JAKARTA — Guna mencetak para pengusaha muda berjiwa filantropi, Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) menggagas kegiatan Volunesia Bootcamp 2022. Kegiatan ini terdiri dari banyak rangkaian kegiatan yang telah berlangsung sejak bulan Maret 2022 bagi para anggota DDV se-Indonesia. Sejak 6 (enam) bulan yang lalu, sebanyak 22 projek sosial di berbagai daerah telah diikutkan dan tersaring 11 projek dari 9 provinsi di Indonesia. Sebelas finalis tersebut saling beradu gagasan untuk menjadi yang terbaik di depan tim Dompet Dhuafa Pusat, pada Spekta Volunesia 2022, Sabtu (17/9/2022), di Gedung Philanthropy, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Volunesia merupakan gabungan dari kata volunteer dan amnesia. Artinya, Dompet Dhuafa mengingatkan kembali kepada para volunteer bahwa di samping mereka berupaya mengubah diri sendiri, sejatinya juga sedang mengubah dunia. Selama agenda berlangsung, para peserta diajak untuk belajar lebih banyak tata mengelola sebuah social project yang sustainable. Beberapa di antaranya pengelolaan relawan, cara crowdfunding, menjalin relasi, hingga bagaimana menjadi inspirasi bagi gerakan kebaikan lainnya.
Senior Officer Community & Volunteerism DDV Maya Nuraini mengatakan, pada Spekta Volunesia 2022 yang berlangsung selama 3 hari (16-18 September 2022) ini, Dompet Dhuafa berharap dapat melahirkan para relawan-relawan muda dengan ide-ide maupun gagasan projek terbaik. Tentunya, projek juga harus bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
“Dengan memanfaatkan teknologi digital mereka telah berhasil menjalankan projek yang mereka gagas. Saat ini, waktunya mereka mempresentasikan projek mereka untuk bersaing menjadi yang terbaik. Kami harap upaya ini dapat membawa perubahan bagi sistem masyarakat yang saat ini masih ‘mandek’ bahkan kurangnya pendampingan di tengah masyarakat,” ujarnya.
Kepada para peserta, Maya mengatakan, meski Volunesia Bootcamp telah selesai, namun ia berharap para peserta terus mengembangkan projeknya masing-masing dan menjadi influencer bagi yang lain. Tagar #SatuHariSatuKebaikan menurutnya selaras dengan hadis Nabi yang berbunyi “Sampaikanlah walaupun hanya satu ayat”. Artinya DDV mengajak untuk selalu berbuat baik setiap hari, meskipun hanya satu kebaikan. Karena sesungguhnya manusia tidak pernah tau besar kecilnya kebaikan yang dilakukan.
GM Advokasi & Aliansi Strategis Arif R Haryono turut mengatakan, “Volunesia Bootcamp dapat melahirkan local champion dalam gerakan kebaikan. Para local champion ini penggagas social projects dari berbagai isu mulai dari lingkungan, mental health, dakwah, hingga pendidikan. Dompet Dhuafa hari ini mengelola kemiskinan tidak hanya cukup dengan memberikan bantuan secara langsung, melainkan harus dilakukan pengembangan format bantuan dengan skema program yang bisa berdampak jangka panjang oleh para anak muda.”
Menurutnya, filantropi bukan lagi sekedar memberi, namun ikut menggandeng mereka yang sulit berdiri. Demikianlah tujuan filantropreneur. Dalam implementasinya, filantropreneur bergerak dalam dua pendekatan yang tidak bisa dipisahkan. Pendekatan ini adalah filantropi, di mana ini menjadi basis nilai gerakan. Tujuannya ialah untuk membukakan akses bagi si miskin agar bergerak lebih leluasa dalam mengaktualisasi diri. Dengan begitu, mereka dapat lebih siap untuk memerangi kemiskinannya sendiri.
Pada agenda Volunesia Bootcamp 2022, para peserta yang merupakan kalangan pelajar dan mahasiswa mendapat kesempatan untuk ikut dalam program campaign.com, zero waste, hingga berkunjung ke Lembaga Pengembang Insani Dompet Dhuafa. Para peserta diharapkan mampu membangun ide-ide kreatif dan terus berinovasi dalam mewujudkan social marketing. Dengan hal ini, masing-masing dapat membangun kredibilitas brand-nya yang sudah dibangun, baik community branding maupun personal branding.
Dari kesebelas finalis yang telah mempresentasikan hasil implementasi projeknya masing-masing, terpilihlah 2 (dua) projek terbaik. Dua projek ini yang mendapatkan dana implementasi lanjutan dengan total senilai Rp15.000.000,- (lima belas juta rupiah). Ada 5 (lima) hal yang menjadi kriteria penilaian, yaitu projek harus sustainable, impacting, creative, influencing & inspiring, dan commiting. Yang menjadi penilai pada adu gagasan ini adalah GM Advokasi & Aliansi Strategis Arif R Haryono dan Outreach Manager campaign.com Anugerah Putra.
Yang menjadi pemenang pertama adalah Muh. Ahlun Nasab dengan projeknya yaitu Sekolah Maggot Berdaya yang bisa diakses pada maggolity.id. Projek ini adalah tentang sebuah sistem pengelolaan budidaya maggot di Sulawesi Selatan. Sasaran penerima manfaatnya merupakan mereka yang kesulitan dari segi ekonomi.
Sedangkan yang menempati posisi runner-up, yaitu Oksa Reza Ernanda dengan projeknya yaitu Bertuah. wanita asal Riau itu menjelaskan, Bertuah adalah kegiatan pembinaan kewirausahaan yang ditunjukkan untuk penyandang disabilitas yang dalam hal ini dikhususkan kepada para penyandang tunarungu dan tunawicara melalui rangkaian gerak yang akan kewirausahaan berbasis budidaya tanaman hidroponik.
“Senang sekali rasanya terpilih menjadi yang terbaik. Seperti tujuannya, hadiah atau apresiasi berupa dana ini akan kami gunakan untuk mengembangkan projek maggolity.id supaya lebih luas manfaatnya. Pesan saya kepada teman-teman peserta lainnya, bukan berarti projek maggolity ini yang terbaik. Saya yakin projek yang teman-teman inisiasi tidak kalah bagusnya. Mari kita sama-sama saling mendukung, saling berkolaborasi, dan saling berlomba melakukan yang terbaik,” ucap Ahlun usai acara ditutup. (Dompet Dhuafa / Muthohar)