Kawasan masjid Tolikara di Papua dan rumah-rumah warga yang mengalami kerusakan. (Foto:Dompet Dhuafa)
Masih terukir jelas dalam ingatan kita, bagaimana umat muslim di Tolikara, Papua, tepat di Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1436 H, mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan berupa penyerangan dan pengerusakan rumah, kios, bahkan rumah ibadah pun tak luput dari provokasi amuk massa. Tragedi tersebut terjadi, ketika umat muslim di Tolikara tengah khusyuk menjalani ibadah Sholat Id.
Hari kemenangan yang awalnya bersambut dengan penuh suka cita, berubah seketika dengan tangisan pilu umat muslim di Tolikara. Mereka tidak tidak lagi merasa aman, nyaman, dan tentram dalam beribadah. Saudara-saudara muslim di Tanah Papua tersebut kini hanya bisa pasrah, berharap ada uluran tangan dari para dermawan untuk kembali merajut kebahagiaan atas tragedi yang menimpa mereka.
Sebagai lembaga zakat yang bergerak lebih dari 2 dekade dalam bidang kemanusiaan, Dompet Dhuafa pun berupaya terlibat langsung, mengembalikan senyum-senyum kebahagiaan muslim di Tolikara. Dengan menerjunkan salah seorang relawan, Dompet Dhuafa bergerak melakukan assessment kebutuhan mendesak yang diperlukan.
Imam Alfaruq, Relawan Dompet Dhuafa yang bertugas di Tolikara pun menceritakan perjalanan panjangnya bersama relawan lain dalam menunaikan misi kemanusiaan tersebut. Tiba di Tolikara pukul 10 WIT dengan pesawat kecil kapasitas 6 orang, kami segera berjumpa dengan Ustad Ali Muktar, Imam Masjid Baitul Muttaqin, Masjid yang terkena dampak pembakaran hasil penyerangan ratusan massa Jumat lalu yang bertepatan dengan Pelaksanaan Sholat Idul Fitri 1436 H.
Informasi yang kami dapat dari Ustad Ali, Sholat Idul Fitri sendiri sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun 1945. Tidak ada pengeras suara yang mengganggu masyarakat setempat saat beribadah. Bisa dibuktikan dengan Sholat Ied yang telah dilakukan puluhan tahun pada lokasi yang sama dan tidak terjadi apa-apa.
Warga yang tempat tinggalnya terbakar, saat ini berada di pengungsian. Tercatat, 243 jiwa berada di pengungsian, dan di antaranya 100 adalah balita. Jumlah pengungsi yang banyak mengakibatkan bahan makanan menipis .
Diakui, kebutuhan hingga 3 hari ke depan pun dinilai kurang. Untuk layanan kesehatan sendiri sudah diakomodir oleh Puskesmas setempat. Meskipun kelengkapan obat-obatan dan tenaga medis masih dinilai kurang.
Ke depan, Dompet Dhuafa dan Forum Zakat menginisiasi pembangunan kembali masjid yang terbakar. Di atas lahan 40 x 15 meter, diperkirakan kebutuhan dana mencapai Rp 15 Milyar. Belum lagi, kebutuhan dasar makanan dan obat-obatan yang sangat mendesak di pengungsian.
Mari, bersama mudahkan kesulitan saudara-saudara kita di Tanah Papua. Untuk Dukungan Program Rehabilitasi Masjid Tolikara, Salurkan melalui Nomor Rekening Atas Nama Yayasan Dompet Dhuafa Republika:
Bank Syariah Mandiri 7030.579.946
Bank Muamalat 340.0000.482
BCA 237.7878.783
Konfirmasikan dengan keterangan #CintaPapua
Donasi online melalui bit.Iy/CintaPapua