Upgrade Skill Para Tuna Netra

TANGERANG SELATAN — Sebanyak 30 tuna netra mengikuti pelatihan teknik pijat di Aula Yayasan Raudlatul Makfufin Tangerang Selatan, Banten, Jumat hingga Minggu (12-14/5). Pelatihan ini terselenggara berkat kerjasama antara LAZNAS karyawan muslim Chevron dengan Dompet Dhuafa.

Selama tiga hari, peserta diberikan teknik-teknik dasar memijat sport massage dari mulai kaki, badan, tangan, hingga kepala. Dipilihnya sport massage, karena teknik ini yang paling banyak dibutuhkan masyarakat dan lebih mudah dipahami serta dipraktekan oleh para penyandang tuna netra. Bukan hanya sekedar pelatihan saja, para peserta juga diberikan bantuan fasilitas pendukung pijat seperti ranjang pijat, cream masaage, dan lainya. Tak berhenti sampai di situ saja pembinaan dan pendampingan untuk peserta. Karena juga diselenggarakan pemantauan perkembangan usaha pijat para peserta.

Sebelum penyerahan ranjang pijat, ketua LAZNAS Chevron, Dennis, mengungkapkan, “LAZNAS Chevron adalah lembaga zakat nasional yang mengumpulkan dana zakat pegawai Chevron. LAZNAS Chevron ini murni dana dari pegawai yang disalurkan ke kami. Kita mempunyai dua program untuk dana yang sifatnya konsumtif dan produktif. Program pelatihan pijat ini kita masukan ke kategori produktif, tentu dengan harapan kedepannya, skill yang didapat dari pelatihan, berguna untuk kehidupan para peserta. Kedepannya kita harapkan akan ada kerjasama lanjutan dari Dompet Dhuafa dan yayasan untuk meningkatkan taraf hidup para tuna netra”.

Senada dengan ungkapan Ketua LAZNAS Chevron, di kesemptan yang sama, Manager Resource and Mobolization, Sulis Tiqamah menuturkan, “Ini merupakan kerjasama kita kesekian kalinya dengan LAZNAS Chevron, kami sangat berharap keterampilan yang didapat dari program ini dapat diaplikasikan di kehidupan sehari-hari, dan peserta menjadi pemijat-pemijat profesional. Sehingga dapat dipergunakan untuk mencari nafkah”.

Ahmad Jhoni, pelatih pijat menambahkan, “Para tuna netra mendapatkan materi tentang sports massage. Sports massage adalah pijat yang dulu dipakai dalam dunia olahraga. Biasanya untuk memijat para atlet agar rileks, dan melancarkan peredaran darah. Sehingga kinerja anggota tubuh kembali membaik. Sports massage itu sebenarnya populer dalam dunia olahraga. Biasanya hanya beberapa bagian anggota tubuh saja yang dipijat. Tergantung anggota tubuh yang cedera, kalo cedera kaki ya kaki aja yang dipijat. Di sini semua peserta diajarkan bagaimana menggunakan teknik sports massage dari mulai kaki, badan, tangan, hingga kepala secara menyeluruh”.

Ketua Yayasan Raudlatul Makfufin, Budi Santoso, mengaku senang mendapatkan teknik pelatihan pijat sports massage dan sangat mengapresiasi, serta berterimakasih atas terselenggaranya pelatihan ini. Ia berharap dengan pelatihan ini, dapat meningkatkan kemampuan para tuna netra. Mengingat selama ini mereka belum mengetahui tentang dunia pijat memijat. Apalagi peserta diberikan perlengkapan dan peralatan pijat. Harapannya mereka dapat mandiri dan diberikan pembinaan selama enam bulan ke depan. “Mereka memang belum punya skill pijat. Karena sebagian besar berprofesi sebagai tukang kerupuk awalnya,” jelas Makfufin. (Dompet Dhuafa/Mustaki LPM)