa yang terjun sejak hari pertama telah mendirikan Pos Tanggap Darurat di Kantor Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa cabang Papua Jl. Raya Abepantai, Tanah Hitam, Kelurahan Asano, Abepura, Jayapura. Berbagai intervensi sudah dilakukan oleh tim Dompet Dhuafa. Tim evakuasi gabungan ikut mencari korban hilang. Tim medis juga telah diterjunkan mulai hari pertama. Bukan hanya memonitoring kesehatan para pengungsi, tim LKC Papua juga memberikan psychological healing untuk mencegah strees kepada para korban.
Kebutuhan seperti hygene kit dan obat-obatan sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi penyakit yang mengancam para pengungsi. Selain itu, kebutuhan dasar seperti makanan, selimut dan air bersih sangat dibutuhkan oleh para pengungsi. Mengingat bahwa kondisi lapangan masih belum mendukung warga untuk kembali ke rumah ataupun berkegiatan seperti semula. (Dompet Dhuafa/Zul)